Kamis, 08 Desember 2016

Nikmatnya Sensasi Selingkuh Di Belakang Suami



Ahhhh ….” Aku hanya bisa mendesah pendek karena kesal saat suamiku sudah berejakulasi padahal penetrasinya baru berjalan kurang dari dua menit saja, sedangkan aku sendiri baru mulai menikmati persetubuhan ini.

Seharusnya aku bisa maklum karena ini adalah pengalaman pertama bagi suamiku yang baru melangsungkan pernikahan denganku. Sedangkan aku sudah lebih dari empat tahun mengenal seks dan secara rutin berhubungan badan. Sehingga dengan tanpa sadar tadi pun aku membantu suamiku memasukkan penisnya ke dalam liang vaginaku.

Tentu saja suamiku bahkan keluargaku sendiri tidak pernah tahu mengenai pengalaman seksku selama ini karena dari penampilan dan aktivitasku sehari-hari terlihat biasa-biasa saja. Hal itu dimungkinkan karena aku hanya berhubungan badan dengan orang yang sama terus. Walaupun demikian aku sudah siapkan alasan kalau suamiku nanti mempermasalahkan tidak adanya pendarahan saat malam pertama.

Namaku Tini, aku bekerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan pelayaran kapal barang. Umurku waktu menikah adalah 28 tahun, tapi aku kehilangan keperawananku pada umur 23 tahun saat aku berkerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan telekomunikasi. Di bawah ini adalah ceritaku mengenai pengalaman seksku yang pertama.

-------- oo0oo ---------

Hari ini adalah hari terakhir bossku ada di kantor cabang Bandung ini, karena mulai besok beliau akan digantikan oleh orang baru yang dipilih oleh kantor pusat. Bossku memang mendapat promosi dari kepala cabang di Bandung menjadi direktur di Jakarta. Padahal aku belum sampai dua bulan bekerja sebagai sekretaris di sini, sehingga selain harus beradaptasi dengan tempat kerja yang baru aku juga harus beradaptasi dengan boss baru. Di tempat kerjaku ini, aku adalah karyawan yang paling muda karena karyawan lainnya rata-rata 10 tahun lebih tua.

Calon boss yang baru juga sudah datang karena hari ini akan menjadi hari serah terima de facto kantor cabang Bandung dari boss lama ke boss yang baru. Ternyata boss baru ini masih muda, umurnya masih sekitar 26-27 tahun dengan badan yang tinggi besar dan cukup tampan dengan kumisnya yang tebal. Pak Yanto adalah nama boss baruku itu, beliau sudah berkeluarga dengan dua anak ; seorang putri dan seorang putra.

Pak Yanto ternyata membawa gaya kepemimpinan yang sama sekali berbeda dan membawa moderenisasi dalam bekerja. Karyawan-karyawan yang asalnya terbiasa dengan kerja individual sekarang dipaksa kerja secara kolektif dalam suatu team work. Semua karyawan tanpa kecuali harus melek teknologi dan untuk itu boss baru tidak segan-segan turun sendiri mengajari. Sebagai sekretaris akupun banyak belajar dari beliau tetang berbagai hal dan karena aku adalah karyawan yang paling sering berinteraksi dengan beliau tentunya aku punya paling banyak kesempatan untuk belajar .

Pelahan-lahan mulai muncul rasa kagumku pada pak Yanto dan mulai mengidamkan mendapatkan jodoh seperti beliau atau mendekati kemampuan beliau. Berbeda dengan karyawan pria lain yang suka memandang rendah bahkan melecehkan sesama karyawan wanita, pak Yanto sangat santun kepada wanita baik itu karyawannya maupun bukan. Hal ini membuat muncul rasa sayangku pada pak Yanto karena aku merasa bisa berlindung kepada beliau.

Kombinasi rasa hormat, kagum dan sayang membuat aku merasa selalu ingin dekat dengan beliau, sehingga saat kami sedang berdua aku kadang-kadang bersikap agak manja dan kelihatannya beliau tidak keberatan. Lambat laun aku mulai melihat bahwa pak Yanto pun mulai merasa nyaman kalau dekat dengan aku. Walaupun demikian kesempatan kami bisa berdua hanya saat berada di kantor saja sehingga semua urusan adalah berkaitan dengan pekerjaan dan pak Yanto tidak pernah mencoba mengajakku keluar berdua selain karena urusan kantor.

Hingga pada suatu waktu kantor Bandung harus bertindak sebagai tuan rumah pelatihan produk baru dari perusahaan dan pada akhir acara semua peserta ingin berwisata ke Ciater Subang. Walaupun aku bukan peserta training, tapi sebagai wakil panitia aku harus menemani mereka berwisata ke sana. Seperti yang aku khawatirkan sebelumnya, sebagai wanita satu-satunya dimana peserta lainnya adalah pria, aku menjadi bulan-bulanan yang cenderung melecehkan.

Untung saja pak Yanto segera melihatnya sehingga bisa menarikku dan mengajakku pulang lebih awal karena teman-teman kantor Bandung yang lain pun tidak bisa diandalkan untuk melindungi aku. Akhirnya aku pulang berduaan saja dengan pak Yanto dan pada kesempatan sepanjang perjalanan kembali ke Bandung kami manfaatkan untuk mengobrolkan hal-hal diluar perkerjaan bahkan ke hal-hal yang agak pribadi.

“Udah hampir sampai Bandung nih …” kata pak Yanto “Enaknya ke mana dulu ya ?”

“Lho … kenapa ga langsung pulang ? ” Kataku keheranan “Bukankah bapak biasa ada acara bersama keluarga kalau malam minggu seperti sekarang ?”

“Saya sudah tanggung nih ijin pulang malam ke istriku untuk nemenin orang-orang tadi” jelas pak Yanto

“Kalau begitu terserah bapa saja deh …” kataku dengan perasaan campur aduk antara senang bisa bersama beliau di malam minggu dengan rasa takut bepergian dengan suami orang.

“Okay … Jadi malam ini kita akan malam mingguan berdua ya ” Sahut beliau sambil tersenyum.

Malam itu kami seperti orang yang baru jadian pacaran, walaupun masih serba canggung tapi penuh dengan gairah yang menggebu. Apalagi beliau juga langsung bergerak cepat dengan tidak ragu-ragu lagi untuk memeluk dan menciumi pipiku setiap ada kesempatan.

Menjelang tengah malam pak Yanto mengantarkanku pulang dan untuk pertama kalinya aku merasakan ciuman bibir dari laki-laki di dalam mobil sesaat sebelum masuk ke rumah.

Semalaman aku hampir tidak bisa tidur karena semua kejadian beberapa jam bersama bossku itu seperti diputar berulang-ulang dikepalaku. Perasaanku sangat bahagia karena langsung dimabuk cinta walaupun itu cinta terlarang. Selama ini aku tidak pernah benar-benar pacaran dengan beberapa pria yang bergantian mencoba mendekatiku, mereka hanya aku jadikan teman dekat sampai mereka menjauh sendiri.

Sejak hari itu pak Yanto selalu mengajakku keluar setiap hari Sabtu, kebanyakan hanya dari pagi sampai sore, jarang sekali bermalam mingguan lagi. Kadang-kadang kami juga keluar malam sepulangnya dari kantor untuk nonton filem di bioskop atau makan malam bareng. Walaupun demikian aku menganggap kami sudah “jadian”, apalagi pak Yanto sudah mengajari aku berciuman bibir dengan permainan lidahnya.

Tidak sampai sebulan payudaraku sudah mulai di remas-remasnya ketika kami berciuman. Waktu pertama kali dilakukan hanya dari luar baju tapi untuk yang selanjutnya sudah merogoh langsung ke balik BHku setelah melepas kancing baju dan mengangkat cup BHku. Terus terang aku sama sekali tidak memberikan penolakan atas aksi bossku yang ini karena aku sendiri sangat menikmatinya, apalagi kalau remasannya diselingi permainan jari-jarinya pada putingku.

Tidak puas dengan meremas payudaraku, beliau juga mulai mengusap-usap vaginaku kalau aku kebetulan sedang memakai rok. Untuk aksi beliau ini aku sempat menolak karena aku masih perawan dan itu yang kusampaikan kepadanya, tapi bossku bilang bahwa dia hanya akan mengusapnya dari luar celana dalam saja tidak sampai menyentuh langsung vaginaku. Walaupun awalnya ragu-ragu tapi akhirnya aku “mengijinkannya” apalagi ternyata sentuhan beliau pada vagina membuat aku mulai mengenal apa yang namanya orgasme.

“Bapaaaa… Tini sudah ga tahaaannnn” itulah teriakan khasku pada saat mencapai orgasme yang terasa seperti sangat ingin pipis tetapi penuh kenikmatan. Kata bossku aku mempunyai libido yang tinggi karena cukup dengan ciuman panjang dengan remasan di payudara dan permainan jari diluar vagina, aku bisa mencapai orgasme berkali-kali sampai celana dalamku basah kuyup seperti ngompol tapi cairannya lebih kental dan sangat lengket.

Sebenarnya aku sangat risi karena kami selalu melakukannya di dalam mobil yang diparkir di tempat umum atau di ruangan beliau di kantor. Apalagi biasanya dalam sekejap pak Yanto bisa membuat bajuku berantakan. Tapi dengan hubungan cinta terlarang seperti kami hampir tidak mungkin melakukannya di rumah sampai akhirnya tiba hari itu …

Pada suatu hari aku beri tahu pak Yanto bahwa pada minggu ini aku hanya hanya sendirian di rumah sampai hari Minggu karena orang-orang rumah sedang mudik ke Bumi Ayu (Jawa Tengah) kampung halamanku. Jadi aku menawarkan ke beliau untuk kencan di rumahku saja sekalian menemani aku menjaga rumah. Saat itu hubungan kami sudah berjalan hampir tiga bulan dan aku sama sekali tidak memikirkan kemungkinan apa yang akan terjadi kalau hanya berduaan dengan bossku di rumah yang kosong.

Hari Sabtu pagi aku sudah tak sabar menunggu pak Yanto di rumahku, ada perasaan senang di hatiku karena akan bisa berkencan dengan beliau tanpa ada rasa khawatir seperti yang biasa kami lakukan. Rasa senang ini menimbulkan rasa kangen yang amat sangat kepada pak Yanto, padahal baru kemarin kami bercumbu di mobil saat diantarnya pulang. Akhirnya beliau datang juga dengan menenteng satu kantung kecil warna gelap (yang belakangan kuketahui berisi kondom dan pelumas). Sesuai permintaanku sebelumnya beliau memarkir mobilnya agak jauh dari rumahku supaya tetap memberi kesan rumahku kosong sehingga kencan kami tidak terganggu oleh saudara atau teman yang tiba-tiba datang berkunjung.

Setelah mengunci pagar dari arah luar dan mengunci pintu masuk, aku langsung menubruk dan memeluk pak Yanto yang saat itu sedang meletakkan kunci mobil dan tas kecilnya di atas meja makan. Beliau langsung membalasnya dengan menciumku penuh kehangatan seolah-olah juga baru bertemu kembali denganku. Dengan tanpa melepaskan pangutan dibibir, kami kemudian bergerak untuk duduk di karpet depan pesawat TV. Pak Yanto sengaja mendudukkan aku di atas bantal-bantal yang ada supaya tinggi kami menjadi seimbang.

Setelah puas melepas kangen dengan berciuman, pak Yanto kemudian melepas bajuku kemudian BHku pun dilepasnya sehingga bagian atas tubuhku kini telanjang. Aku hanya bisa tertunduk malu karena selama ini belum pernah bercumbu sampai benar-benar melepaskan baju. Setelah aku tunggu beberapa saat aku mulai merasa heran karena pak Yanto tidak juga segera beraksi setelah menelanjangi bagian atas tubuhku. Aku coba memberanikan diri mengangkat mukaku untuk melihat ke arah beliau, ternyata pak Yanto sedang mengamati dengan seksama payudaraku dengan ekspresi kagum. Bossku ini rupanya juga sudah melepas baju atasnya sehingga kami sama-sama bertelanjang dada sekarang.

“Tini, aku baru sadar ternyata besar sekali payudara kamu !” akhirnya beliau berkomentar “Bukan sekedar besar tetapi benar-benar hampir bulat sempurna dengan letak putting di tengah-tengah”

“Ba .. bapa gak suka ?” kataku agak khawatir karena aku tahu ukuran payudara istrinya tergolong normal sedangkan semua perempuan di keluargaku payudaranya memang besar-besar, bahkan ukuran payudaraku masih tergolong kecil kalau dibandingkan mereka.

“Saya suka sekali, terutama karena bentuknya yang benar-benar membulat” Jawabnya “Hanya saja saya kaget karena tidak menyangka sebesar ini terutama kalau dilihat dari ukuran tubuh kamu yang kecil”

“Tapi yang jelas payudara kamu sangat kenyal” lanjutnya sambil tersenyum nakal “Sehingga terlihat selalu membusung walaupun sudah tidak menggunakan BH lagi”

Sambil bicara pak Yanto mulai memegang-megang kedua payudaraku dengan kedua tangannya kemudian langsung memangut bibirku. Ciuman beliau kali ini tidak hanya ke bibir saja, tapi juga pada kupingku leherku, dadaku dan juga putting payudaraku yang berwarna coklat kehitaman. Remasan pada satu payudara bersamaan dengan isapan-isapan yang disertai gigitan kecil pada putting payudara yang lainnya membuat aku dengan cepat merasa melayang.

“Ahhhh… ahhhh…bapaaaa…aaahhh” Celotehku dengan mulut yang menganga dan mata yang susah fokus karena mendapat kenikmatan yang datang tiba-tiba.

Posisi tubuhku kemudian dirubah menjadi setengah berbaring sehingga bossku bisa lebih leluasa mencumbuku. Nafsu berahiku meningkat dengan cepat, aku mulai merasakan celana dalamku menjadi lebih lembab oleh cairan yang keluar di sana.

“Bapaaaaa …. TIni sudah ga tahaaaan ….” Teriakku seperti biasa kalau sudah mencapai orgasmeku. Saat itu aku ingin pak Yanto mengelus-elus vaginaku yang basah dari luar celana dalamku, tapi sekarang beliau tidak melakukannya mungkin kah karena aku masih pakai celana jeans ?

Tapi karena berahiku sudah sampai ke ubun-ubun maka aku tarik tangan kanan pak Yanto ke arah selangkanganku sebagai isyarat keinginanku. Beliau rupanya bisa menangkap maksudku, tapi karena terhalang oleh celana jeans maka beliau berinisiatif membuka kancing celanaku dan resletingnya dengan satu tangannya supaya bisa menjangkau celana dalamku.

Pinggang celana jeansku yang tinggi (sampai pusar) rupanya masih menyulitkan beliau sehingga membuatnya jadi tidak sabar. Beliau lalu berhenti mencumbuku dan dengan gerakan cepat beliau menarik celana jeans dan celana dalamku sekaligus sampai terlepas. Tidak berhenti di sana, pak Yanto pun kemudian melepaskan celana dan celana dalamnya sendiri dengan masih dalam posisi duduk di karpet sehingga kami berdua sekarang dalam kondisi telanjang bulat.

Tubuhku yang telanjang berada dalam posisi badan setengah terbaring di karpet bersandar pada bantal dengan kedua kaki yang mengangkang. Saat itu aku sudah tidak begitu peduli dengan keadaanku karena yang aku inginkan adalah pak Yanto segera mengelus-elus vaginaku seperti biasanya.

Tanpa menunggu lama-lama pak Yanto langsung menindih kemudian menciumi bibirku sedangkan tangan kanannya mengelus-elus vaginaku tanpa terhalang celana dalam lagi. Sentuhan langsung tangan bossku pada vagina ternyata terasa jauh lebih nikmat dari biasanya sehingga tensi berahiku mulai meninggi lagi setelah orgasme pertama tadi. Apalagi saat pak Yanto menggunakan jari-jarinya mempermainkan kelentitku sambil menggesek-gesek liang vaginaku yang sudah semakin basah.

“Hhhhmmmmpphhh …. Hmmmmmppphhhh…..” jeritanku masih tertahan oleh ciuman pak Yanto.

Beliau kemudian beralih menciumi dan menjilati kedua putting payudaraku secara bergantian membuat tubuhku bergelinjang dengan hebat karena diserang rasa geli yang menimbulkan kenikmatan yang luar biasa. Jari-jarinya yang ada di vagina juga terus beraksi dengar berputar-putar di sekitar liangnya sehingga vaginaku terasa mulai merekah dan semakin basah.

“Ahhhh….bapa …ahhhh …. Ahhhhh … enaakkk … ahhh “ Aku hanya bisa menjerit-jerit sebagai ekspresi kenikmatan.

Pak Yanto adalah laki-laki pertama yang aku anggap sebagai pacar dan juga yang pertama menyentuh tubuhku. Cara beliau memperlakukanku membuat aku tidak bisa menolak permintaannya, bahkan membuatku selalu ketagihan dan merindukan beliau melakukannya lagi, lagi dan lagi. Walaupun selama tiga bulan perpacaran keperawananku masih belum terusik, tapi kali ini jadi lain ceritanya …

“Ga tahan pa … Tini sudah ga tahan Bapa …. ooohhhhh” Teriakku saat merasakan orgasme lagi.

Setelah mengejang beberapa kali karena kenikmatan luar biasa yang kurasakan, tubuhku menjadi lemah lunglai. Aku mengangkat kedua tanganku ke arah beliau sebagai tanda ingin dipeluk, tapi pak Yanto malah bangun dan berlutut diantara kedua kakiku sambil menarik kakiku sedikit untuk membuat posisiku badanku berbaring secara sempurna. Kedua kakiku dipentangkannya lebar-lebar dan tanpa ragu-ragu beliau langsung memangut vaginaku dengan bibir dan lidahnya sehingga sekarang kepala bossku itu ada diselangkanganku.

“Bapa apa yang ….Uuuuhhhhhh …..akkkkhhhhhhhh…..shhhhhhhh” aku sempat kaget dan ingin bertanya apa yang dilakukannya itu tapi sebelum kalimatku lengkap aku sudah disergap lagi rasa nikmat dari permainan lidah dan bibir beliau di vaginaku.

Bibirnya mulai menciumi kelentitku sedangkan lidahnya menari-nari menjelajahi sisi dalam vaginaku yang sudah mulai merekah. Kadang-kadang ujung lidahnya terasa bergerak keluar masuk kedalam liang vaginaku yang walaupun tidak masuk terlalu dalam tapi mendatangkan sensasi yang luar biasa. Aku mulai menggerak-gerakkan pinggul dan pantatku mengikuti tarian lidahnya sedangkan kedua tanganku meremas-remas rambut bossku dengan gemas.

Pak Yanto seperti tidak memperdulikan cairan vaginaku yang semakin membanjir dan bibir vaginaku semakin membengkak . Beliau bahkan mulai menggigiti kelentitku dan diselingi sapuan lidahnya yang kasar mengelilingi kulit kelentik yang sensitif membuat tubuhku mulai bergetar dengan hebat menahan rasa nikmat yang dahsyat.

“Akkkkkhhhhhhhhhhh……ga tahan… bapa …Tini ga tahan lagi …….akkkkkkhhhhh” Aku mengerang dengan badan hampir melenting karena nikmatnya.

Pada saat nafasku masih memburu dan tersengal-sengal karena dihantam kenikmatan, aku lihat pak Yanto kembali pada posisi berlutut dan masih berada diantara kedua kakiku. Kemudian beliau maju lebih mendekat ke selangkanganku sambil tangan kanannya seperti menggenggam sesuatu yang kemudian diarahkannya pada vaginaku.

Aku belum pernah melihat kemaluan atau penis orang dewasa, aku hanya pernah melihat penis anak kecil keponakanku saat aku diminta memandikan mereka. Walaupun bentuk dan ukurannya jauh berbeda, tapi aku yakin “benda” yang dipegang beliau itu adalah penisnya sendiri. Pengetahuan seksku memang sangat minim kalau tidak bisa dibilang nol, tapi naluriku mengatakan bahwa pak Yanto sekarang sedang berniat menyetubuhi aku.

Seketika timbul rasa takutku dan juga rasa menyesal karena telah mengundang pak Yanto ke rumahku yang sedang kosong supaya kami bisa bercumbu lebih bebas. Tapi badanku sudah sangat lemas karena tiga kali orgasme dan rasa takut membuatku malah semakin lemas saja sehingga akhirnya hanya bisa merasa pasrah kepada keadaan ini. Aku hanya mencoba memejamkan mata supaya pikiranku tidak merekam memori visual dari peristiwa yang mungkin kuanggap akan kusesali seumur hidup.

Kurasakan pak Yanto sudah berada di atas tubuhku dengan bertopang pada tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya membawa kepala penisnya bergesekan dengan kelentitku. Rasa nikmat yang ditimbulkannya sedikit banyak mulai mengurangi rasa gelisah akibat ketakutanku tadi. Pak Yanto juga kadang-kadang membawa penisnya ke muka liang vaginaku dan melakukan gerakan berputar seolah-olah ingin membesarkan ukuran liangnya yang setahuku sangat sempit.

“Shhhhhhh…shhhhh…shhh…” Tanpa bisa kucegah mulutku mengeluarkan suara desisan nikmat yang seirama dengan gerakan tangan kanan beliau.

Tiba-tiba aku merasakan kepala penis pak Yanto tidak lagi berputar-putar dimulut liang vaginaku, tetapi aku merasakan penis pak Yanto tersebut mulai terasa dijejalkan masuk ke dalam liang vaginaku. Daging penis beliau yang padat terasa menyakitkan saat memasuki liang vaginaku yang sudah merekah basah dan licin.

“Aduuuuuhh….sakiiit …aduuuhhh…bapa…sakit sekali …aduuhhhh” Aku hanya bisa mengaduh pelan-pelan sambil mengangkat kedua tanganku untuk berpegangan pada pinggiran bantal yang menyangga kepalaku sehingga bisa meremas-remasnya saat merasa sakit.

BLESSSSS …. Seluruh batang penisnya akhirnya masuk dengan sempurna dengan tidak terlalu sulit karena sudah “siap” akibat cumbuan-cumbuan luar biasa yang dilakukan tadi.

“Sakit ya sayang ?” Tanya bossku sambil memperbaiki posisi badannya tanpa merubah posisi penisnya dalam liang vaginaku.

Aku hanya mengangguk perlahan dan tanpa terasa ada butir-butir air mata muncul di ujung mataku yang terpejam. Pak Yanto dengan lembut mencium air mata pada ujung mataku dan mengelus-elus rambutku yang panjang dan tebal.

“Uuuuhhhhhh ….” Aku kembali mengeluh pelan saat pak Yanto mulai melakukan gerakan maju mundur pada penisnya dengan perlahan. Beliau lalu memelukku dengan erat sehingga kedua tanganku pun sekarang dalam posisi melingkari punggungnya. Rasa sakit itu lama-lama makin berkurang dan berganti menjadi rasa nikmat jauh melebihi yang pernah kurasakan sebelumnya.

“ Aarkkkhhh … arkkhhhhh ….arkkkhhh….” aku mengeluarkan erangan yang terdengar aneh saat pak Yanto mulai mempercepat gerakannya sambil tetap dalam posisi memelukku.

“Bapaaaa … aduuuhhh…. bapaaa …Tini udah gak tahaaaannn” Hanya dalam beberapa menit saja aku sudah meneriakan kata-kata orgasmeku yang khas. Pak Yanto membalasnya dengan gerakan yang makin cepat dan diakhiri dengan hujaman yang dalam dan dilanjutkan dengan gerakan penis berputar-putar seolah-olah mau membuka lobang rahimku. Aku sampai mengejang-ngejang kenikmatan sambil mengangkat-angkat pantatku untuk mengimbangi gerakannya, sedangkan kedua tanganku sekarang beralih meremas-remas pantatnya beliau.

“Ooohhhhhhhhh…….” Akhirnya aku kembali tergolek lemas karena kenikmatan, pak Yanto pun menghentikan gerakannya setelah melihat reaksiku.

Aku buka mataku dan memberikan senyumanku yang paling manis kepada bossku yang telah memberikan kenikmatan yang luar biasa dan secara ajaib menghapus sama sekali rasa menyesal yang sebelumnya kurasakan. Lalu kami berciuman cukup lama sambil saling membelai muka dan rambut masing-masing.

Setelah puas berciuman pak Yanto kemudian melepas pelukannya dan duduk tegak tanpa melepaskan penisnya dari vaginaku.

“Tini, coba kamu lihat darah perawan kamu” Ajak pak Yanto

Aku coba mengangkat badanku sedikit dengan ditopang kedua tanganku sambil melihat ke arah selangkanganku. Penis pak Yanto hanya terlihat pangkalnya saja karena sisanya masih berada di dalam liang vaginaku. Selain penuh dengan urat-urat yang menonjol, pada penisnya juga terlihat sedikit cairan berwarna merah pada beberapa bagiannya. Noda merah yang sama aku lihat juga pada bulu kemaluanku, perutku, paha sebelah dalam dan perutnya pak Yanto. Rupanya itulah yang disebut darah perawan atau darah malam pertama oleh orang-orang selama ini. Sebagai perempuan suku Jawa, warna kulitku lebih gelap dari wanita suku Sunda, demikian juga dengan kulit kemaluanku yang berwarna merah gelap sampai kebagian dalamnya sehingga bercak-dercak darah itu tidak terlalu terlihat kalau tidak diperhatikan dengan seksama.

Belum sempat aku membuka mulut untuk memberikan komentar, beliau sudah mulai mengerakkan lagi penisnya maju mundur yang membuatku terpaksa berbaring kembali. Kedua kakiku satu persatu beliau naikkan ke atas bahunya sehingga badanku menjadi hampir terlipat dalam tindihan pak Yanto. Dalam posisi seperti itu pak Yanto memompa penisnya makin lama makin cepat sehingga membuat tubuhku terguncang-guncang.

“Oooowww ….ahhhh…aawww” aku menjerit kenikmatan “Bapaaa..aa..aa..aa … nii… iii..kk…mmmaa…aaa..aatttt…sssee …eee…kkkaa…aaa…llliiiii…” suaraku jadi terputus putus karena kerasnya goncangan badanku.

CROK … CROK …CROK …CROK … aku mulai mendengar bunyi seperti air becek yang ditepuk-tepuk dengan keras. Belakangan aku ketahui itu adalah bunyi dari cairan yang telah membanjiri vaginaku dipompa dengan keras oleh penisnya pak Yanto sampai berbuih-buih.

Badan kami kurasakan mulai berkeringat sehingga terlihat mengkilat, setetes dua tetes keringat pak Yanto mulai jatuh ke tubuhku. Tak berapa lama kemudian keringat pak Yanto semakin membanjir dan mengalir deras ke perutku bercampur dengan keringatku sendiri .

CROK…CROK …CROK… CROK …CROK… bunyi itu semakin keras

Rasanya aku hampir tak sadarkan diri karena gelombang demi gelombang nikmat yang makin lama makin besar seolah-olah tidak aka nada batasnya. Tapi tiba-tiba aku merasakan tubuh pak Yanto mulai bergetar, pompaan penisnya makin tidak teratur iramanya.

“TINNNIIII …. Saya mau keluarrrrr …” teriak pak Yanto yang saat itu aku tidak tahu artinya.

Kurasakan pak Yanto menekan kuat-kuat penisnya di dalam vaginaku, tak berapa lama kemudian penisnya terasa berdenyut denyut dengan kuat lalu seperti memuntahkan sesuatu yang hangat berkali kali di dalam tubuhku. Denyutan pada penis beliau yang disertai semburan cairan hangat tersebut melipatgandakan kenikmatan yang tengah kurasakan.

“Bapppaaaaa … Oohhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ……” akupun menyusul mengeluarkan lenguhan kenikmatan yang panjang sampai semburan dari penis pak Yanto berhenti.

Tubuh pak Yanto lalu ambruk kelelahan menimpa tubuhku setelah sebelumnya menurunkan kedua kakiku dari bahunya. Untuk beberapa saat pak Yanto tidak bereaksi sama sekali, sehingga aku coba peluk beliau erat-erat sambil mengelus-elus kepalanya dengan penuh kasih sayang. Beberapa saat kemudian beliau mulai bergerak bangun dan langsung mencium bibirku.

“Tini, kamu bisa merasakan kenikmatannya sayang ?” Tanya beliau dengan setengah berbisik ditelingaku.

AKu hanya mengangguk pelan sambil tersenyum kepada beliau.

“Sekarang bapa sudah mencicipi milik Tini yang paling berharga dan hanya ada satu-satunya” Kataku secara spontan yang dijawab dengan senyuman dan ciuman dari pak Yanto.

“Tapi sebagai gantinya tadi Tini sudah merasakan kenikmatan yang luar biasa” lanjutku “Jadi Tini sebenarnya tidak tahu apakah harus meyesal atau berterima kasih”

Sekali lagi beliau menjawabnya dengan tersenyum sambil memandangku dengan mesra sehingga aku menjadi jengah sendiri hingga tertunduk malu. Kembali aku dihujani dengan kecupan-kecupan kecil dan ciuman-ciuman pendek yang sangat berarti bagiku.

“Aaaaahhhhhhhhhhhhhhh….” Jeritku tertahan ketika tiba-tiba pak Yanto menarik penisnya keluar.

Pak Yanto kemudian berdiri dan berjalan ke halaman belakang untuk mengambil selembar handuk yang sedang dijemur di sana, kemudian dengan halus beliau menyeka keringatku dan keringatnya sendiri dan terakhir menyeka vaginaku dan penisnya.

-------- oo0oo ---------

Hari itu kami bertelanjang bulat seharian selama di dalam rumah, baik itu waktu memasak di dapur, makan siang , nonton TV ataupun saat sekedar mengobrol berdua. Kondisi kami yang bertelanjang bulat membuat kami selalu mudah terangsang lagi untuk bersetubuh, sehingga antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya kami selingi dengan bersetubuh.

Dalam persetubuhan-persetubuhan lanjutannya itu, beliau selalu menggunakan kondom yang dibawanya. Waktu itu aku dengan polosnya memprotes penggunaan kondom karena mengurangi kenikmatan bersetubuh padahal waktu persetubuhan yang pertama beliau tidak menggunakan kondom tersebut. Sambil nyengir beliau menjelaskan bahwa yang pertamapun seharusnya beliau memakai kondom, tapi beliau khawatir aku keburu sadar dan menolak meneruskan saat beliau sedang memasang kondomnya.

Menjelang malam pak Yanto akhirnya pamit pulang setelah total empat kali menyetubuhiku sepanjang hari tadi.

Hubungan kami selanjutnya semakin “panas” karena untuk dua tahun pertama aku benar-benar ketagihan untuk bersetubuh dan untuk itu aku bersedia disetubuhi dimanapun dan dalam segala kondisi, tentu saja hanya dengan pak Yanto saja. Seringkali aku di kantor minta di setubuhi sambil berdiri atau dalam posisi menungging di meja dengan berpakaian lengkap. Kalau aku sedang menemani pak Yanto ke luar kantor atau saat diantar pulang sorenya, kadang aku suka merengek minta mampir ke hotel melati atau motel untuk memuaskan berahiku. Tidak terhitung pula persetubuhan yang kami lakukan di dalam mobil yang biasanya kami parkir areal parkir umum yang luas tapi gelap.

Pak Yanto tidak pernah menolak permintaanku, tapi beliau mewajibkan aku untuk selalu membawa kondom di dalam tasku karena beliau tidak bisa membawa persediaan kondom yang memadai tanpa ketahuan istrinya.

Tapi nafsu berahiku yang terlalu tinggi ini akhirnya membawa akibat fatal ketika aku memaksa untuk tetap disetubuhi pada saat persediaan kondom telah habis. Saat itu aku meminta bersetubuh dengan posisiku di atas dan pada saat pak Yanto akan ejakulasi aku tidak mengindahkan isyarat pak Yanto untuk mencabut vaginaku dari penisnya karena aku belum mencapai orgasmeku yang ketiga sehingga akhirnya sperma beliau tumpah di dalam tubuhku.

Akibatnya dua bulan kemudian aku dipastikan hamil !

Rasa bersalah membuatku tidak berani langsung membicarakannya kepada pak Yanto sehingga janinku semakin membesar. Pak Yanto akhirnya mengetahui juga setelah beliau merasa heran karena aku bersedia disetubuhi pada tanggal-tanggal biasanya aku mendapat haid dan juga merasakan payudaraku semakin membesar.

Karena kandunganku yang mulai besar, pak Yanto membawaku ke dokter kandungan untuk digugurkan dengan cara yang aman. Dokter tersebut mau melakukan tindakan aborsi karena aku diakui sebagai istri muda beliau yang tidak diijinkan punya anak oleh istri tuanya. Sangat ironis memang …

Kehamilan yang tidak dikehendaki dan aborsi yang aku lakukan membuat Pak Yanto memintaku untuk memasang IUD sehingga kami berdua tidak lagi perlu khawatir akan kebobolan. Sehingga kini aktivitas seks kami berdua terasa makin intensif dan tanpa disadari mulai terlalu demonstratif yang membuat orang-orang kantor mulai bertanya-tanya adanya hubungan istimewa diantara kami.

Akhirnya untuk mencegah kecurigaan orang-orang kantor yang sering melihatku keluar dengan nafas memburu dan lipstik memudar dari ruangan bossnya hampir dua kali sehari, pak Yanto merekomendasikan aku ke perusahaan lain yang dikelola pelanggan perusahaan kami. Kemudian aku dikontrakkan kamar kos yang memungkinkan beliau datang kapan saja. Hampir setiap sore sepulang dari kantor beliau datang menyetubuhiku sebelum pulang ke rumahnya dan kadang-kadang pagi-pagi juga datang mengantarku ke kantor setelah bersetubuh dulu tentunya.

Setelah hampir empat tahun berhubungan dengan pak Yanto tanpa status yang jelas, akhirnya aku menerima lamaran dari teman SMAku yang inginmengajakku menikah tanpa melewati pacaran. Mulanya pak Yanto keberatan dengan keputusanku, tapi akhirnya beliau mau menerimanya setelah aku berjanji mau tetap melayaninya kalau diminta. Hal itu memang bisa aku buktikan, bahkan saat aku sedang hamil anak pertamaku, aku tetap bersedia bersetubuh dengan beliau.

Aku memang tidak pernah bisa melupakan mantan bossku ini, bukan karena beliau orang yang telah merengut keperawananku, tapi karena aku memang mencintainya

Teman Suami Menikmatiku



Cerita ini berawal dari kesuksesan Rona bekerja di kantornya dan mendapat kepercayaan dari sang atasan yang sangat baik. Kepercayaan ini membuat dia sering harus bekerja overtime, pada awalnya aku bisa menerima semua itu tetapi kelamaan kebutuhan ini harus dipenuhi juga dan itulah yang membuat kami sering bertengkar . Karena kadang Rona harus berangkat lebih pagi dan lewat tengah malam baru pulang.

          Beberapa bulan yang lalu , Rona mendapat tanggung jawab untuk menangani suatu proyek pembanguan perumahan dan dia dibantu oleh rekan kerjanya Mario dari Bandung . Waktu pertama Rona memperkenalkanku pada Mario , Mario langsung seperti terkesima dan sering menatapku , hal itu membuatku risih. Mario memang tampan , gagah dan kekar, walau kulitnya tampak hitam .

          Mario, yang nama pangilannya Rio itu belum berkeluarga alias bujangan . Umurnya pun dua tahun lebih muda dari suamiku . Dia seorang insinyur sipil . Rio adalah orang  pribumi dari suku Jawa , dia lahir di Surabaya . Yah memang berbeda suku dengan suamiku , yang mana suamiku dan aku terlahir sebagai seorang  keturunan chinese . Sekarang ini Rio diBandung , tapi dia sering ke Jakarta . Walau berbeda suku , suamiku dan Rio sudah sangat akrab , boleh di bilang seperti saudara . Itu sebabnya Rio tinggal di rumah kami sementara , selagi proyek ini berjalan Mereka berdua sering bekerja hingga larut malam di rumah kami. Rio tidur di kamar tamu persis di seberang kamar kami.

          Malam hari itu , aku ingin pamit tidur . Aku berjalan ke ruang kerja suamiku . Disana ada Rio . Aku mengenakan gaun tidurku yang sexy . Saat itu aku melihat mata Rio seakan tak lepas memandang setiap lekuk tubuhku . Aku bisa memakluminya , karena Rio memang seorang pria . Aku tak berlama lama "pi ..saya tidur dulu yah.." kataku . "oh , oke , mami tidur dulu , nanti saya nyusul , lagi nangung nih .." jawab suamiku .

          Aku sebel juga , kenapa gak ikut tidur sih , padahal aku lagi horny banget malam itu , sudah seminggu ini , Rona sibuk dengan proyeknya itu . Akhirnya aku mengalah , aku masuk ke kamar , dan berusaha untuk tidur . Besok malamnya , aku lebih di buatnya kesal , sudah jam 10.00 malam Rona belum pulang . Aku duduk di ruang makan , sambil menantinya . Berkali kali aku menge HP , dia jawab ,? lagi jalan pulang..? .

          Jam 10.30 dia baru pulang bersama Rio . Wajahku masam , ? hi , mami ?koq di sini , lagi mau makan ya..? sapa suamiku . Aku diam saja . Mario hanya tersenyum , lalu dia berjalan masuk ke kamarnya .

          Suamiku ikut duduk di meja makan itu , ada pertengkaran kecil yang terjadi . Aku protes , karena suamiku terlalu sibuk bekerja . Tapi toh aku harus mengalah lagi . Rona , dengan cepat menciumku , minta maaf , karena dia belakangan ini begitu sibuk dengan proyeknya .

          Dan yang lebih gila Rona , membuka bajuku di ruang makan itu . ? jangan di sini dong pi , nanti si Rio keluar gimana ..? kataku . ? tenang aja dia sudah kecapen , tadi aja dia tertidur di mobil kata suamiku , sambil tangannya meremas buah dadaku . Aku jadi terangsang , memang suasana jadi lain . Sudah seminggu lebih aku tak di sentuhnya , dan sekarang Rona ingin bercinta di ruang makan .Rona mendudukkan ku di atas meja makan , lalu dia mulai menjilati puting susuku .
          Lidah Rona pun dengan nafsu menjilati puting susuku . Aku menhan desahku . Lidahnya terus menyedot nyedot puting susuku . Birahiku saat itu naik tinggi , vaginaku rasanya sudah becek sekali . Dengan segera , Rona menarik celana dalamku , Lalu dia jongkok , kepalanya tepat derada di selangkanganku , lalu mulai menjilati vaginaku . Desahku tak tertahan lagi ? ahhh?. Ahh?..? .

          Saat itu , tiba tiba Mario muncul . dia berada kira kira lima meter di depanku . Sedang Rona , menghadap ke tubuhku , jadi dia tak tahu Mario ada di belangkang , berdiri tertegun melihat permainana kita . Aku diam tak bergerak , sedang suamiku masih asik menjilati vaginaku .

          Mario segera berlalu . Aku hanya diam, merasa tak enak , karena malu .Tapi lidah Rona terus saja mengelitik klitorisku , membuatku benar benar tak tahan . Aku mendesah lagi .

          Aku terus di bawa Rona ke puncak kenikmatanku . ? ahhh..pi? ahh papi enak ? enak?? erangku. Tak beberapa saat kemudian , aku pun bergejet , aku orgasme , sambil mencengkram erat pundak suamiku . Lagi lagi aku melihat Mario , yang berdiri di tempat yang sama dihadapanku .
          Aku tak bisa berkata kata , aku ingin menyudahi permainan ini , tapi entah apa yang terjadi aku hanya diam saja . Lalu Rona pun melepas celananya , dan penisnya mulai masuk ke vaginaku . ? ahhh..papi? papi?? erangku . Rona pun langsung memompaku , sambil bibirnya menciumi bibirku dengan nafsu .

          Aku masih melihat Mario yang berdiri dari jauh , aku tak bisa berbuat apa apa , dia menonton permainan kami . Aku pun hanya diam , pura pura tak tahu sedang di intip .
          Malah sepertinya aku menjadi tambah bergairah , main dengan di tontonin pria lain .
          Rona terus saja mengesek penisnya , di dalam vaginaku . Lagi lagi aku tak tahan di buat suamiku . Aku mengejang lagi dan mendesah panjang .? ahhh?keluar?..aku keluar..? erangku .
          Rona diam sebentar , saat itu aku masih melihat Mario berdiri terpaku . Rona pun kembali bergoyang , dan penisnya mengesek vaginaku lagi . Sampai Rona ejakulasi , hangatnya spermanya aku rasakan di liang vaginaku . Rona melepas penisnya dari liang vaginaku , saat itu Mario melihat seluruh tubuhku , dangan kaki terbuka lebar , duduk di atas meja .

          Setelah beberapa detik , Mario menghilang , masuk ke dalam kamarnya . Aku tak tahu Rona sadar, atau tidak , Mario mengintip permainan kami . Tapi yang jelas aku tahu Mario mengintipku .

          Esok harinya , sewaktu sarapan pagi , aku melihat Mario yang cengar cingir melihatku , sebel rasanya . Tapi yang jelas Mario menjadi semakin berani , dalam menatap liar lekuk tubuhku . Saat Rona sedang berjalan ke lemari es , untuk mengambil juice jeruk , sengaja , aku menurunkan gaun tidurku sehingga buah dadaku hampir terlihat .? biar rasa loe , ngaceng sendiri ? ujarku dalam hati

          Setelah kejadian itu Mario lebih sering memperhatikan tiap lekuk tubuhku. Dan entah mengapa , aku pun tak merasa malu lagi , malah aku merasa bangga setiap kali melihat Mario terkesima , tertegun melihat tubuhku .

          Pernah malam itu aku duduk sendiri di ruang tamu , sambil membaca majalah , sedang Rona dan Rio berada di ruang kerja suamiku .
          Aku memperhatikan sudah dua kali Rio bolak balik ke dapur , yang melewati ruang tamu , di mana aku sedang membaca buku . Saat itu aku memang memakai gaun tidurku yang sexy .

          Setiap kali Rio kedapur , dia pasti berhenti beberapa saat menatapku , yang sedang membaca buku . Aku tahu dia menatap tubuhku , tapi aku pura pura tak tahu . Pada saat dia lewat yang ke tiga kali , aku sengaja duduk dengan kaki yang aku buka lebar sedikit , sehingga celana dalamku terlihat jelas . Rio benar benar tertegun , dia diam beberapa saat .

          "Rio ada apa??" tanyaku , tiba tiba , dan merapatkan kedua kakiku . " eh ? anu ? eh saya mau ambil air .." katanya , dengan grogi . Lalu Rio segera berlalu dari hadapanku .
          Aku tersenyum geli . Saat itu aku benar benar senang , mengerjainya . Tapi entah kenapa , aku juga jadi bergairah .

          Jam sudah menunjukan pukul 11.00 malam , aku beranjak dari ruang tamu , lalu menuju kamar kerja suamiku . ? pi , sudah jam sebelas , ayo tidur ..? ajakku . ? sebentar lagi mi , lagi tanggung nih ..? jawab Rona , sambil menekan nekan tombol kalkulatornya . Aku sebel banget , merasa di cuekin seperti itu , lalu aku berjalan ke kamarku dan berbaring , berusaha untuk tidur .

          Seperti biasanya pagi itu kami sarapan pagi , Hanya saja Rio terlihat , tak bersemangat pagi itu . Rona pun menyadarinya , lalu dia menegur Mario . ? kamu kenapa Rio , sepertinya tak semangat ..? . ? ah engak koq , cuma kepalaku agak pening..? jawab Rio .
          ? oh , kalau gitu biar saya ambilkan obat ..? kata Rona , tapi Rio segera menyela ? tak usah , saya sudah minum obat tadi ..? kata Rio .
          ? oke deh kalau gitu , hari ini kamu tak usah ke kantor , kamu istirahat saja ..? kata suamiku . ? oh gak usah , nanti juga sembuh koq?? jawab Rio . Aku hanya diam saja , menikmati sarapanku .

          Dan akhirnya mereka pamit padaku , mereka pun berangkat ke kantor . Aku masih duduk di ruang makan . Siang ini memang aku berencana mau ke mall , bersama temanku . Tapi aku rasanya masih malas untuk bersiap . Selang setengah jam kemudian , aku pun berjalan ke kamarku .

          Aku melepas gaun tidurku , lalu bercermin , sambil melihat tubuhku sendiri . Aku memuji betapa cantik dan sexy diriku . Buah dadaku yang berisi , tak terlalu besar , juga tak terlalu kecil . Pahaku yang putih mulus .? hmmm , tak heran si Mario nafsu melihat tubuhku ?ujarku dalam hati .

          Tanpa aku sadari ,Rio berdiri di belakangku . ? cantik dan sexy , sudah jangan ngaca terus..? katanya . Secara reflek aku menutup kedua buah dadaku dengan tanganku , tapi mata Rio menatap selangkanganku yang terbungkus celana dalam miniku . ? Mario , jangan kurang ajar gitu , cepat keluar ..? kataku . ? Chika , jangan gitu dong , aku kan sudah pernah lihat tubuh kamu seluruhnya koq pake di tutupi segala sih ..? ujar Rio .
          Aku bergegas hendak masuk ke kamar mandiku , tapi tangan Rio segera mencekal tanganku , lalu tubuhku di peluknya erat , lalu dia menciumi bibirku dengan nafsu . Aku meronta ronta . ? uff?ughh ? Rio , ingat aku ini istri teman kamu ..? kataKu . Tapi Rio seakan tak peduli , dia malah menarikku ke ranjangku , dan mengagahiku di atas ranjang tidur suamiku sendiri .

          Buah dadaku di remasnya dan lidahnya menjilati puting susuku . Aku meronta , ? rio tolong hentikan ..tolong..? kataku . Tapi Rio benar benar tak peduli , dia tak menghentikan , malah tangannya pun meraba raba selangkangan celana dalamku . Aku tak memungkiri , saat itu aku juga menjadi birahi , entah karena apa , mungkin sudah beberapa hari ini aku tak di sentuh Rona .

          Lidah Mario terus aktif menjilati puting susuku yang semakin mengeras , menonjol itu . Jarinya dengan lembut mengelitik klitorisku , yang berada di balik celana dalam miniku . Aku mendesah , tapi aku terus menolaknya ? ashhh..Rio ..Rio..hentikan tolong? ? . Tapi semua yang aku katakan hanya membuat Rio semakin agresive . Dan jujur aku juga sangat terangsang dengan permainannya.

          Puas dengan menjilati puting susuku , kepalanya terus turun mengarah ke selangkanganku . Rio membuka lebar kedua kakiku , saat itu aku sama sekali tak melawan . Hidung Rio pun mengendus endus selangkangan celana dalamku . Aku merasa malu , karena saat itu vagianku sudah begitu basah , aku memang tipe cewek yang over wet .

          Tak beberapa lama , jari Rio menguak celana dalamku ke samping . Kulihat mata Rio menatap nafsu vaginaku , dengan sedikit bulu bulu itu . Lidah Rio pun menjilati klitorisku yang sudah membesar menonjol itu . Rasa geli nikmat menjalar ke seluruh tubuhku . Aku bagai kesetrum . Memang Rona pun sering menjilati vaginaku , tapi entah kenapa saat Rio menjilati vaginaku aku merasa sensasi yang lain .
          Aku mendesah desah , aku benar benar di kuasainya sekarang ini . Tubuhku mengeliat geliat , seperti ular terkena garam . Lidah Rio terus menjilati klitorisku dengan lembut . Liang vagianku merekah , dan basah sekali , siap untuk penetrasi . Desah desah erotisku semakin membuat Rio menjadi , lidahnya terus menjilati klitorisku dengan nafsu , aku benar benar di buatnya tak tahan .
          .... ahhhs...Rio ..sudah..sudah?.? erangku . Saat itu aku benar benar sudah tak tahan , aku orgasme , tubuhku mengejang , dan aku mendesah panjang. ... ahhhh!!!. Rio??ahh...." erangku . Rio tersenyum , dan dia menghentikan kegiatannya , tubuhku mengejet beberapa kali .

          Lalu Rio melepas celana dalamku , aku hanya diam pasrah , kini tubuhku sudah telanjang , total . Rio pun melepas pakaiannya , mulai dari kemejanya , celananya juga kolornya . Aku melihat betapa gagah tubuh , dengan warna kulit gelap itu . Tubuh Rio begitu atletis , memang menarik untuk di pandang . Juga penisnya yang tegak dan besar . Lebih besar dari milik Rona .
          Rio mendekatkan penisnya ke mulutku dia minta di oral , tapi aku menolaknya.".. tidak Rio , tidak ..? ujarku , walau sebenarnya , aku juga ingin mengulumnya . Rio tak memaksa , lalu dia mulai melebarkan kedua kakiku , dan penisnya tepat di depan liang vaginaku .
          ? Rio , tolong , jangan lakukan ini , aku takut .. aku takut sama Rona? jangan?? ujarku .
          Rio hanya tersenyum , jangan takut , aku siap menjadi suami kamu ..? .

          Yang kurasa selanjutnya , liang vaginaku terasa penuh sesak . Penis besar milik Rio , mulai mengisi liang vagianku . Aku merasa sakit , aku mengaduh . Rio..aghh..sakit?..?.
          Rio pun bergerak pelan , menekan masuk penisnya , lalu perlahan menariknya keluar . Aku bisa mereasakan urat urat penisnya mengesek dinding vaginaku . Rasa sakit yang kurasakan sirna setelah beberapa saat , penis besar itu bergerak pelan di dalam vaginaku .
          Kini aku merasakan nikmat penis besar milik Rio itu .
          ... ashhh.ahh.. Rio ?? erangku , tanganku mencengkram kuat pinggangnya . Dan Rio terus bergerak , menekan penisnya hingga mentok dalam vaginaku . mendorong dan menarik , dalam ritme yang pas , membuat birahiku kembali menggebu gebu .
          Aku benar benar dibuatnya nikmat , belum lepas sepuluh menit , aku pun sudah tak bisa menahan birahiku . Aku menjerit kecil , sambil memeluk pinggangnya , dan menahan gerakkan Rio ," Rio...ahhh... aku gak tahan?aku keluar?? .

          Rio mencium bibirku , aku pun lupa dengan suamiku , saat itu pikiranku blank , aku seperti seorang wanita singel yang haus akan sex . Aku membalas lumatan Rio , dengan nafsu , lidah aku dan Rio saling memilit . Dan Rio terus bergerak pelan , penisnya terus memberi nikmat pada vaginaku .
          Tubuhku terus mengejet , setiap penis Rio menekan hingga mentok dalam liang vaginaku. Aku benar benar birahi , tak sampai beberapa menit kemudian , aku pun orgasme kembali . Aku menjerit , penuh kenikmatan .

          Hingga tiga kali aku orgasme , baru Rio melepas seluruh spermanya dalam liang vaginaku . ? ohh....Chika ..aku keluar" , begitu erang Rio . Setelah Rio melepas sperma di dalam liang vaginaku , Rio tetap membenamkan penisnya dalam liang vaginaku , aku bisa merasakan dengan jelas , denyut denyut penis besarnya itu .

          Hingga penisnya makin mengecil , Rio pun menarik keluar penisnya dengan perlahan , di ikuti spermanya yang kental dan banyak itu . Aku mendorong tubuhnya , lalu aku lari ke kamar mandiku , aku mengunci pintu kamar mandiku , dan duduk di atas kloset . Aku menatap wajahku di cermin besar yang tergantung di dinding .

          Aku merasa bersalah terhadap Rona , Aku telah mencurangi suamiku , yang begitu menyayangiku . . Tapi di lain pihak , aku merasa begitu nikmat bermain sex dengan Rio. Empat tahun , aku menikah dengan Rona , baru kali ini aku merasakan permainan sex yang berbeda .
          Hampir setengah jam aku melamun duduk di atas toilet itu . Aku benar benar takut , aku takut Rona mengetahui semua ini . Aku takut , vaginaku menjadi longgar , karena penis Rio lebih besar darinya . Pikiran itu begitu menghantui aku . Akhirnya aku beranjak , dan aku mandi dalam siraman air hangat dari shower . Aku mencuci seluruh tubuhku , membasuh vaginaku sebersih bersihnya .

          Selesai itu , aku keluar , dan aku tak melihat Rio , di kamarku , aku bergegas , mengunci pintu kamar tidurku . Aku pun berpakaian . Setelah rapi , aku keluar kamar . Dan aku tak menemukan Rio.Aku duduk di ruang tamu , masih terbengong , aku tak bisa berpikir jernih , dengan apa yang baru aku alami . Aku di perkosa , tapi aku juga menikmati , aku tak tahu apa yang harus aku lakukan .

          Tiba tiba hpku berbunyi , jantung berdegup , lalu aku menatap layar hpku , rupanya dari Sisca, temanku . " eh Chika , jadikan , kita pergi .... ".." aduh , kayaknya gak bisa deh , aku lagi pusing nih .." kataku menolaknya . ? ahh..gitu deh , gak bisa , aku jemput sekarang ." kata Sisca . Aku pun diam saja . Dan akirnya pergi dengan Sisca. Dalam perjalanan aku merenung , Sisca pun , bertanya :" ada sih si Chika , kamu lagi ribut yah sama Rona ? ? . Aku menggeleng .. enggak koq , cuma lagi pusing .." kataku. " aku tahu , pusing gak gituan yah sama Rona.." katanya mengejek . Aku mencubitnya ".. ih kamu jorok ..".

          Aku dan Sisca memang sudah berteman lama , sejak kuliah dulu . Boleh di bilang Sisca sudah seperti adikku sendiri. Dia juga sudah bersuami , dan suami juga mapan . Aku dan Sisca selalu terbuka , kita sering curhat dalam segala hal .Tapi kali ini aku tak sangup menceritakan hal itu kepadanya .
          " Sis , tahu gak sih , kira kira , kalau kita main sama cowok yang penisnya besar , vagina kita akan longgar gak yah..? tanyaku tiba tiba .
          Sisca menatapku , sambil bengong " maksud kamu apa sih ? ? . " yah maksud aku , kalau kita main sama cowok penisnya gede , terus vagina kita jadi longgar gak , suami kita nanti berasa longgar gak ..? kataku .
          Sisca tertawa " ha ha ha , kamu mau selingkuh sama cowok arab ..yah.." .
          Aku mencubitnya lagi . " kamu nih , orang tanya malah di ketawain.." . Sisca pun tertawa lagi " kamu aneh banget si Chika , koq tanya yang kayak gitu " .
          " bukan, aku hanya penasaran aja , kalau di filem bokep bule itu kan... " Chika .. Chika , pertanyaan kamu itu seperti orang dodol deh , vagina cewek itu elastis , kayak karet , walau di masukin penis besar , vagina akan kembali lagi seperti semula , kecuali ototnya udah pada kendor ..? jawab Sisca menerangkan . penisnya gede gede , apa vagina tuh cewek gak pada longgar yah..? kataku .
          Aku diem saja , berpikir , mungkin benar juga apa yang di katakan Sisca , otakku memang lagi error , gak bisa mikir rasional , aku benar benar takut Rona tahu kejadian tadi itu .
          " Chika , kita kan sering senam, maka vagina kita kan selalu rapat , itu kerena otot otot vagina kita terlatih , buktinya Rona gak pernah ngeluhkan ?? kata Sisca lagi . Aku mengeleng " engak sih , malah Rona selalu memuji tubuh ku .." .
          " nah itu lah , tapi kenapa sih kamu tadi tanya kayak gitu ? ? tanya Sisca lagi ." engak apa apa , aku cuma penasaran lihat film bokep "jawabku .
          Sisca tersenyum " he he he aku pikir kamu selingkuh..? " gila kamu yah ?? jawabku .
          " loh koq gila , wajar aja kalau mau selingkuh , asal gak ke tahuan aja" kata Sisca seenaknya . " nah , ketahuan yah , kamu pernah selingkuh yah ?? kataku , meyerang balik . Sisca menatapku" kamu gila yah ?.? . Kami berdua pun tertawa terkekeh kekeh .

          Malam harinya aku menjadi paranoid , aku ketakutan sendiri . Tapi Mario bersikap seakan akan tak terjadi apa apa . Di meja makan , saat kami makan malam besama , sikapnya cuek saja . Dia bercanda dengan suamiku seperti biasa ." kamu kenapa sayang , apa gak enak badan? ? tanya Rona . " ah enggak , enggak apa apa .." jawabku . " masuk angin kali .." kata Mario menimpali . Aku hanya tersenyum . Setelah makan , aku berlalu , masuk ke kamar tidurku . Aku berbaring diam , mataku menetap langit langit kamarku . Aku tak tahu , apa yang di lakukan dua cowok di depan itu . Mungkin mereka membicarakan bisnisnya .

          Tak beberapa lama Rona masuk ke dalam kamar . Dia tersenyum , aku semakin parno di buatnya .
          "eh , papi gak sama Rio " tanyaku .
          " ah engak , aku mau bobo saja sama kamu.."kata suamiku . Aku benar benar semakin takut . aku benar benar merasa tak enak .

          Suamiku langsung berbaring si sampingku , aku berharap dia langsung tidur . Tapi tidak dia menciumi bibirku , dan mau tak mau aku melayani ciumannya . Tangannya pun mereba raba buah dadaku , memancing birahiku . Tapi aku menjadi seperti es , aku tak bergairah , rasa takut masih menghantui diriku . Satu persatu pakaianku lepas , hingga bugil , dan Rona pun membuka pakaiannya sendiri. Kami sudah bugil total , biasanya saat seperti ini vaginaku sudah basah total , tapi kali ini aku benar benar tak ada gairah , vaginaku menjadi kering .

          Saat suamiku meraba vaginaku , dia menatap wajahku " kamu kenapa mi , koq gak bergairah , ada apa..? tanya suamiku . " ah gak apa apa koq..? kataku , lalu aku menarik pundaknya dan menciumi bibir Rona . aku berusaha membangkitkan gairahku sendiri .
          Setelah itu , aku membasahi vaginaku dengan air liurku sendiri , dan Rona tak mengetahui itu . Rona berpikir aku telah terangsang , dan Dia pun melakukan penetrasi.
          Aku memejamkan mata , berharap Rona tak tahu apa yang telah terjadi siang itu . Rona pun mulai bergoyang , dia tampak seperti biasanya .

          Rona mendesah desah " oh enak sekali sayang.." erangnya . Aku mulai tenang , birahiku bangkit , aku mendesah desah juga . Rona terus menggoyang penisnya dalam vaginaku . Tapi aku merasakan perbedaan . Kalau tadi waktu sama Rio , penisnya terasa menyesaki liang vaginaku , tapi dengan Rona , aku merasa biasa saja. Rona terus bergerak , maju mundur , nafasnya terengah engah . " ohh ohh.." erangnya . Aku pun mendesah desah , aku mulai merasa nikmat . Perasaan takut ketahuan dalam diriku pun mulai sirna . Rona tak mengetahuinya , dia terus menggoyang penisnya merasa nikmat dengan vaginaku .

          Sepuluh menit kemudian Rona , orgasme " ahh... enak banget" erangnya . Aku kembali menciumi bibirnya . Kami terus berciuman . Aku merasakan hangatnya sperma Rona , membasahi liang vaginaku . kami terus berpelukan , hingga tertidur .

          Saat duduk di ruang tamu membaca majalah , malam itu , aku mendengar bunyi klakson mobil suamiku. Aku melihat jam dinding, pukul 7.30 malam.
          Aku kembali meneruskan membaca majalah itu. Lebih dari 10 menit, aku tak melihat suamiku, tumben biasanya suamiku selalu mencari aku. Aku beranjak ke ruang kerja Rona , dia tak ada di situ .Aku mengintip , ke garasi , jelas mobil sedan Rona sudah ada di garasi .."loh kemana si Rona ujarku dalam hati.

          Aku berjalan ke kamar tidurku. Dan aku sungguh terkejut, aku melihat Mario di kamarku berbaring di ranjang tidurku .
          " hei ..ngapain kamu..? kataku . Mario hanya tersenyum "kamu benar benar cantik Chika " katanya.
          " Mario , jangan macem macem lagi , mana Rona ..? kataku . Mario berdiri , mendekatiku , aku mundur beberapa langkah , mendekati pintu kamar tidurku , tanganku siap di handel pintu , jadi aku siap untuk keluar dari kamar tidurku .
          " Rona masih di kantor , bos besar sedang merundingkan proyeknya dengan Rona .." Mario menjawab pertanyaanku.
          Aku diam saja , aku juga heran , kenapa hanya Rona sendiri yang meeting dengan bosnya , kenapa Mario tidak.

          Tiba tiba Mario memeluk tubuhku, dan mulai mencium bibirku, aku meronta dan melawannya.......
          " Mario , tolong hentikan ?? kataku . Tapi Mario terus saja, melumat bibirku, dan tangannya mulai meraba tubuhku.
          Buah dadaku di rabanya dan di remasnya dengan lembut . Lepas menciumi bibirku , lidahnya yang nakal , mulai menjilati leherku , dan kupingku .
          Mengelitik sehingga birahiku pun timbul. Semakin aku meronta semakin aku terperosok dalam birahi yang di buatnya . " Rio , apa yang kamu lakukan , kamu jahat sekali ?? katamu. "aku suka kamu , aku suka kamu Chika , aku tak peduli dengan Rona , aku suka kamu " begitu kata Rio , dan kembali menjilati leherku , yang aku hanya pasrah menerimanya , dan menikmati rangsangan yang di timbulkannya .

          Tangan Mario terus meraba setiap jengkal lekuk tubuhku , hingga ke pangkal pahaku . Selangkangan ku pun tak luput dari sentuhan dan rabaannya . Saat itu aku sudah terangsang , vaginaku sudah lembab sekali , aku tak lagi meronta , bahkan aku melebarkan kaki , agar Rio segera memainkan jarinya di selangkanganku.
          " ahhhss Rio ...ahhh.." erangku , saat jari jarinya tepat mengenai klitolisku di balik celana dalamku yang sudah basah itu . Mario kembali melumat bibirku, lidahnya memasuki mulutku, dan aku pun melayaninya, dua lidah saling memilit milit, dan aku semakin birahi .

          Tak lama Mario mulai melepas gaun tidurku, dan bra ku di singkap ke atas , lidahnya pun mulai menjilati puting susuku yang sudah menonjol keras .
          Aku semakin tak tahan di buatnya , aku mendesah desah , kenikmatan .
          Jari menyusup di balik celana dalamku , dan terus menyerang klitorisku . Liang vaginaku berdenyut, dan basah sekali . Desahku tak putus putus .

          Hampir sepuluh menit , Mario merangsang ku dalam posisi berdiri , dan aku tak bisa lagi menahan birahiku . " Rio ..ahhhhhss..aku gak kuat lagi .... Ahhh.." erangku . Kedua tanganku memeluk erat tubuh Mario , Aku menjerit dalam kenikmatan , jari Rio semakin cepat menggetarkan klitorisku . ".. Rio . Rio .. sudah..ahhh.. ahh keluar.." erangku . Dan tubuhku kejang , mengejet , sambil memeluk erat tubuh Mario .
          Vaginaku terasa basah sekali , dan tubuhku seperti lemas tak bertulang . Setelah beberapa saat , Mario membuka celananya , dan Sebelah kakiku di angkatnya .

          Tanpa melepas celana dalamku , hanya di sibaknya ke samping , penisnya yang sudah tegang di arahkan tepat ke liang vaginaku . "aghhh..Rio..aghh.."erangku , saat penisnya yang besar , mengisi ruang sempit di dalam liang vaginaku .

          Mario terus menekan masuk seluruh batang penisnya ke dalam liang vaginaku , aku menggigit bibirku , ada sedikit rasa nyeri . Mario lalu bergerak dengan lembut , sambil tangannya memegang pantatku . Penisnya bergerak keluar masuk dengan pelan , aku merasakan gesekan nikmat penisnya di dalam vaginaku .
          Penisnya yang besar itu , terus bergerak pelan di dalam vagianku .".. ashhh..ahh.. Rio ?? erangku . . Dan Rio terus bergerak , menekan penisnya hingga mentok dalam vaginaku . mendorong dan menarik , membuat semakin ku menjadi semakin birahi .
          Aku tak terpikir Rona lagi , yang saat itu ku tahu betapa nikmat permainan Mario .

          Menit demi menit berlalu , tubuhku dan tubuh Mario bercucuran keringat , aku pun sudah tak bisa menahan birahiku . Aku menjerit kecil , sambil memeluk tubuhnya dengan erat, Mario berhenti bergerak , dia tahu aku sudah akan orgasme , "Rio..ahhh aku gak tahan?aku keluar.." .

          Rio melumat bibirku dengan penuh nafsu , aku pun melayaninya , dengan penuh nafsu , lidah aku dan Rio saling memilit . Tak lama Rio terus bergerak pelan , penisnya kembali memberi nikmat pada vaginaku .

          Rio terus bergerak , hingga dia juga mendapat orgasme , Dia benar benar memuaskan diriku , dan dia juga terpuaskan . " ohh Chika , enak sekali ..sayang.." desahnya , lalu menciumi bibirku . Vaginaku terasa , basah dan hangat . Rio melepas sperma cukup banyak dalam liang vaginaku .
          Tak lama Rio mencabut penisnya , dan spermanya tertinggal dalam liang vaginaku . Selangkangan celana dalamku sekarang penuh dengan spermanya .

          Saat yang bersamaan , aku mendengar suara deru mobil , jantungku berdegup . .." Rona pulang!!seru Mario .
          Saat itu juga Mario , segera merapikan pakaiannya , dan langsung menyelinap keluar kamarku dengan cepat . Aku pun demikian , merapikan pakaianku dengan sebisanya , menyisir rambutku yang acak acakan .