Cerita ini bermula waktu aku masih
SD kelas 5 dan mulai mengenal yang namanya seks. Itu juga pertama kali dengan
adik sepupuku yang lumayan cakep lah.., ingat aktris sinetron “Dominique
Sandra”, seperti dia cantiknya.
Dia anak pakde ku yang tinggal di
Jawa Tengah namanya .. Retno .. (8 tahun). (Sengaja aku kosongkan nama pertama
dan terakhir, takut ketahuan kakak sepupuku yang lain. Hehehe..). Sedangkan aku
tinggal di daerah Bekasi.
Waktu itu aku masih SD kelas 5 dan
aku minta di sunat seperti kawan-kawan yang lain. Karena ku pikir udah saatnya
aku disunat.
Biasanya seminggu sebelum disunat
banyak keluarga dari bapak dan ibuku datang dan menginap juga sekalian membantu
masak-masaknya. Nah, dari situlah aku mulai mengenal sepupuku. Pertama aku
biasa saja karena kupikir dia masih sepupuku. Tapi kok kayaknya di semakin
genit dan centil di depanku, tidak seperti sepupu cewek yang lain, (“yang
katanya aku ganteng dan gagah dibandingkan cowok yang lain, katanya setelah aku
“berhubungan” dengan dia”). Aku sih biasa saja, karena aku belum paham betul.
Nah..
Puncaknya terjadi ketika malam sebelum aku disunat.
Setelah semua orang tidur terlelap di rumahku, ada juga sih yang main kartu
remi dan gaple, di luaran sambil begadangan dan ronda, yang padahal waktu itu
juga aku pengen ikut begadang, tapi diomelin sama semua katanya, disuruh banyak
istirahat supaya pada waktu di sunat tidak terlalu banyak mengeluarkan darah.
Aku terjaga (mendusin) sekitar jam 01.00 malam karena ingin pipis. Setelah
pipis aku melewati kamar dimana retno serta beberapa sepupu cewek yang lain
termasuk adikku sendiri tidur.
Aku iseng ngeliat karena kebetulan lampunya mati maka
aku jadi bebas. Aku juga ngga tahu tiba-tiba saja seperti ada yang menyuruhku
untuk masuk ke dalam kamar itu. Lalu aku masuk dan kulihat retno tidur dibawah
bersama adikku dan sepupu cewek lainnya menggunakan tikar, dia tidur dengan
posisi yang agak menggairahkan dimana waktu itu dia memakai rok sedangkan kaki
kanannya diangkat keatas sehingga terpampanglah paha mulus seorang anak kecil.
Walaupun lampu mati tapi aku masih dengan jelas melihat paha dan CD-nya
(walaupun remang-remang), karena masih ada lampu dapur yang nyala terang. Lalu
aku lihat semua orang yang ada dikamar. Ah.. udah tidur semua.. iseng aku tidur
dismping dia, karena kebetulan disamping kanannya kosong.. Sialan dia
menurunkan kaki kanannya sehingga pahanya tertutup semua.
Sengaja aku tidak tidur karena diam-diam aku menarik
rok nya sampai kedua pahanya yang mulus terlihat. Dan juga CD yang agak
menggembung sedikit, walaupun belum ditumbuhi bulu. Tiba-tiba aku ngerasa ada
perasaan aneh, dimana titit ku agak membesar, biasanya ini terjadi kalau aku
bangun tidur dan langsung kencing, tapi ini lain. Ketika ku pegang, kok makin
enak.. karena dari kecil aku termasuk anak yang cerdas dan cepat tanggap, maka
dalam hal ini walaupun masih bingung kenapa, aku pun sudah bisa mencerna apa
yang terjadi saat itu.
Lalu akupun bangun dan duduk didepan pahanya, dan
terlihatlah sebuah CD putih dengan agak sedikit menggembung bagian tengahnya,
walaupun belum ada bulunya. Dan juga dadanya yang sedikit menonjol menendakan
bahwa dia agak bongsor. Nekat kudekati Cdnya, dan ku cium. Ah.. biasa saja.
Tititku semakin tegang, dan ku sentuh di bagian tengah Cdnya, hangat.. lalu
perlahan kuturunkan Cdnya, pelan dan sangat hati-hati takut dia terbangun. 1
centi.. lalu aku pura-pura tidur lagi.. melihat tidak ada reaksi kuturunkan
lagi.. Lagi.. Dan lagi.. sampai mata kaki.
Dan.. saat itu pula dia bergerak.. aku gemetar, jantungku
berdetak kencang sekali.. takut kalo dia bangun, teriak dan mengadukan hal ini
pada semuanya. Tapi anehnya. Dia cuma menggeliat dan menaikkan kaki kanannya
kembali tapi tidak penuh karena kaki kanan dan kiri terikat oleh Cdnya yang
masih melingkar di mata kakinya. Melihat itu, aku segera melepas Cdnya dan
berhasil..coy.. Kini didepanku terpampang sebuah pemandangan indah walaupun itu
hanya vag|na anak kecil tapi untuk seumuranku waktu itu membuat titikku semakin
mengencang dan aku pun mengambil kesimpulan bahwa ini toh yang namanya
terangsang, seperti yang aku baca di majalah-majalah Kartini, Femina, dll
kepunyaan ibuku. Aku makin nekat dengan menciumi vaginanya yang mungil..
Ah..masih biasa juga.. tidak ada bau apa-apa. Tapi setelah dipikir-pikir.. nih
enaknya pake senter, ya udah aku ambil senter di kamarku, senter kecil buatan
bokap untuk aku, yang baterry nya cuma satu.
Dan jaman Sekarang pun aku punya tapi beli harganya +-
Rp. 10000, merknya Energizer, udah ada yang jual dimana-mana. Terkadang kalo lagi
bengong sambil ngeliatin senter kecilku, aku jadi tersenyum sendiri.
Setelah senternya kudapat, aku dekati dia lagi.. Masih
dalam posisi yang sama. Kutunggu sebentar sampai semua terlihat aman. Lalu aku
tiduran di sampingnya.. Kuamati wajahnya yang mungil.. busyet dah ternyata gua
punya sepupu cantik buangeet.. Walaupun masih SD tapi tanda-tanda kecantikannya
sudah terlihat. Mungkin karena udah keturunan kali ye.. He he he.. Ge eR dah
Gua..
Wah kayaknya udah lelap banget nih retno, karena hanya
terdengar nafasnya yang teratur dan lembut.. sialan bikin aku makin bernafsu
aja..
Aku bangkit dan langsung kunyalakan senter, beruntung
karena lampunya kecil jadi hanya diameter 3 centi saja, sinarnya. Lumayanlah
untuk menerangi vaginanya retno.. eh.. dia bergerak dan melebarkan kedua
pahanya, pucuk di cinta ulam tiba. Terlihat dengan jelas di kedua mataku,
vaginanya yang masih merah dan ranum. Nekat kupegang dengan tangan kanan
sedangkan kiri masih memegang senter. Kering..?? Aku colek terus aja.. eh..
terdengar nafasnya yang mulai tidak teratur.. Tapi kok mulai basah?? wah
jangan-jangan dia ngompol nih.. tapi
pas aku cium tanganku, ah.. bukan air kencing nih..air apa yak?? terus ku
elus-elus vaginanya, lalu tanpa sadar aku langsung mencium dan menjilatnya..
Mmpphh..asin.. sial.. kok rasanya kayak gini sih?? ah.. peduli amat aku udah
terlanjur terangsang.
Kudengar nafasnya mulai tidak beraturan tapi tidak
berisik.. (unik kan). Lalu ku buka celana ku, karena aku masih kecil jadi belum
pakai CD. Aku ngeliat tititku makin tegang dengan ujungnya yang masih tertutup
oleh kulup. Dan sedikit keluar lend*r.. aku makin heran lend*r apaan nih..ku
jilat.. kok asin juga sih.. Ku coba mencerna semua ini, tapi karena otak normal
ku udah ditutupi oleh nafsu aku jadi tidak bisa berpikir secara teoritis. Yang
ada saat itu hanya perasaan nikmat dan juga nafsu yang menggebu-gebu. Setelah
puas menjilati vag|na retno, yang sepertinya dia menikmati permainanku ini, aku
lalu menurunkan kedua kakinya sampai lurus.
Lalu aku mulai merangkak di atas tubuh nya tanpa
menyentuh tubuhnya sama sekali.
Setelah posisiku pas, aku turunkan tititku sehingga
mendekati vaginanya. Kucoba masukkin, kok ngga mau masuk.. terus ku coba..
lagi..lagi.. ah capek.. susah juga, pikirku. Yah udah aku tiduran lagi disampingnya..
ah mendingan juga megangin vaginanya.. lagi asyik berfikir untuk melanjutkan
aksiku, tiba-tiba dia menggeliat dan posisi tubuhnya miring menghadap diriku
yang waktu itu aku juga sedang asyik menikmati wajahnya yang ayu. Di tambah
lagi dengan kaki kirinya ditekuk ke atas sehingga sepertinya dia sudah pasrah
untuk di setubuhi. Aku bingung.. Ku pegang lagi vaginanya.. wah kok tambah
basah.. jangan-jangan dia tahu dan terangsang.. atau sedang mimpi sambil ikuta
terangsang.. wajahku dengan wajahnya hanya berjarak 10 centi saja. Sehingga
nafasnya yang berat dan menggebu terdengar sangat jelas. Aku berusaha bernafas
dengan pelan supaya dia tidak terbangun dan kaget.
Tapi tiba-tiba tanpa kuduga dia tersenyum dan
tangannya bergerak memegang tititku, Oouuppss.. ada apa nih.. aku kaget
setengah mati.. ah mungkin nih anak ngga sadar kali yak.. Tapi setelah
kuperhatikan mukanya, dia masih sambil tersenyum dan mulai membuka kedua
matanya pelan-pelan. Aku makin kaget dan takut, kalau itu cuma tipuan dia setelah
itu dia teriak.. lalu aku pun bangun sambil merapikan celanaku, tapi sebelum
aku berjalan kaki ku ditahan oleh tangannya retno, sambil tangan kirinya
memberi kode untuk kembali tidur disampingnya.
Aku menggeleng, tapi sambil tersenyum dia tetap
memberi kode, dan aku pun seperti tersihir lalu aku tidur disampingnya kembali.
Kami tetap diam untuk beberapa saat.. sampai dia
akhirnya berbisik kepadaku dengan bahasa bekasi karena dia tahu aku ngga bisa
bahasa jawa, “Mas,.. akhirnya aku kesampean juga bisa pegang tititnya mas”.
“Lo, kok kamu ngomong gitu, sih”, jawabku. “Entar aja aku ceritain, sekarang
elus-elus lagi punyaku kayak tadi”, jawabnya. Bagai disamber geledek di tengah
malam, antara seang, kaget, gembira bercampu jadi satu, kuturuti kemauan dia.
Tanpa di suruh dua kali aku langsung mengelus-elus vag|na retno, dan dia
sepertinya mendesis keenakan. Aku ngga peduli kenapa dia mau seperti, yang
penting aku juga sudah terangsang berat.
“Ehmm..eesstt.. eennaakk mas..uuhh”..
“Hei..pelan-pelan, jangan berisik..”,
jariku makin liar menggosok vaginanya yang makin lama makin membanjir.
Tangannya pun mulai meremas dadanya sendiri. Semua kami lakukan dengan sangat
hati-hati takut membangunkan yang lainnya.
“Mmmass.. yang cepet dong.. Eesstt..
eesstt.. aahh..”.
“Gila nih anak.. kecil-kecil udah
pinter yang beginian, belajar darimana nih anak yak?”, pikirku dalam hati.
Tak lama kemudian, setelah sekian
lama aku menggosok vaginanya yang membuat tanganku pegal, dia merapatkan kedua
pahanya..
“Ret.. tanganku jangan dijepit
dong..”, kataku pelan.
“Aakkuu mauu naympee, mass”, katanya
“Nyampe kemana.. ret, ngaco kamu”
“Ohh..sstt..” sseerr..sseerr..
kurasakan jariku sepertinya ada cairan yang keluar lumayan banyak dari
vaginanya.
“Kamu ngompol ya..?”, kataku
“Bbb bukann Mass, ituu namanya
cairan kenikmatan”, jawabnya
“Ahh.. Eesstt”, erangnya.
Kembali aku dibuatnya berpikir,
kenapa nih anak.. Aku masih bingung..
Lalu kedua pahanya mulai mengendur
dan perlahan membuka.. Tercium aroma yang aneh di udara kamar.. ” Bau apa
nih, ret..”, tanyaku. “Itu namanya aroma punyaku”, jawabnya. Aneh..??!!
Tak lama setelah dia orgasme (yang aku baru tahu
setelah aku SMP), jariku di lapnya dengan menggunakan CDnya. Kami terdiam
beberapa saat, sampai kemudian dia kembali memegang tititku yang sudah lemas,
entah kapan aku juga tidak merasakan kapan tititku ini mengkerut.
“Mas, kok tititnya lemes sih”
“Mana aku tahu..”
“Ya udah sini retno bangunin lagi”
“Emangnya kamu bisa”
“Sini.. serahkan padaku”
Leherku dielus-elus dengan tangannya yang lembut,
dicium, dijilat, yang membuatku merasakan sensasi yang aneh, asing tapi kok
enak dan nikmat, sepertinya aku tak mau dia berhenti melakukannya. Tindakannya
itu ternyata membuat tititku kembali menegang, dan rupanya dia juga sudah
mengetahuinya dengan memegang tititku.
“Tuh.. kan dah bangun lagi”
“Trus aku mau diapain, sih”
“Pokoknya Mas tenang aja, dijamin enak deh”
“Terserah koe lah..”, jawabku.
Lalu dia membuka resleting celana ku dan mengeluarkan
tititku yang sudah menegang dengan hebat. “Ih.. lucu juga yah.. titit anak
cowok kalo belum di sunat”. “Cerewet luh..”, kataku agak kesal karena dari tadi
dia selalu menjatuhkan ku terus. “Jangan marah dong, Mas”. “Nih kalo diginiin
enak ngga?”. Tangannya yang mungil mengocok-ocok tititku, sambil membuka kulup
(kulit atas) bagian ujung tititku, sehingga terlihat seperti topeng Ksatria
Baja Hitam kalo dibalik, apalsgi kalo dikasih 2 mata pake spidol, persis
banget..!! (kata teman-teman sebayaku yang sudah disunat sewaktu kami mandi di
kali, dan saling memperhatikan tititnya masing-masing).
“Ret.. eennaee rekk..”.
“Hmm sstt..ohh..”
Tidak lama dia bangun dan kepalanya sudah berada
diatas perutku, “Mau ngapain kamu ret..”
“Nikmatin aja yah Mas..”. Gila dia mengulum tititku,
sampai aku blingsatan keenakkan.
“Cah.. gemblung koe..”, kataku pelan..
“Men.., sing penting ayu, akeh sing naksir karo aku,
wee..”, katanya..
Sialan juga nih bocah..
“Ohh.ret .. eennakk.. ”
Sepertinya dia makin cepat mengulum penisku, sangat
cepat, hingga aku merasakan sensasi yang sangat luar biasa yang baru pertama
kali kurasakan seumur hidupku. Perasaan
apa nih.. Dan sepertinya juga aku pingin pipis.
“Ret.. Aku pengin pipis nih”.
Tapi dia cuek aja, sambil terus
mengulum penisku, kulihat bibirnya yang mungil naik turun memasukkan dan
mengeluarkan tititku.
“Akhh..Eeuuhh.. “, croott..crroot..
mau ngga mau aku akhirnya pipis juga.. tapi kok pipis rasanya lain, sangat
nikmat. Dia terus mengisap sampai habis air mani ku habis..(semua ku tahu
sampai detail setelah aku menginjak SMP).
Aku lemas dan tak berdaya, langsung
saja aku terlentang, sementara retno sepertinya pergi keluar kamar.
“Enak ya, Mas..”, katanya manja, setelah dia kembali
ke kamar..
“Dari mana kamu, Ret?”
“Dari kamar mandi, buang mani, Mas”.
“Mani? apaan tuh?”
“Ih.. Mas.. kok ngga tau sih..”
“Ya udah kita tidur lagi besok kan Mas mau disunat
entar banyak darahnya lo kalo kurang tidur”.
Dia pun mencium pipiku, aku pun merespon tindakan dia
dengan mencium pipinya juga.
Aku pun bangkit, dan memakai celanaku.. kulihat
tititku masih ada beberapa cairan yang saat itu aku ngga paham cairan apa itu.
“Ret,.. kapan kau mau ceritain semua ini”, tanyaku.
“Entar.. aja.. masih banyak waktu.. Aku libur sekolah
hampir 1,5 bulan, entar aja kalo Mas udah di sunat, nanti aku ceritain
semuanya”, jawabnya.
“Yo..wis..karep mu lah..”, “met bobo yak..
“Met bobo juga Mas”..
Tanpa sadar kulirik jam sudah jam 03.00, berarti lama
juga aku bercumbu sama retno.. aku harus tidur supaya besok pagi aku ngga cape
dan ngantuk.
Aku pun ke kamar mandi untuk pipis dan pada saat pipis
aku merasakan hal yang biasa saja, aku semakin bingung kenapa tadi pada saat
aku pipis di mulut retno kok aku ngerasa enak dan nikmat, tapi kok sekarang
biasa saja. Ah .. bodo amet.. Aku pun kembali ke kamar dan terlelap..
Hingga besok pesta sunatanku meriah sekali, aku
berangkat ke mantri sekitar jam 06.00, dimana aku masih sangat terlihat sangat
ngantuk, aku sempat di marahin sama ibu karena aku kurang istirahat, beruntung
semua ngga ada yang tahu, kecuali kami berdua.
Ternyata or-tu ku mengundang banyak
orang untuk hadir dalam pesta sunatanku. Banyak teman-temanku yang hadir,
bahkan ada juga teman cewek yang nekat ingin ngeliat tititku yang udah disunat.
Tapi ketika kulirik retno yang memang dari aku datang dari mantri dia selalu
menemaniku, terlihat sangat tidak suka terhadap teman cewekku, sambil
mempelototi cewek itu. Yah udah teman cewek ku tidak jadi ngeliat, ada
satpamnya sih. Hehehehe..
Hingga aku sembuh retno masih
menginap dirumahku padahal or-tunya sudah pulang ke jawa, katanya masih betah
main sama adikku, padahal dia kurang begitu akrab sama adikku hanya sebatas
main bekel, boneka, congklak, masak-masakan, dll.
Ternyata setelah waktu pas dia
menceritakan kepadaku kalau dulu dia di kampung nya di ajarin oleh teman
cowoknya yang katanya naksir sama dia, anak SMP kelas 2. Gila yak tuh cowok..
sepupu gua di mainin.. katanya dulu dia ajak main dokter-dokteran, trus sampai
begini deh.. Untung aja retno kaga kecewa, karena setelah itu aku bertekad
untuk melindungi retno dan sampai sekarangpun aku masih menjalin hubungan yang
makin hangat, walaupun aku sempat berpikir untuk bersenggama dengannya, aku
takut karena dia masih sepupuku, kami berkomitmen hanya sebatas petting saja,
dan jangan lebih.
Ok.. readers, masih banyak
petualangan bercintaku dengan retno sepupuku, kayaknya episode selanjutnya aku
dan retno bersex ria ketika aku SMA kelas 1. Pada saat aku liburan sekolah.
Tunggu aja episode selanjutnya. Kritik dan saran sangat membantu, bagiku yang
masih terbilang sangat awam dalam hal mengarang, karena dari dulu pelajaran
bahasa indonesiaku dalam mengarang selalu standar, tidak pernah menakjubkan,
hanya saja yang eksak seperti IPA, Matematika dan Or-kes aku selalu terlihat
menonjol dibandingkan dengan teman-temanku yang lain..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar