Malam itu adalah Jumat kira-kira
pukul 23.00, aku diminta tolong untuk menjemputnya di sebuah cafe di salah satu
hotel berbintang 5. Salah satu temannya mengadakan acara pesta ulang tahun.
Karena tidak ada yang bisa menjemput maka aku dimintai tolong. Orang tuanya
sedang pulang kampung dan suaminya sedang dinas di luar negeri. Padahal aku
sendiri juga ada janji berkumpul bersama teman-teman dan menginap.
Aku berpikiran, hanya menjemput dan mengantar pulang saja tidak akan makan waktu lama, apalagi sudah tengah malam, aku masih bisa menyusul teman-temanku yang sedang dugem. Setelah kuparkir mobilku di basement, aku langsung naik eskalator dan menuju lantai 3 tempat cafe itu berada. Dari depan dapat kudengar dentuman suara musik dance yang cepat. Suasana di dalam gelap, hanya ada beberapa penerangan di sudut-sudut ruangan. Aku berkeliling mencari Yenny. Ternyata dia sedang di lantai menari dengan sedikit liar bersama teman-teman wanitanya. Ada beberapa yang seksi dan menarik perhatianku. Tapi tujuan utamaku adalah mengantar Yenny pulang dan bergabung kembali dengan teman-temanku.
Aku berpikiran, hanya menjemput dan mengantar pulang saja tidak akan makan waktu lama, apalagi sudah tengah malam, aku masih bisa menyusul teman-temanku yang sedang dugem. Setelah kuparkir mobilku di basement, aku langsung naik eskalator dan menuju lantai 3 tempat cafe itu berada. Dari depan dapat kudengar dentuman suara musik dance yang cepat. Suasana di dalam gelap, hanya ada beberapa penerangan di sudut-sudut ruangan. Aku berkeliling mencari Yenny. Ternyata dia sedang di lantai menari dengan sedikit liar bersama teman-teman wanitanya. Ada beberapa yang seksi dan menarik perhatianku. Tapi tujuan utamaku adalah mengantar Yenny pulang dan bergabung kembali dengan teman-temanku.
“Yenny!?seruku. Ternyata dia tidak
mendengar karena musik yang dimainkan sangat keras. Kupegang pundaknya, ia pun
menoleh dan langsung mengenaliku.
“Indra..!?sapanya. Aku dapat mencium bau alkohol dari mulutnya, dan dia memang terlihat sangat mabuk.
“Kapan datangnya? Sudah lama??tanyanya sambil bergoyang mengikuti alunan musik.
“Baru sampai, Sudah jam 11 lewat nanti Jimmy marah loh kalo pulangnya kemaleman.?jawabku sambil sedikit berteriak.
“Iya aku tahu.. Sebentar ya..?Yenny meninggalkanku dan berpamitan pada teman-temannya.
“Indra..!?sapanya. Aku dapat mencium bau alkohol dari mulutnya, dan dia memang terlihat sangat mabuk.
“Kapan datangnya? Sudah lama??tanyanya sambil bergoyang mengikuti alunan musik.
“Baru sampai, Sudah jam 11 lewat nanti Jimmy marah loh kalo pulangnya kemaleman.?jawabku sambil sedikit berteriak.
“Iya aku tahu.. Sebentar ya..?Yenny meninggalkanku dan berpamitan pada teman-temannya.
Tidak lama kemudian, Yenny
menghampiriku dan kami pun meninggalkan tempat pesta itu. Setelah berjalan
beberapa langkah, Yenny kehilangan keseimbangannya dan hampir terjatuh. Secara
refleks aku memegang lengan dan pinggangnya.
“Apakah kamu baik-baik
saja??tanyaku.
“Iya.. Tidak apa-apa kok..?jawabnya. Karena takut dia jatuh, maka aku terus memegangi pinggang dan lengannya.
“Iya.. Tidak apa-apa kok..?jawabnya. Karena takut dia jatuh, maka aku terus memegangi pinggang dan lengannya.
Setelah sampai di mobil, langsung
kunyalakan mesin dan kuarahkan ke rumahnya. Tidak sampai lima menit, Yenny
telah tertidur dengan pulas. 15 menit kemudian aku telah sampai di rumahnya.
Aku coba untuk membangunkannya, tetapi tidak bisa. Yenny benar-benar tertidur
lelap sekali. Kubuka tas tangannya dan kuambil kunci rumahnya. Terpaksa aku
menggendongnya ke dalam rumah.
Kubaringkan dia di ranjangnya dan
timbul sebuah ide di dalam kepalaku. Aku telah bersusah payah menggendongnya ke
kamarnya yang terletak di lantai 2, seharusnya aku mendapatkan imbalan yang
setimpal. Imbalan yang kuinginkan tidak lain adalah kepuasan duniawi untuk
penisku.
Aku langsung membongkar lemari
pakaiannya. Tanganku meraba-raba celana dalamnya yang semuanya berukuran mini
dan halus dengan berbagai warna, seleranya memang bagus. Kuambil satu yang
berwarna kulit dan kuhirup dalam-dalam. Tidak tercium aroma dari , tapi cukup
untuk membuatku bergairah.
Aku berpaling ke arah Yenny, dia
masih tertidur. Tiba-tiba saja aku tersentak dan langsung aku kembali
membongkar-bongkar lemari bajunya. Akhirnya aku menemukan apa yang kucari,
namun terdapat juga sedikit rasa kecewa. Dengan tangan yang sedikit bergetar
kuangkat ‘harta karun?itu. Kubuka lipatannya dengan perlahan, terbentanglah sebuah
stocking nylon berwarna kulit yang sheer toe dan lacy top (transparan sampai
ujung kaki dan pengikatnya berupa renda-renda yang seksi).
Penisku langsung bereaksi dengan
kuat. Langsung otakku memerintahkanku untuk masturbasi sambil mengenakan
stocking dan celana dalam Yenny. Sekali lagi kuperhatikan Yenny yang sedang
tidur, kemudian aku masuk ke kamar mandi dan melepaskan semua pakaianku.
Perlahan-lahan kutarik stocking tersebut sampai ke tengah pahaku. Seluruh
tubuhku diselimuti oleh getaran-getaran erotis ketika stockingnya bergesekan
dengan kulitku. Demikian pula ketika celana dalamnya menyelimuti selangkangan,
pantat dan buah zakarku.
Celananya terlalu kecil sehingga
tidak dapat menyelimuti penisku, tapi ini memudahkanku untuk bermasturbasi.
Akan lebih nikmat lagi jika ada sebuah celana dalam lagi untuk membalut
kejantananku, maka aku pun keluar dari kamar mandi dan kuambil sebuah celana
dalam lagi yang berwarna merah muda. Langsung kubalutkan pada penisku. Kukocok
penisku sambil membayangkan bercinta dengan saudaraku. Tanpa sadar aku menoleh
ke arah Yenny dan timbul sebuah pemikiran untuk langsung bersetubuh dengannya.
Namun ada pertentangan di dalam batinku. Akhirnya aku memutuskan untuk
bermasturbasi dengan melihat Yenny dari dekat dan mencoba untuk menyentuhnya
bila memungkinkan.
Aku berlutut di samping ranjang
Yenny. Dia tidur dengan telentang, kuamati dari ujung rambut sampai dengan
ujung kaki. Wajahnya yang cantik dan manis, rambutnya yang sedikit dicat coklat
selalu terbayang-bayang di dalam hatiku. Payudaranya yang tidak terlalu besar
namun padat berisi. Gaun pestanya berwarna hitam terbuat dari sutra yang halus,
hanya ada sebuah tali yang menyimpang dari pundaknya untuk menggantungkan gaun
tersebut.
Gaun sutra itu membungkus tubuhnya
yang langsing dan padat dengan ketat, dan berakhir di atas lututnya. Ditambah
lagi ada belahan di sebelah kanan sampai tengah pahanya hingga menambah
keseksian gaun tersebut dan tentu saja pemakainya. Kakinya padat dan
proporsional di balut oleh stocking hitam yang sangat transparan dan kakinya
memakai sepatu tali (hanya ada 3 buah tali) berwarna hitam yang menggiurkan.
Kutelan ludahku, tidak dapat
kupercaya saudaraku yang sering menjadi fantasi masturbasiku terbaring di
hadapanku, seolah-olah mengundangku untuk menyetubuhinya. Dengan gugup jari
tengah kananku menyentuh pergelangan kaki kanannya. Kuamati wajah Yenny,
ternyata tidak ada reaksi. Kutelusuri tulang keringnya sampai tengah pahanya
dengan jariku. Tidak ada reaksi juga darinya. Kugunakan telapak tanganku dan
kutelusuri kembali sampai ke pergelangan kakinya. Kejantananku berdenyut-denyut
dengan hebat, rasanya aku bisa orgasme dengan hanya mengelus-elus kakinya yang
dilapisi oleh stocking yang halus. Berulang kali aku mengelus-elus kaki kanan
dan kirinya dan sesekali memperhatikan wajah Yenny.
Kusentuh dengan ringan pipinya yang
halus dan kencang, kudekatkan wajahku dengan wajahnya, sampai aku dapat
mendengar nafasnya. Kukecup bibirnya dengan lembut, rasanya sungguh
menghanyutkan. Kukulum dan kujilat bibirnya untuk beberapa saat, kemudian
kukecup dan kujilati dadanya. Payudaranya terasa lembut dan benar-benar pas
dengan pijatan tanganku. Aku hendak mencicipinya namun gaun yang masih ia
kenakan menghalangi, terpaksa kukecup bersama gaunnya yang tipis dan halus.
Aku tidak menyangka Yenny tertidur
begitu lelap hingga tidak dapat merasakan payudaranya sedang kuremas-remas.
Pertama-tama kuremas dengan pelan dan lembut, kemudian remasanku bertambah kuat
dan lebih kuat tetapi tetap lembut, karena aku tidak ingin menyakitinya.
Melihat reaksi Yenny yang tetap tidak terbangun dengan apa yang sedang
kulakukan, memompa gairahku untuk bertindak lebih jauh, bahkan saat ini aku
tidak peduli lagi jika saudaraku yang cantik ini terbangun.
Aku beralih ke jar-jari kakinya. Kutempelkan
hidungku pada jari kakinya yang mungil yang masih terbungkus manis oleh
stocking dan sepatu talinya. Kuhirup dalam-dalam, aromanya benar-benar membuat
kepalaku melayang, tidak tercium bau kaki yang memuakkan tetapi suatu wangi
yang seksi dan menggetarkan. Kukecup satu persatu semua jari kakinya kemudian
kulahap ke dalam mulutku. Hasratku meledak saat itu juga, kuoral kakinya yang
terbalut stocking hitam yang halus dan lembut.
Baru kali ini aku begitu bernafsu
melakukan french kiss dengan kaki perempuan. Aku tidak mau melakukannya jika
pasangan seksku tidak memakai stocking atau pantyhose. Setelah puas melahap
jari-jari kakinya, aku lanjutkan kecupan dan jilatanku ke pergelangan kakinya,
pelan-pelan naik ke betis dan lututnya. Kugeser roknya sampai ke pertengahan
pahanya. Yenny mengenakan stocking dengan bagian atas yang berenda (lacy top)
dan benar-benar cocok di pahanya yang putih mulus. Tanpa ragu lagi, kujilati
dan kukecup semua bagian pahanya.
Tiba-tiba HP-ku berbunyi. Aku
terkejut dan langsung berlari dan mematikan suara HP tersebut. Ternyata aku
mendapat SMS dari temanku, dan aku baru ingat kalau aku ada janji dengan
mereka. Aku tidak mungkin melewatkan kesempatan yang langka ini, meskipun tabu
tetapi aku tetap ingin menikmatinya. Akhirnya kubatalkan rencanaku dengan
teman-temanku. HP aku matikan, dan aku kembali menghadap Yenny yang tidur
bagaikan patung.
Kukocok sebentar penisku yang
sekeras batu dan kulanjutkan kembali menodai saudaraku. Siapa suruh dia begitu
cantik dan merangsang gairahku. Kuangkat roknya sampai di atas lembah cintanya.
Spontan saja kejantananku bergetar dengan kuat, sekujur tubuhku serasa lumpuh
dengan gairah yang kurasakan. Tidak kusangka ia mengenakan celana dalam G
string berwarna hitam yang sangat kecil. Bagian depannya hanya berupa segitiga
kecil yang berpangkal di tempat bulu pubic tumbuh, hebatnya lagi Yenny mencukur
bulunya sampai bersih.
Kain yang menyentuh bibir tidak
lebih dari 1 cm sehingga terbenam di dalam bibir yang berwarna merah muda
segar. Secara tidak sadar aku melepaskan desahan nafsu dan hasratku. Kusentuh
segitiga kecil yang seksi itu, bahannya benar-benar halus dan lembut. Kutarik
garis lurus ke arah gua cintanya. Bagaikan petir yang menyambar tubuhku,
ternyata terasa basah dan licin. Jari tengah kananku bolak balik menelusuri
garis kenikmatannya. Makin lama makin terasa basah. Madu cintanya pasti
terperangkap di dalam.
Kulebarkan kedua kaki Yenny,
kemudian kuposisikan diriku di tengah-tengah . Kutempelkan hidungku dan kihirup
aromanya dalam-dalam, kepalaku serasa berputar. Aromanya sungguh segar dan
memabukkan. Setelah beberapa kali kuhirup dan kunikmati aromanya, kujulurkan
lidahku dan menyentuh bibir . Lembut, basah dan menakjubkan. Kujilat
pelan-pelan seperti anak kucing menjilati susunya. Kutelan semua madu yang
berhasil dikumpulkan oleh lidahku. Makin lama makin basah, aku pun sudah tidak
sabar lagi, aku ingin meneguk madu cintanya.
Kulahap dan kukeringkan madu yang
berceceran di sekitarnya. Kugunakan jariku untuk menggeser G string-nya. Mulutku
langsung menampung dan menyedot madu yang mengalir dengan deras. Aku terus
menyedot bagaikan vaccuum cleaner. Tak dapat dihindari, suara sedotan pun
terdengar nyaring. Aku tidak melihat lagi bagaimana ekspresi atau keadaan Yenny
karena malam ini aku akan bercinta dengan saudaraku.
Setelah mereda, kukulum bibir . Aku
berhenti sejenak dan memperhatikan bibir yang mekar bagaikan bunga. Kugunakan
kedua jariku untuk membuka pintu kenikmatannya, lidahku langsung menelusuri
sisi dalamnya. Klitoris adalah sasaran utamaku. Kukulum dan lidahku menari
dengan irama sedang. Klitorisnya tak dapat menolak ajakan dansaku dan bergerak
mengikuti iramaku.
Aku dapat merasakan tubuh Yenny
bergetar dan sedikit bergerak. Ini adalah tanda yang bagus. Ia pasti
menikmatinya. Kunaikkan iramaku dan lidahku berdansa dengan liar. Tubuh
saudaraku menggeliat dan otot-otot pinggulnya bergetar. Aku semakin terpacu dan
bernafsu. Kuvariasikan gerakan lidahku dan kadang-kadang kugigit dengan lembut.
Tubuh Yenny semakin tidak terkendali. Kunaikkan pandangan mataku dan kulihat
matanya masih tertutup, mulutnya sedikit terbuka, kepalanya bergerak ke kanan
dan kiri, tangan dan kakinya pun ikut bergerak.
Aku masih ingin menikmatinya lebih
lama, kuarahkan lidahku ke dalam gua kenikmatan duniawinya. Kujulurkan lidahku
sejauh mungkin dan kujelajahi semua bagian dalamnya yang hangat dan lembut.
Cairan hasratnya terus mengalir dan membasahi hidung dan daguku. Yenny sangat
menikmatinya sama seperti aku. Aku jadi ingin bercinta dengannya dalam keadaan
sadar, pasti akan lebih seru lagi. Aku iri sekali dengan suaminya, tetapi malam
ini Yenny adalah milikku.
Aku kembali pada klitorisnya. Tidak
lama, aku mendengar suara desahan halus yang bagaikan musik di telingaku.
Desahannya makin kencang dan cepat, pinggulnya terangkat dan otot-otonya
mengejang, untuk sesaat tidak terdengar desahannya. Setelah beberapa detik
pinggulnya mendarat kembali ke kasur, Yenny kembali mendesah dengan penuh
kenikmatan, otot-ototnya mengejang dan mengendur beberapa kali dan madu
cintanya kembali membanjir keluar. Tidak kusia-siakan sedikitpun madu yang
keluar.
Badannya mulai tenang, tapi kini
giliranku. Kuposisikan tubuhku di atasnya dan bertumpu dengan tanganku. Kukecup
bibirnya yang sedikit terbuka. Dengan sedikit dorongan, kejantananku masuk ke
dalam lembah kenikmatan yang hangat. Badan Yenny sedikit terangkat lalu turun
lagi. Kudorong lagi penisku hingga setengah panjangnya. Yenny kembali
menggeliat, dan mulutnya terbuka lebih lebar dan kepalanya sedikit terangkat.
Kutarik keluar sampai ujung kepala penisku lalu kudorong masuk lagi untuk
beberapa kali, tidak ada hambatan yang terjadi, yang ada hanyalah jalan tol
yang mulus.
Kali ini kudorong masuk semuanya.
terasa kencang dan hangat. Aku tidak berani menimpanya jadi kusangga tubuh
bagian atasku dengan tangan, pinggangku bergerak perlahan-lahan. Aku tidak
berani terlalu cepat dan kencang, tapi aku jadi penasaran minuman beralkohol
apa yang dia minum. Belum pernah aku bersetubuh dengan gerakan selambat ini,
alhasil aku dapat merasakan semua sensasi yang terjadi pada waktu mendorong dan
menarik. Yenny kembali mendesah.
Kuangkat kaki kanannya dan posisi
Yenny bertumpu pada sisi badan sebelah kiri. Kupeluk kakinya yang menggairahkan
dan kaki kiriku berada di depan, seperti posisi berlutut dengan satu kaki.
Kuposisikan kejantananku pada gerbang kenikmatan cintanya dan kudorong masuk
dan kutarik keluar dengan perlahan. Kubelai-belai kakinya yang mulus dan
kupeluk bagaikan guling. Kembali kulahap jari-jari kakinya.
Ini benar-benar menakjubkan,
orgasmeku sudah berada di ambang kenikmatan. Ingin sekali kukeluarkan madu
murniku di dalam gua cintanya. Kukembalikan posisi Yenny sehingga ia tidur
telentang. Kuangkat kedua kakinya membentuk huruf V. Kutarik penisku sampai
hampir keluar dari pintu surga dunianya, kemudian kudorong masuk hingga ke
pangkalnya. Setiap dorongan masuk yang mantap selalu membuat tubuh Yenny
menegang.
Melihat respons yang indah ini,
kupercepat irama percintaanku. Ternyata memang benar, tubuhnya menggeliat dengan
hebat. Suara merdunya kembali terdengar menyanyikan puncak kenikmatan duniawi
yang hanya dapat dicapai dengan orgasme. Tubuhnya bergetar dan berkontraksi
dengan hebat, dapat kurasakan dinding-dinding menegang dengan kuat kemudian
merenggang sebentar dan menegang lagi. Aku pun semakin bernafsu menyetubuhinya.
Orgasme yang melanda Yenny sungguh
hebat, meskipun tidak sadar tetapi organ seksualnya masih bekerja dengan baik.
Satu dorongan, dua dorongan, tiga dorongan, akhirnya tibalah waktuku untuk
menikmati indahnya dunia. Kucabut kejantananku, dan kuposisikan diriku di bawah
dagunya. Tangan kiriku dengan intensif mengocok penisku yang hampir meledak.
Tubuhku bergetar dengan sangat kuat, kesadaranku diambil alih oleh dahsyatnya
orgasme. Kutempelkan ujung penisku pada pipi kirinya, semprotan pertamaku yang
begitu kuat mencapai alisnya. Guncangan tubuhku yang kuat menggeser posisi
penisku ke dagu Yenny. Di sinilah aku menghabiskan empat semprotan terakhir.
Lima gelombang ejakulasi yang panjang, membuat tubuhku melayang.
Setelah tenang, aku memperhatikan
hasil karyaku. Ada sebuah garis putih dari alis kirinya, memanjang ke mata dan
pipinya dan berakhir di dagunya. Dagunya dipenuhi oleh madu cintaku sampai
mengalir sepanjang lehernya. Ada cukup banyak maduku yang mendarat di bibirnya,
aku yakin ada juga yang masuk ke dalam mulutnya. Tiba-tiba Yenny menelannya,
spontan aku terkejut dan menjadi terangsang lagi.
Wajahnya yang cantik berhiaskan madu
putihku membuatnya begitu cantik dan menggairahkan. Aku segera mengambil HP dan
memotretnya dengan kamera HP. Kuhabiskan seluruh memory yang ada untuk
mem-fotonya. Aku berpose dengan penisku di bibirnya, dan juga ketika penisku
memasuki gerbang kenikmatannya. Ini adalah koleksiku yang sangat berharga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar