Setelah aku mendapat info yang dibutuhkan, aku mencari cafe yang
deket dengan rumah adikku, sehingga gak problem dengan trafik yang macet. Aku
nego dengan manajer bar itu mengenai arrangement pesta hutnya Ana. Karena ini
pesta abg, makan malem mah ala kadarnya saja, yang penting banyak minumannya,
non alkoholik tentunya. Aku juga minta disediakan MC dari bar yang bisa memandu
beberapa games untuk memeriahkan suasana. Aku minta adikku menyediakan beberapa
suvenir dari kantornya sebagai hadiah untuk games itu.
“An, temen-temen kamu kece-kece gak”.
“So pasti om, ana gitu loh”. wah asik juga nih, banyk yg bisa dilihat,
“Tapi mreka datengnya bawa pasangan lo om”. Wah, kecewa juga aku mendengarnya.
Sampe dengan hari H nya. undangan dibuat jam 8 malem. Adik dan
iparku dah standby di bar untuk menyambut temen-temen Ana, setelah makan malam,
acara potong kue dilakukan, gak ada coreng muka pake krim kue yang sering
dilakukan pada acara abg. Setelah itu adikku dan istrinya pulang karena selanjutnya
adalah acara buat para abg. Ana minta aku tetap stay, dia tajut kalo ada acara
yang meleset dari rencana.
“Om kan gak ada siapa-siapa dirumah, mending juga disini, ntar
om turun ja ma temenku yang gak bawa pasangan”.
Memang tadi aku liat ada beberapa prempuan abg yang dateng
bergerombol tanpa kawalan pasangannya. Acara games berlangsung meriah, palagi
MC nya pinter banget membuat suasana jadi ceria. Setelah acara games slesai,
sampailah pada acara puncak. Musik berdentam keras, ditingkahi dengan celoteh DJ
yang mengajak para tetamu untuk mulai goyang.
“Om, ini Ayu, om temenin Ayu ya, dia gak punya pasangan”, Ana
mengenalkan aku pada seorang abg, seumuranlah ma Ana.
Cantik, wajahnya dihiasi dengan sepasang mata uang indah, bulu
mata yang lentik, hidung mancung dan bibir mungil yang merekah. Yang menarik
perhatainku, Ayu punya kumis tipis diatas bibirnya yang mengundang untuk
dikecup. Diruang yang temaran aku masi bisa menikmati wajah ayunya Ayu. Nama
yang sangat sesuai dengan orangnya lagi. Yang lebi menarik lagi, dadanya
dihiasi dengan sepasang tonjolan yang lumayan besar. Palagi Ayu mengenakan t
shirt dan jin ketat, sehingga semua yang menonjol ditubuhnya menjadi nampak
dengan jelas. Pinggangnya ramping dan pinggu serta pantat yang membulat
sehingga badannya yang imut berpotongan seperti biola, sangat menggugah napsu.
“Om, tu apanya Ana si”, teriak Ayu ditengah bisingnya musik.
“Aku kakak bokapnya Ana”.
“Kok beda ya om”.
“apa bedanya?”
“Om kliatan lebi mudah, badan om atletis sekali, gak kaya bokapnya Ana, dah
botak gendut pula”.
“Lelaki kan juga mesti jaga penampilan, gak prempuan aja kan”.
“Bener banget om, duduk yuk om”. aku mengambil 2 soft drink dan duduk dipojokan
berdua Ayu, kringeten juga jingkrakan ngiktui goyangannya Ayu.
“Yu, kamu seksi banget deh, kamu yang paling seksi dari semua yang dateng, Ana
ja kalah seksi ma kamu”.
“Om suka kan ngeliatnya”.
“Suka banget Yu, palagi kalo gak pake apa2″, godaku menjurus.
“Ih si om, mulai deh genitnya, ntar kalo liat Ayu gak pake apa2, gak bisa nahan
diri lagi”.
“Mangnya kamu suka gak pake apa2 didepan lelaki?”
“Depan cowokku om”.
“Wah bole dong skarang depan aku ya”.
“Maunya”. Musik berganti dengan musik yang lembut.
“Om turun lagi yuk, Ayu pengen dipeluk om”. Aku turun lagi dan melantai (ngepel
kale) dengan Ayu, Ayu kupeluk erat, terasa sekali toket besarnya mengganjal
didadaku.
“Yu toket kamu besar ya, sering diremes ya”, bisikku.
“Iya om”. Aku mencium telinganya, Ayu menggeliat kegelian,
“om, nakal ih”.
“Tapi suka kan”. Ayu gak menjawab, kembali aku mencium lehernya sehingga Ayu
menggelinjang.
Ayu mempererat pelukannya, aku seneng ja dipeluk abg seksi kaya
Ayu. Sampe acara slesai Ayu nempel terus ma aku.
“Om tinggal sendiri ya”.
“Kok tau”. “ana yang bilang, napa si om tinggal sendiri”.
“aku dah cere Yu, anak2 ikut ibunya, napa kamu mo gantiin?”
“Mangnya om mau ma Ayu, Ayu kan masi abg, ntar om malu lagi jalan ma Ayu”.
“Wah malah bangga Yu, biasa jalan ma abg yang cantik dan seksi kaya kamu”.
Ketika ana melihat Ayu nempel terus ma aku, dia mulai godain,
”Wah ada yang nempel terus neh kaya prangko, ayu cantik kan om, pasti om suka
deh ma Ayu, aku kan tau selera om kaya apa”. Aku hanya senyum saja, Ayu
cemberut jadinya,
“Udah deh loe sana ma cowok loe aja, gak bole liat orang lagi seneng ja”.
“Iya deh”, Ana meninggalkan kami sambil tertawa berderai.
Setelah acara selesai, aku membereskan administrasinya dengan
pihak bar.
“Om, makasi banyak ya buat bantuannya, kalo gak ada om pasti
pestaku gak semeriah ini. Yu kamu puilang ikutan om ku ja, dia searah kok sama
rumah kamu. Om anterin ayu dulu ya, jangan diapa2in lo temenku yang seksi ini,
dah tengah malem soalnya”, ana tersenyum sambil menjabat tanganku.
“Mau aku anter pulang Yu”, tanyaku menoleh ke ayu.
“Bole, kalo gak ngerepotin om”.
“Buat prempuan secantik dan sesekai kamu apa si yang repot”. Ayu aku gandeng
menuju ke tempat parkir.
“Om, Ayu males pulang deh”.
“Lo napa”. “Dirumah gak ada siapa2 om, mending juga ma om ada yang nemenin Ayu
ngobrol”.
“Mangnya ortu kemana”.
“Wah ortu mah sibuk ma urusan masing2, Ayu jarang ketemu ortu biar serumah
juga. ayu ketemu ortu kalo ada keperluan ja, minta duit”.
“O gitu, kamu mo ikut aku ke apartmen?’
“Bole om”.
“Gak takut ma aku”.
“Mangnya om mo makan Ayu”.
“Mau makan bagian2 tertentu dibadan kamu”. Ih si om, bisa aja”. Sepanjang
perjalanan ke apartmenku ayu curhat mengenai kondisinya, aku menjadi pendengar
yang baik saja, sesekali aku kasi komentar.
“Om, ayu suka deh lelaki kaya om, mature sekali, lagian om ganteng banget,
atletis lagi badannya. Om sering maen ma abg ya”.
“Sesekali ja Yu, kalo ada yg seksi kaya kamu, kamu mau kan maen ma aku”. Ayu
diem saja, tapi tangannya mulai mengelus2 pahaku, aku tau itu jawabannya atas
pertanyaanku.
Sesampainya di apartmen, aku langsung parkir mobil di basement
di lot yang diperuntukkan buat aku. Ayu kugandeng ke lift dan lift melumcur ke
lantai 40, dimana aku tinggal. Di lift ayu kupeluk dan kucium pipinya,
“Oom”, ayu hanya melenguh sambil memperat pelukannya ke aku.
Di apartment, Ayu langsung inspeksi, apartmenku kecil, ada 2
kamar tidur, ruang tamu yang menyatu dengan ruang makan dan pantri. Di bagian
belakang ada tempat untuk cuci pakean dan balkonnya lumayan luas untuk jemur
pakean. Ayu cukup lama berdiri di alok menatap kerlap kerlip lampu kota. Aku
memeluknya dari belakang sambil mencium kuduknya. Ayu mengeglinjang tapi dia
membiarkan tanganku yang mulai mengelus toketnya dari luar t shirtnya.
“Ooom”, lenguhnya ketika toket montoknya mulai kuremas2.
Ayu menggeser2kan pantatnya yang membulat ke selangkanganku.
Kontolku dah mengejang dengan kerasnya.
“Ih, om dah ngaceng ya”, katanya sambil terus menggeser2kan
pantatnya ke kekontolku. aku makin gemes meremes2 toketnya, terasa sekali besar
dan kencengnya toket abg montok ini.
“Om, ayu dah pengen om, masuk yuk”.
Di sofa Ayu langsung melepas pakean luarnya. Wah baru seumur
segini dah liar banget ni anak, pikirku. Ya aku seneng ja dapet abg yang liar
kaya Ayu gini, pasti nikmat banget dientotinnya. Aku mengeluarkan 2 soft drink
dari lemari es. Aku melotot melihat ayu muncul dengan daleman bikini yang minim
dan seksi. Toketnya seakan mau tumpah dari branya yang minim sekali. Demikian
pula jembutnya berhamburan dari cd bikini yang model g string itu.
“Yu, duduk disebelahku, kamu mau gak aku pijitin”, tanyanya.
aku tinggal memakai celana panjangnya saja. Baju dah kulepas.
Ayupun duduk membelakangiku. Aku mulai memijit pelan keningnya dari belakang.
Dari kening turun ke kuduk. Ayu hanya terpejam saja menikmati pijitanku, turun
lagi ke pundak. “Enak om”, katanya.
“Memangnya om pernah jadi tukang pijit ya”, godanya.
Aku diam saja, tapi tanganku meluncur ke toketnya. Jariku
kembali menelusuri toketnya, kuelus2 dengan lembut. Ayu terdiam, napasnya mulai
memburu terengah. Jari kuselipkan ke branya dan mengkilik2 pentilnya. Pentilnya
langsung mengeras,
“Ooom”, lenguhnya. Aku langsung saja meremes2 toketnya dengan
penuh napsu.
Ayu bersandar di dadaku yang bidang. Aku kembali menciumi
lehernya sementara kedua toketnya terus saja kuremes2, sehingga napsunya makin
berkobar. Kemudian aku minta ayu berbalik sehingga kami duduk berhadapan. Ayu
tak menunggu lama, aku segera mengecup bibirnya. Dibalas dengan ganas. Bibirnya
kukulum, lidahnya menjalar didalam mulutku sementara tangannya segera turun
mencari kontolku. Diusap2, terasa sekali kontolku sudah ngaceng berat, keras
sekali. Segera ikat pinggangku dibuka, celanaku dibuka. Aku berdiri sehingga
celana panjangku meluncur ke lantai. kontolku yang besar panjang itu nongol
dari bagian atas CD ku yang mini. Kami segera bergelut. Aku terus meremas-remas
toketnya sementara Ayu mengocok kontolku.
“om keras banget, gede lagi”, katanya sambil jongkok didepanku,
melepas cdku dan menciumi kontolku dan menghisap daerah sekelilingnya termasuk
biji pelernya.
“Aah Yu, kamu pinter banget bikin aku nikmat”, erangku.
“aaaduuuuuhh. Yu..enak banget emutanmu”. kontolku dijilati seluruhnya kemudian
dimasukkan ke mulutnya, dikulum dan diisep2. Kepalanya mengangguk2 mengeluar
masukkan kontolku di mulutnya. Akhirnya aku gak tahan lagi. Ayu kubopong ke
kamar.
Ayu kubaringkan diranjang. Sambil terus meremas2 toketnya
tanganku satunya nyelip ke balik cd bikininya yang g string itu. Otomatis
pahanya mengangkang, sehingga aku dengan mudah mempermainkan jembutnya yang
lebat.
“Om, geli”, erangnya.
“geli apa nikmat Yu”, tanyanya.
“Dua2nya om, Ayu dientot dong om, udah kepengin banget nih”, katanya to the
point.
Tanganku menyusup ke punggungnya sambil mengecup bibirnya. Tali
pengikat bra kutarik sehingga toketnya membusung menantang untuk diremas dan
dikenyot pentilnya, tanpa penutup lagi. Ikatan CD bikini kutarik dengan mulutku
sehingga lepaslah semua penutup tubuhnya yang minim.
“Yu kamu napsuin banget deh”, kataku.
Aku langsung saja menindihnya. penisku kuarahkan ke belahan
memeknya yang sudah basah dan sedikit terbuka, lalu aku menekan kontolku sehingga
kepala kontolku mulai menerobos masuk memeknya. Ayu mengerang keenakan sambil
memeluk punggungku. Aku kembali menciumi bibirnya. Lidahnya menjulur masuk
mulutku lagi dan segera kuisep2. sementara itu aku terus menekan pantatku
pelan2 sehinggga kepala kontolku masuk memeknya makin dalam dan bless, kontolku
sudah masuk setengahnya kedalam memeknya.
“Aah, om nikmat banget om”, erangnya sambil mencengkeram
punggungku.
Kedua kakinya dilingkarkan di pinggangku sehingga penisku
besarku langsung ambles semuanya di memeknya.
“Om, ssh, enak om, terusin”, erangnya.
Ayu menggeliat2 ketika aku mulai mengeluarmasukkan kontolku di
memeknya. Ayu mengejang2kan memeknya meremes2 kontolku yang sedang keluar masuk
itu.
“Yu, nikmat banget empotan memek kamu, kamu masi muda gini dah
pinter ngeladenin napsuku”, erangku.
aku memeluknya dan kembali menciumi bibirnya, dengan menggebu2
bibirnya kulumat, Ayu mengiringi permainan bibirku dengan membalas mengulum
bibirku. Terasa lidahnya menerobos masuk mulutku. Aku mengenjotkan kontolku
keluar masuk makin cepat dan keras, Ayu menggeliatkan pinggulnya mengiringi
keluar masuknya kontolku di memeknya. Setiap kali aku menancapkan kontolku
dalam2 Ayu melenguh keenakan.
Terasa banget kontolku menyesaki seluruh memeknya sampe kedalem.
Karena lenguhannya aku makin bernapsu mengenjotkan kontolku. Gak bisa cepet2
karena kakinya masih melingkar dipinggangku, tapi cukuplah untuk menimbulkan
rangsang nikmat di memeknya. Kenikmatan terus berlangsung selama aku terus
mengenjotkan kontolku keluar masuk, akhirnya Ayu gak tahan lagi. Jepitan
kakinya di pinggangku terlepas dan di kangkangkan lebar2. Posisi ini
mempermudah gerakan kontolku keluar masuk memeknya dan rasanya masuk lebih
dalam lagi. Tidak lama kemudian Ayu memeluk punggungku makin keras
“Om, Ayu mau nyampe om”.
“Kita bareng ya Yu”, kataku sambil mempercepat enjotanku.
“Om, gak tahan lagi om, Ayu nyampe om,aakh”, jeritnya saking nikmatnya.
Kakinya kembali melingkar di pinggangku sehingga kontolku nancep
dalam sekali di memeknya. memeknya otomatis mengejang2 ketika Ayu nyampe
sehingga bendungan pejuku bobol juga.
“Akh Yu, aku ngecret Yu, akh”, aku mengerang sambil mengecretkan
pejuku beberapa kali di memeknya.
Dengan nafas yang terengah engah dan badan penuh dengan
keringat, Ayu kupeluk sementara kontolku masih tetep nancep di memeknya. Ayu
menikmati enaknya nyampe. Setelah gak ngos2an, aku mencabut kontolku dari
memeknya.kontolku berlumuran lendir memeknya dan pejuku sendiri. Aku berbaring
disebelahnya.
“Yu, kamu nikmat banget deh kalo dientot. Kamu yang paling
nikmat dari semua abg yang pernah aku entot”, kataku sambil mengelus2 pipiku.
“Ayu mo kok tinggal sama om, biar om gak usah repot cari abg kalo pengen
*******. Udah tersedia di rumah”, katanya sambil tersenyum. Aku diam saja.
“Om, Ayu ngantuk dan cape”.
“Ya udah, tidur ja Yu, besok kita tenmpur lagi”. Aku mematikan lampu dan tak
lama kemudian kami dah terlelap diranjang yang kusut bertlanjang bulet.
Hari sudah mulai terang ketika kami terbangun. Aku merasa lapar,
ayu juga,
“Om, Ayu laper om”, katanya.
“Iya Yu, aku juga laper lagi nih, abis kerja keras sih”, jawabku.
“Mandi dulu yuk” ajakku.
Kami bercanda-canda di kamar mandi seperti anak kecil saling
menggosok dan berebutan sabun, aku kemudian menarik tubuhnya merapat ke
tubuhku. Aku duduk di toilet dan Ayu duduk dipangkuanku dan aku mengusap2
pahanya.
“Kamu cantik sekali, Yu”, rayuku.
Tanganku pindah ke bukit memeknya mempermainkan jembutnya yang
lebat. Aku bisa melakukan itu karena ayu mengangkangkan pahanya. Tanganku terus
menjalar ke atas ke pinggangnya.
“geli om”, katanya ketika tanganku menggelitiki pinggangnya.
Ayu menggeliat2 jadinya. Segera aku meremes2 toketnya.
”toket kamu besar ya Yu, kenceng lagi”, kataku.
“om suka kan”, jawabnya.
“ya Yu, aku suka sekali setiap inci dari tubuhmu”, jawabku sambil terus
meremes2 toketnya. Aku kemudian mencium bibirnya. Akhirnya usailah kemesraan di
kamar mandi. Kami saling mengeringkan badan, dengan masih bertelanjang bulet,
aku menyiapkan sarapan buat kita ber 2. Indomi rasa presiden ja ya Yu”.
“Ya abis iklannya indomi dipake ma capres kan”.
“Bisa aja si om, boleh deh, Ayu suka kok apa aja, asal om yang sediain”.
“Ih manjanya”. “Tapi om suka kan Ayu manja2 ma om”.
“Suka banget Yu”.
“ayu tinggal ma om ya, boleh ya om”.
“Nanti om dituduh melarikan anak dibawah umur lagi ma ortu kamu, kan repot kalo
dilaporkan polisi sgala. Ayu bole kok kapan aja mo nginep disini”. Ayu diem
saja, kulihat ada raut kekecewaan diwajahnya.
“Jangan kecewa dong sayang, aku buatin dulu ya indomi rasa presidennya”. Dia
kembali tersenyum.
Cantik sekali Ayu, wajahnya yang tanpa riasan sama sekali tampak
cantik segar dan muda sekali. aku langung on lagi ngeliatnya. Segera aku
menyiapkan sarapan.
“Kamu mo minum apaan Yu, ada teh kopi atau susu. Kalo susu mah
kamu dah punya ya, besar lagi”.
“Oom”, katanya manja.
Aku nyiapin tehm manis ja buat aku dan dia. Setelah indominya
mateng, aku tambahin bawang goreng, sedikit kecap asin dan roiko penedap rasa.
“Om enak banget indomi bikinan om, kalo dirumah bikinan pembokat
gak seenak bikinan om”.
“Kalo suka ya tambah lagi ya, nanti aku bikinin lagi”.
“enggak lah om, ni kan ukuran jumbo, semangkok juga ayu dah kenyang”.
“semalem kan ukuran jumbo yang masuk, dah kenyang juga”.
“O kalo yang itu masi pengen berkali2 lagi”.
“Haah, berkali2 lagi”.
“Iya om, abis nikmat banget si, abis sarapan maen lagi ya om”. Luar biasa
napsunya ni abg pikirku, ya gak apalah, malah aku bisa nikmati ayu terus2an.
Di kamar, ayu sudah berbaring diranjang. kontolku yang belum
diapa2in sudah ngaceng berat. Aku segera mengecup bibirnya, beralih ke lehernya
dan kemudian turun ke toketnya. toketnya kuremes2, ayu terengah, napsunya
berkobar lagi. pentilnya ku emut2 sambil meremas toketnya. Tanganku satunya
menjalar kebawah, menerobos lebatnya jembutnya dan mengilik2 itilnya.
“aakh om, pinter banget ngerangsang Ayu”, erangnya.
Ayu mengangkangkan pahanya supaya kilikannya di itilnya makin
terasa. Kilikan di itilnya membuat ayu makin liar. Tangannya mencari kontolku,
diremes dan kepalanya dikocok2. Ayu bangkit. kontolku yang tegak berdiri dengan
kerasnya. langsung diraih dan dijilati. Pertama cuma kepalanya yang dimasukkan
ke mulutnya dan diemut2. Aku meraih pantatnya dan menarik ayu menelungkup
diatasku. Aku mulai menjilati memeknya, ayu menggelinjang setiap kali aku
mengecup bibir memeknya. Dengan kedua tangan, aku membuka memeknya pelan2, aku
menjilati bagian dalam bibir memeknya. Ayu melepaskan emutannya di kontolku dan
mengerang hebat,
“om aakh”. Pantatnya menggelinjang sehingga mulutku melekat erat
di memeknya.
“Terus om aakh”, erangnya lagi.
itilnya yang menjadi sasaran berikutnya, ayu makin mengerang
keenakan. memeknya makin kebanjiran lendir yang terus merembes, soalnya ayu
udah napsu banget. Cukup lama aku mengemut itilnya dan akhirnya
“Om, Ayu nyampe om, aakh”, erangnya.
“om nikmat banget deh, belum dientot udah nikmat begini om”. Ayu memutar
badannya kesamping dan berbaring disebelahku.
Aku mencium bibirnya. Kemudian ayu kunaiki, kutancapkan kontolku
kememeknya dan kudorongnya masuk pelan2,
“Om, enak, masukin semuanya om, teken lagi om, akh”, erangnya
merasakan nikmatnya kontolku nancep lagi di memeknya.
Aku mengenjotkan kontolku keluar masuk, ketika sudah nancep
kira2 separonya, aku menggentakkan pantatku kebawah sehingga langsung aja
kontolku ambles semuanya di memeknya.
“Om, aakh”, erangnya penuh nikmat.
aku mengenjotkan kontolku keluar masuk makin cepet, sambil
menciumi bibirnya sampe akhirnya,
“Om, Ayu nyampe lagi om, ooh”, ayu mengejang2 saking nikmatnya.
memeknya otomatis ikut mengejang2. Aku meringis2 keenakan karena kontolku
diremes2 memeknya dengan keras, tapi aku masih perkasa.
Kemudian aku mencabut kontolku dan minta ayu nungging. Aku
menciumi kedua bongkahan pantatnya, dengan gemas aku menjilati dan mengusapi
pantatnya. Mulutku terus merambat ke selangkangannya. Ayu mendesis merasakan
sensasi waktu lidahku menyapu naik dari memeknya ke arah pantatnya. Kedua
jariku membuka bibir memeknya dan aku menjulurkan lidah menjilati bagian dalem
memeknya. Ayu makin mendesah gak karuan, tubuhnya menggelinjang. Ditengah
kenikmatan itu, aku dengan cepat mengganti lidah dengan kontolku. Ayu menahan
napas sambil menggigit bibir ketika ****** besarku kembali nancep di memeknya.
“Om”, erangnya ketika akhirnya kontolku ambles semuanya di
memeknya.
Aku mulai mengenjotkan kontolku keluar masuk, mula2 pelan, makin
lama makin cepat dan keras. Ayu kembali mendesah2 saking enaknya. toketnya
kuremes2 dari belakang, tapi enjotan kontolku jalan terus. Ditengah kenikmatan,
aku mengganti posisi lagi, aku duduk di kursi dan ayu duduk dipangkuanku membelakangiku.
kontolku sudah nancep semuanya lagi di memeknya. Ayu menolehkan kepalanya
sehingga aku langsung melumat bibirnya. Ayu semakin cepat menaik turunkan
badannya sambil terus ciuman dengan liar.
Aku gak bosen2nya ngeremes toketnya. Pentilnya yang sudah keras
itu kuplintir2. Gerakannya makin liar saja, ayu makin tak terkendali
menggerakkan badannya, digerakkannya badannya turun naik sekuat tenaga sehingga
kontolku nancep dalem banget. “Om Ayu dah mau nyampe lagi om, aduh om, enak
banget”, erangnya. Tau ayu udah mau nyampe, aku mengangkat badannya dari
pangkuanku sehingga kontolku yang masih perkasa lepas dari memeknya. “Kok
brenti om”, tanyanya protes.
Ayu kutelentangkan lagi diranjang, aku naiki dia dan kembali
kutancepkannya kontolku kedalam memeknya. Dengan sekali enjot, kontolku sudah
ambles semuanya. Aku mulai mengenjotkan kontolku keluar masuk dengan cepat.
memeknya mulai berkontraksi, mengejan, meremes2 kontolku, tandanya ayu dah
hampir nyampe. Aku makin gencar mengenjotkan kontolku, dan
“Om, Ayu nyampe om, akh”, jeritnya.
Akupun merasakan remesan memeknya karena nyampe. enjotanku makin
cepat saja sehingga akhirnya,
“Yu…” aku berteriak menyebut namanya dan pejuku ngecret dengan
derasnya di memeknya.
“Om, nikmat banget ya, lagi ya om”, tanyanya.
“istirahat dulu ya Yu, kamu kok gak puas2 si, aku cape juga nih nggelutin
kamu”, jawabku.
Aku mencabut kontolku dan terkapar disebelahnya. Tak lama
kemudian aku kembali terlelap karena lemes dan nikmat.
Aku terbangun, dah ampir tengah hari. kulihat Ayu masi terkapar
dengan lelapnya. Toketnya yang membusung bergerak turun naik seiring dengan
tarikan napasnya. Kkinya pada posisi mengangkang sehingga memeknya terkuak
diantara kerimbunan jembutnya. Memek yang barusan memberikan kenikmatan tak
terhingga bagiku karena jepitan pada kontolku. Memandangi tubuhnya pada posisi
menantang seperti itu, napsuku naik lagi, kontolku kembali mulai mengeras. Ayu
masih terbaring di ranjang. aku mandi membersihkan diriku, selesai mandi
kulihat ayu dah terbangun.
“enak banget tidurnya Yu”.
“Ayu cape banget om, om kok mandi gak ajak2 Ayu”.
“Abis bobonya pules banget, jadi aku gak bangunin kamu. Dah siang ni, mo cari
makan gak, aku laper”.
“Ayu juga laper om, mi presidennya dah abis buat maen tadi pagi, kudu diisi
batere baru ni, pasti om masi mau maen ma Ayu lagi kan”.
“Tau aja kamu, dah mandi sana”.
“Ayu gak bawa ganti om, masak pake baju yang semalem”.
“Mo pake bajuku, kegedean gak”. Ayu tubuhnya imut, sehingga kalo pake pakeanku
pastinya lah kedodoran.
“Gini deh, abis mandi ya terpaksa kamu pake lagi baju itu. Aku anter kamu
pulang buat tuker baju, baru kita pergi cari makan”.
“Ayu tapi masi mo disini om”.
“Boleh, kamu boleh ja disini selama kamu mau, tapi kan kamu gak mo pake baju
yang semalem”. Ayu segera masuk kamar mandi membersihkan diri, selesai mandi
dia mengenakan pakean yang semalem, kulihat dalemannya cuma dimasukkan kantong
plastik.
“Yu om, buruan, gatel2 ni, pake baju yang esemalem”. Rumah Ayu gak jauh dari
apartmentku.
“Om, brentinya jauhan dari rumah ya, ntar keliahatan ma pembantu lagi Ayu om
anter pulang”. Aku berhenti dibawah pohon rindang, Ayu segera menenteng kantong
plastik yang berisi dalemannya menuju rumahnya.
Cukup lama aku menunggunya, dia keluar lagi cuma bercelana
pendek dan memakai tanktop. toketnya yang membusung nampak sangat menonjol. Aku
dah pengen menggemasi toketnya itu.
“Kamu tu seksi sekali deh Yu, pake apa aja tetep aja seksi dan
cantik”.
“Kalo gak pake apa2?”
“Wah lebi lagi, merangsang. Kamu mo makan apa?”.
“Terserah om aja, abis makan Ayu om makan lagi kan”.
“So pasti lah, kam kata kamu kita mo isis bensin buat ronde berikutnya”. aku
menuju ke mal yang terdekat dari tempat itu. Kit puter2 saja disana mencari
makan.
“Yu kamu mo aku beliin pakean?”
“Gak ah om, pakean Ayu dah selemari dirumah”. Akhirnya aku mengajak Ayu makan
pasta di satu resto pasta Itali. Ayu doyan banget makan pasta, dia makan semua
yang aku pesan dengan lahapnya.
“Wah ngisi bensinnya banyak banget Yu”.
“Biar siap om kerjain lagi”. Pulang makan, ayu berbaring diranjang dan aku
duduk disebelahnya.
“Yu, aku dah napsu lagi liat badan kamu”, kataku.
Langsung Ayu melirik daerah kontolku, kelihatan sekali sudah
mulai ngaceng karena kelihatan menggelembung. Aku mengelus2 punggungnya, terus
tanganku pindah mengelus pahanya, merayap makin dalam sehingga menggosok
memeknya dari luar celana pendeknya.
“Gak berasa om, lepasin dong pakean Ayu”. Aku membuka kancing
celana pendeknya dan kulorotkan, Ayu membantu dengan mengangkat pantatnya
keatas.
Ayu mengangkangkan pahanya sehingga jariku menggosok2 belahan
memeknya dari luar cd.
“Ssh om”, erangnya. terus saja aku mengelus belahan memeknya
dari luar cd nya.
Aku mulai menjilati pahanya, jilatanku perlahan menjalar
ketengah. Ayu hanya dapat mencengkram sprei ketika merasakan lidahku yang tebal
dan kasar itu menyusup ke pinggir cd nya yang kusingkirkan dengan jari, lalu
menyentuh bibir memeknya. Bukan hanya bibir memeknya yang kujilati, tapi
lidahku juga masuk ke liang memeknya. Aku terus mengelus paha dan pantatnya
mempercepat naiknya napsunya. Sesaat kemudian, aku melepas cd nya. Kembali
terpampang dengan jelas .memeknya yang sudah tidak tertutup apa-apa lagi.
Aku mendekap tubuhnya dari belakang dalam posisi berbaring
menyamping. Dengan lembut aku membelai permukaannya yang ditumbuhi jembut yang
lebat. Sementara tanganku yang satunya mulai naik ke toketnya, menyusup ke
dalam tanktopnya, kemudian kebalik branya kemudian meremas toketnya dengan
gemas.
“Yu, toket kamu besar dan keras. Jembut kamu lebat sekali, gak
heran napsu kamu besar ya” kataku dekat telinganya sehingga deru nafasku
menggelitik.
Ayu hanya terdiam dan meresapi dalam-dalam elusan-elusan pada
daerah sensitifnya. Aku makin getol, jari-jariku kini bukan hanya mengelus
memeknya tapi juga mulai mengorek-ngoreknya, tanktop dan branya dah kulepas
sehingga aku dapat melihat jelas toketnya dengan pentil yang sudah mengeras.
Tak lama kemudian cd nya pun menyusul kulepaskan, ayu dah tlanjang bulet siap
menampung kontolku lagi didalem memeknya. Ayu merasakan ****** keras di balik
celanaku yang kugesek-gesek pada pantatnya. Aku sangat bernafsu melihat
toketnya yang montok itu, aku meremas-remas dan terkadang memilin-milin
pentilnya.
Ketika aku menciumi lehernya, nafasku sudah memburu, bulu
kuduknya merinding waktu lidahku menyapu kulit lehernya disertai kecupan. Ayu
hanya bisa meresponnya dengan mendesah dan merintih, bahkan menjerit pendek
waktu remasanku pada toketnya mengencang atau jariku mengebor memeknya lebih
dalam. Kecupanku bergerak naik menuju mulutnya meninggalkan jejak berupa air
liur dan bekas gigitan di permukaan kulit yang dilalui. Bibirku akhirnya
bertemu dengan bibirnya menyumbat erangannya, aku menciuminya dengan gemas. Aku
bergerak lebih cepat dan melumat bibirnya. Mulutnya mulai terbuka membiarkan
lidahku masuk, aku menyapu langit-langit mulutnya dan menggelitik lidahnya
dengan lidahku sehingga lidahnya pun turut beradu dengan lidahku. Kami larut
dalam birahi, aku memainkan lidahku di dalam mulutnya.
Setelah puas berciuman, aku melepaskan dekapannya dan melepas
pakeanku. Maka menyembullah kontolku yang sudah ngaceng dari tadi. Ayu tetep
saja melihat takjub pada kontolku yang begitu besar dan berurat,
“Om, Ayubelum pernah melihat penis sebesar dan sepanjang penis
om”. Ayupun pelan-pelan meraih kontolku, tangannya tak muat menggenggamnya.
“Ayo Yu, emutin kontolku” kataku. Kubimbing kontolku dalam genggamanku ke
mulutnya. ayu terus memasukkan lebih dalam ke mulutnya lalu mulai
memaju-mundurkan kepalanya.
Selain mengemut Ayu mengocok ataupun memijati biji pelirnya.
“Uaahh.. ennakk banget, kamu udah pengalaman yah” ceracauku
menikmati emutannya, sementara tanganku yang bercokol di toketnya sedang asyik
memelintir dan memencet pentilnya.
Tangan kananku tetap saja mempermainkan memek dan itilnya. Ayu
menggelinjang gak karuan, tapi kontolku tetap saja diemutnya. Ayu hanya bisa
melenguh tidak jelas karena mulutnya penuh dengan kontolku yang besar.
“Yu, kita mulai aja ya. Aku udah gak tahan nih pengen menikmati
memek kamu lagi”, kataku.
Aku menelentangkan Ayu, aku mengambil posisi ditengah kangkangannya,
kontolku yang besar dan keras kuarahkan ke memeknya yang sudah makin basah. Ayu
menggeliat2 ketika merasakan betapa besarnya penisku yang menerobos masuk
memeknya pelan2. memeknya berkontraksi kemasukan penis gede itu.
“Yu, memek kamu peret banget”, kataku sambil terus menekan masuk
kontolku pelan2.
“abis penis om besar sekali. Memek Ayu baru sekarang kemasukan yang sebesar
penis om, masukin terus om, nikmaat banget deh rasanya”, jawabnya sambil terus
menggeliat.
Setengah kontolku telah masuk. Dan satu sentakan berikutnya,
seluruh kontolku telah ada di dalam memeknya. Ayu hanya memejamkan mata dan
menengadahkan muka saja karena sedang mengalami kenikmatan tiada tara. Aku
mulai mengenjotkan kontolku keluar masuk dengan pelan, makin lama makin cepat karena
enjotannya makin lancar. Terasa memeknya mengencang meremas kontolku, nikmat
banget deh. Tangankua mulai bergerilya ke arah toketnya. toketnya kuremas
perlahan, seirama dengan enjotan kontolku di memeknya. Ayu hanya menoleh ke
kanan dan ke kiri, Pinggulnya mengikuti goyangan pinggulku.
kontolku terus saja kukeluar masukkan mengisi seluruh relung
memeknya. Sambil mengenjotkan kontolku, aku mengemut pentilnya yang keras
dengan lembut.Kumainkan pentil kanan dengan lidahku, namun seluruh permukaan
bibirku membentuk huruf O dan melekat di toketnya. Ini semua membuat ayu
mendesah lepas, tak tertahan lagi. Aku mulai mempercepat enjotannya. Ayu makin
sering menegang, dan merintih, “Ah… ah…” Dalam enjotannya yang begitu cepat dan
intens, ayu menjambak rambutku,
“Aaahhh om, Ayu nyampee,” lenguhan panjang dan dalam keluar dari
mulutnya. Ayu udah nyampe.
Tangannya yang menjambak rambutku itu pun terkulai lemas. Aku
makin intens mengenjotkan kontolku. Bibirnya yang tak bisa menutup karena
menahan kenikmatan itu pun kulumat, dan ayu membalasnya dengan lumatan juga.
Kami saling berpagut mesra sambil bergoyang. Tangan kananku tetap berada
ditoketnya, meremas-remas, dan sesekali mempermainkan pentilnya. Terasa
memeknya mencengkeram penis gedeku.
“Uhhh,” aku mengejang.
Satu pelukan erat, dan sentakan keras, kontolku menghujam keras
ke dalam memeknya, mengiringi muncratnya pejuku. Tepat saat itu juga ayu
memelukku erat sekali, mengejang, dan menjerit,
“Aahhh”. Kemudian pelukannya melemas. Ayu nyampe untuk kedua
kalinya, namun kali ini berbarengan dengan ngecretnya pejuku.
Setelah dengusan napas mereda, aku mencabut kontolku dari
memeknya dan terkapar disebelahnya.
“om, penis om lemes aja udah gede, gak heran kalo ngaceng jadi gede banget.
Bener kata temen Ayu, makin gede penis yang masuk, makin nikmat rasanya”,
katanya.
“memangnya penis cowok kamu kecil ya Yu”, tanyanya.
“Gede sih om, tapi gak segede penis om, tapi nikmat banget deh”, jawabnya
sambil menguap.
Tak lama kemudian ayu kembali terlelap. Ayu terbangun karena
hpnya bunyi, sms dari Ana rupanya, ngingetin kalo mereka akan kumpul malem ini
untuk blajar bersama.
“Dari sapa Yu”.
“Ana om, ngingetin buat blajar bersama di tempat Ana malem ini. Udahan deh
nikmatnya ya om, kapan Ayu ngerasain nikmat kaya gini lagi om”.
“Kapan aja kamu mau, aku siap kok Yu, aku juga nikmat banget deh ngentotin
kamu. Kamu yang paling nikmat dari semua abg yang pernah aku entotin”. Ayu
bangkit dari ranjang menuju kamar mandi.
Gak lama kemudian dia sudah keluar dari kamar mandi dan
giliranku untuk membersihkan diri. Setelah rapi berpakaian, aku mengantarkan
Ayu kembali ke rumahnya, Ayu mengambil buku2 yang diperlukan untuk belajar
bersama, aku mengantarkannya ke tempat Ana.
“Om, nanti jam 9an jemput Ayu lagi ya, Ayu masi pengen ngerasain
nikmat ma om lagi, bole ya om”. Wah hebat banget ni akak, gak ada puasnya.
“Ya deh, nanti aku tunggu kamu disini ya, aku sms kamu deh kalo dah sampe”.
“Nanti Ayu sms om juga deh kalo dah mo selesai blajarnya, biar om gak nunggu
kelamaan. Kalo dah malem kan jalannya gak macet om ke tempat Ana”.
Jam 9, aku dah standbye deket tempatnya ana, ayu dah sms aku
beberapa waktu yang lalu ngasi tau bahwa dia dah selesai blajarnya. Aku
mengajak ayu ke pantai, menikmati udara laut yang segar. Bosen kalo ditempatku
terus.
“Kamu dah makan Yu”.
“Udah om, om dah makan”.
“Ya udah dong sayang”.
“Ih om mulai deh nggombalin Ayu, pake sayang2an segala. Kok kita kesini si om,
Ayu kan pengen ngerasain nikmat lagi ma om”.
“Bosen ditempatku terus Yu, kita ke motel aja yuk, deket sini ada kok”. Aku
langsung mengrahkan mobil menuju ke motel.
Mobil masuk garasi dan petugas menutup rolling doornya. Aku
menggandeng Ayu naik ke lantai 2. Gak lama kemudian petugas menagih biaya
kamar, aku membereskannya. Ayu heran melihay banyaknya kaca sekeliling ruang
dan dilangit2.
“Buat apa kaca sebanyak ini om”.
“Kan sensasinya beda Yu, lagi maen sembari melihat kita yang lagi maen”. Ayu
membuka pakaiannya dan hanya mengenakan daleman yang tipis berbaring diranjang,
akupun segera melepas pakaianku meninggalkan cd nya saja dan berbaring
disebelahnya.
kemudian aku mulai meremas-remas pantatnya dengan gemas. setelah
itu tanganku mulai menyusup ke dalam cdnya dan meremas kembali pantatnya dari
dalam. Kemudian, aku mengangkat satu kakinya dan menahannya selagi tanganku satunya
meraih memeknya.
“Ohh.. om,” rintihnya.
Jariku dengan lincah menggosok-gosok lubang memeknya yang mulai
basah. Nafasnya juga mulai cepat dan berat. Aku membuka cdnya dan membuka
lebar-lebar pahanya sehingga memeknya terpampang lebar untuk dijelajahi oleh
tanganku. dengan sigap tanganku kembali meraih memeknya dan meremasnya. Aku
menjilati telinganya ketika tanganku mulai bermain diitilnya. Napsunya sudah
tak tertahankan lagi. Ayu mulai mendesah-desah tak keruan. Jilatan maut di
telinganya menambah nafsunya. Aku terus menekan-nekan itilnya dari atas ke
bawah. ayu meracau tak karuan. “Ahh.. Shh.. om” desahnya bernafsu.
Jariku dengan lihai mengggosok-gosok dan menekan itilnya dengan
berirama. desahannya berubah menjadi rintihan kenikmatan. Tak sampai 15 menit
kemudian, ayu nyampe.
“om, nikmat banget, belum dientot saja sudah nikmat,” desahnya,
tangannya meremas tanganku yang sedang bermain di itilnya dengan bernafsu.
Aku merentangkan kedua pahanya. Kujilat bibir memeknya, rasa
menggelitik yang luar biasa menyerang tubuh Ayu. Jilatanku menjalar ke itilnya,
kugigit lembut itilnya yang kian merangsang napsunya. Ayu melenguh keras
disertai jeritan-jeritan kenikmatan yang seakan menyuruh aku untuk terus dan
tak berhenti. Melihat reaksinya, aku terus menggesekan jariku di liang memeknya
yang sudah membanjir. Tak kuasa menahan nikmat, ayu pun mendesah keras
terus-menerus. Ayu meracau tidak beraturan. Kemudian memeknya mengeluarkan
cairan deras bening, ayu nyampe untuk kedua kalinya.
“om, ooh”, lenguhnya.
Aku membuka branya dan meremas toketnya dengan sangat keras. Ayu
melenguh sakit, kemudian pentilnya yang menjadi sasaran berikutnya, kupilin dan
kucubit pelan. Napsunya kembali berkobar, memeknya kembali membasah,
“om, entotin Ayu sekarang, Ayu udah napsu banget om”, erangnya.
Akupun mencopot cdku, penis besarku sudah ngaceng berat mengangguk2. Aku
menggesekkan kepala kontolku ke bibir memeknya yang sudah basah. Ayu merasakan
sensasi lebih daripada jilatan lidahku di memeknya sebelumnya hingga Ayu
merintih keras saking nikmatnya.
“Ahh! om.. Ohh.. Entotin Ayu” racaunya.
Dengan perlahan aku memasukkan kepala penis ke dalam memeknya,
segera aku menyodok-nyodok kontolku dengan kuat dan keras di memeknya. Rasanya
nikmat sekali. Aku mendesah terus-menerus karena kerapatan dan betapa enaknya
memeknya. kontolku yang panjang dan besar terasa menyodok bagian terdalam
memeknya hingga membuatnya nyampe lagi. “om, Ayu nyampe om, aakh nikmatnya”,
erangnya.
Kemudian aku membalikkan badannya yang telah lemas dan
menusukkan kontolku ke dalam memeknya dari belakang. Posisi doggie ini lebih
nikmat karena terasa lebih menggosok dinding memeknya yang masih sensitif.
Akhirnya setelah menggenjotnya selama setengah jam, aku ngecret didalam
memeknya. Pejuku terasa dengan kuat menyemprot dinding memeknya. aku
menjerit-jerit nikmat dan badanku mengejang-ngejang. Aku dengan kuat meremas
toketnya dan menarik-narik pentilnya. Setelah reda, aku berbaring di sebelahnya
dan menjilati pentilnya. Pentilnya kusedot-sedot dengan gemas. Aku ingin
membuatnya nyampe lagi.
Tanganku kembali menjelajahi memeknya, namun kali ini jariku
masuk ke dalam memeknya. Aku menekan-nekan dinding memeknya. Ketika sampai pada
suatu titik, badannya mengejang nikmat dan aku kembali menggosok-gosok daerah
rawan itu dan menekannya terus menerus. itulah G-Spot. Ayu tidak bertahan lama
dan akhirnya nyampe lagi untuk kesekian kalinya. Badannya mengejang dan
memeknya kembali berlendir.
“om nikmat banget deh malem ini”, katanya.
“Masi mo lagi kan sayang”. “Kalo om masi kuat ya mau aja”.
Aku mencium bibirnya. ayu menyambut ciumankua dengan napsu juga,
bukan cuma bibir yang main, lidah dan ludah pun saling belit dan campur baur
dengan liarnya. Sebelah kakinya ngelingker di pinggulku supaya lebih mepet
lagi. Tanganku mulai main, menjalari pahanya. Tanganku terus menjalar sampai
menyentuh celah di pangkal pahanya. memeknya kugelitik-gelitik. Ayu menggelepar
merasakan jari-jariku yang nakal. Bibir kulepas dari bibirnya.
“Hmmhhh…enak, om.” jeritnya. jari-jariku tambah nakal, menusuk
lubang memeknya yang sudah berlendir dan mengocoknya. Ayu tambah
menjerit-jerit.
“om…hhh…masukkin penisnya om, Ayu udah nggak tahan..hhhh…hhh…” Aku segera
memposisikan diatasmya yang sudah telentang mengangkang. kontolku ditancapkan
ke memeknya, ayu melenguh keenakan,
“om penis om nikmat banget deh”. penis kudorong lagi sampai mentok.
“Om..oohhh..nikmatnya” jeritnya. penisku kukocok keluar masuk memeknya.
ayu mulai mengejang-ngejang lagi dan bibirnya tak henti-henti
menyuarakan kenikmatan. Kurang lebih dua puluh menitan akhirnya aku ngecret.
Ugh, rasanya enak bener. pejuku berhamburan keluar, bermuncratan dan
menembak-nembak didalam memeknya. Ayu sendiri sudah beberapa kali nyampe sampe
memeknya mengejang-ngejang keenakan. Lendir dari memeknya membanjir…meleber di paha,
betis dan pantatnya. Ayu menggeletak lemas. Aku dan dia sama-sama mandi
keringat. Nafasnya terengah-engah tak beraturan. dia merebahkan badannya di
sampingku.
“Om, dah waktunya pulang, sedih ya, tapi Ayu besok mesti sekolah
lagi, pengen nangis deh om”.
“Jangan nangis sayang, masi banyak waktu laen kok buat kita berdua”, aku
menenangkan diri.
Setelah bebersih, kita meninggalkan motel dan aku mengantarkan
Ayu pulang. Luar biasa hari ini, lemes rasanya aku nggelutin Ayu seharian, tapi
nikmatnya top markotop.