Minggu, 16 Agustus 2015

Selingkuh Dengan Teman Suamiku

Karena suamiku sangat hobby bermain DOMINO.alias GAPLEakhirnya perselingkuhan aku dengan teman suamikupun terjadi, dari ayng awalnya iseng cuman cumbuan sampai terjadi Ml alias ngentot.
Permainan domino itu tidak menggunakan uang..hanya saja yang kalah kuliat berdiri.dan telinganya digantungi batu bateray,,,,kadang juga berdiri sambil menggunakan HELManeh aneh saja.
terkadang suamiku main GAPLE di teras rumah sampai jam 1 dini hari.sehingga pengeluaran rutinitas kami bertambah dengan menyediakan kopi dan makanan ringan untuk teman teman suamiku.yang menemaninya bermain gaple
suamiku wiraswastaia hanya makelar mobil..tapi penghasilannya lumayan.jadi hidup kami yah mencukupi bahkan masih ada yang bisa kami tabung
kami belum memiliki anaksedang perkawinan kami sudah berjalan 3 tahun..,umur suamiku 32 tahun sedang aku
24 tahun.., suamiku lahir di malang dan aku asli surabaya.
tawa dan canda mereka yang saling mengejek apabila ada yang berdiri tidak putus2nya..sepanjang malamdan ini sudah berlangsung hampir setahun..rumah kami memang dijadikan tempat ngumpul teman teman suamiku.juga tetangga sebelah menyebelah kami..
ada salah satu teman suamiku yang kemudian kuketahui bernama bang Asmar.dia tinggal tidak begitu jauh dari rumah kami..pekerjaannya kalau tidak salah adalah SATPAM.
orangnya lebih tinggi sedikit dari suamikubadannya atletis.dan kelihatan rahangnya begitu kokohdan kuat
Bang Asmar paling sering memperhatikan aku.kalau aku mengantarkan minumanatau makanan ke meja mereka.
ia paling sering menatapkuanehdan tidak henti2nya menatap ke payudaraku.kadang aku jadi malu dibuatnya
caranya berbicara kadang aneh terdengar dikuping.tuturkatanya.lain dari kebanyakan.rupanya dia memang bukan dari JAWAtapi dari makassar ,kalau tidak salah bang Asmar suku bugis..
orangnya selalu ceriah.dan kadang membuat banyolan2 yang membuat suamiku dan temannya yang lain tertawaterpingkal pingkal
suatu hari suamiku berangkat ke ngawikalau gak salah di mantinganuntuk mengambil mobil yang katanya mau dijual murahsuamiku berangkat sore
ia berkata padaku
mamungkin saya balik besok pagi..soalnya agak jauh juga nihgak kuat nyupir malam.
iyaahati hati pakataku mengiringi kepergiannya.
dan malamnya bergantian temannya datang kerumahku menannyakan suamiku.kujawab mungkin malam ini gak ada gaple gaple ansoalnya suamiku kembalinya besok
oooooo,ya sudah kalau gitu..merekapun pulang.
dan sekitar jam 22.00 WIB datanglah Bang Asmar
dia juga menanyakan suamikukujawab yang sama
tapi dia malah gak pulang.seperti teman suamiku yang lainnya..
ia malah duduk di teras..wahhsayang yahgumamnya
aku hanya tersenyum.ia menatapku..yahitu tatapan matanya itumembuat selalu jantungku berdebar debar..
aku hanya tersenyum.dan matanya kembali melihat kepayudarakuaku kembali salah tingkah.
sudah tau yah?..sekarang ada siaran TIVI baru..siaran khusus jawa timuran.namanya JTV?..
apa iya??? kataku menimpali..dalam hati ku berfikir, mungkin ini awal selingkuh antara aku dan dia.
di tiviku kok belum ada yah.gak tau cara nyari siarannya..
ayo.abang yang nyarikan.
ia langsung berdiridan masuk kerumahku..aku malah yang mengekorinya dari belakang.
ia menuju ke TV dan dicarinya siarannya..aku hanya duduk dikursi tamu melihat aktifitasnya..
setelah ketemu ..iapun ikutan duduk dikursi tamu pas didepanku.
tuhsudah.bagus khan?siarannya?.
aku mengangguk..tapi kok aku gelisah yah berduaan dengannya..,lantas iapun berkata..ongkosnya mana?..
aku tertawa .ooo pake ongkos toh.ya iyyalah.
mau tau ongkosnya?..tanyanya lagi.berapa sih?..
tanyaku.bang Asmar mendekatiku..ia lansung memelukku
dan mencium pipiku.mengecup bibirku
aku terpana .mulutku diamaku bingung..tak tau harus berbuat apa dengan kejadian yang begitu cepat dan tak kuduga duga itu..
aku melepaskan diri.
bang.nanti diliat orangkataku.ia melepaskan pelukannya
ia menuju kepintukukira ia mau pulang sudah tau taunya ia menutup pintu.dan tidak lupa mengambil sandalnya memasukkannya kedalam rumahdan mengunci pintuiapun menuju kearahku.nahsekarang gak diliat orang khan.
iapun kembali memelukku.dan menciumiku habis2an..aku tak mampu menolaknya.
saat itu aku memang tidak dengan sengaja sudah merangsangnya dengan gaun tidurku ini..soalnya aku memang sudah pengen istirahat maklum suami sedang pergimungkin saja bang Asmar.terangsang,.dengan kondisiku ini sehingga ia begitu berani melakukan hal ini..
aku sama sekali tidak sadar.ketika ia menggiringku kekamar.dan merebahkanku ke tempat tidur..
tangannya melingkar dibawah leherku.menjadi bantal bagi kepalaku.
Kemudian dengan tangan yang satunya dia sibakkan gaun tidurku sehingga payudaraku yang tidak memakai bra terbuka tanpa terhalang apapun. Matanya melotot mengamat-ngamati dan mengelus payudaraku yang memang menantang ini.., dengan puting kemerahan serta kulitnya yang putih mulus. memang bentuk dan ukuran payudaraku bisa membuat laki laki.menitikkan air liurnya bila menatapnya..
begitulah sehingga bang Asmar..tidak henti hentinya mempermainkan payudaraku..sehingga.
Nnngghh.. Bang desahku dengan mendongak ke belakang merasakan mulutnya memagut payudaraku yang membuatnya
terpesona..
Mulutnya menjilat, mengisap, dan menggigit pelan putingnya. Sesekali aku bergidik keenakan kalau kumis pendeknya menggesek putingku yang sensitif. Tangan lainnya turut bekerja pada payudaraku yang sebelah dengan melakukan pijatan atau memainkan putingnya sehingga kurasakan kedua benda sensitif itu semakin mengeras. Yang bisa kulakukan hanya mendesah dan meremasi rambutnya yang sedang menyusu.
Puas menyusu dariku, mulutnya perlahan-lahan turun mencium dan menjilati perutku yang rata dan terus berlanjut makin ke bawah sambil tangannya menurunkan celana dalamku. Sambil memeloroti dia mengelusi paha mulusku. celana dalamkupun akhirnya lepas melalui kaki kananku yang dia angkat, setelah itu dia mengulum sejenak jempol kakiku dan juga menjilati kakiku..
Darahku semakin bergolak oleh permainannya yang erotis itu. Selanjutnya dia mengangkat kedua kakiku ke bahunya, badanku setengah terangkat dengan selangkangan menghadap ke atas.
Aku pasrah saja mengikuti posisi yang dia inginkan, pokoknya aku ingin menuntaskan birahiku ini. Tanpa membuang waktu lagi dia melumat kemaluanku dengan rakusnya, lidahnya menyapu seluruh pelosok vaginaku dari bibirnya, hingga ke dinding di dalamnya, anusku pun tidak luput dari jilatannya. Lidahnya disentil-sentilkan pada lubang kemaluanku memberikan sensasi yang luar biasa pada daerah itu. Aku benar-benar tak terkontrol dibuatnya, mataku merem-melek dan berkunang-kunang, syaraf-syaraf memekku mengirimkan rangsangan ini ke seluruh tubuh yang membuatku serasa menggigil dan ngilu dibagian selangkangan.
Ah.. Aahh.. Bang.. Nngghh.. Terus! erangku lebih panjang di puncak kenikmatan, aku meremasi payudaraku sendiri sebagai ekspresi rasa nikmat
Asmar.. terus menyedot cairan yang keluar dari sana dengan lahapnya. Tubuhku jadi bergetar seperti mau meledak. Kedua belah pahaku semakin erat mengapit kepalanya. Setelah puas menyantap hidangan pembuka berupa cairan cintaku, barulah dia turunkan kakiku. Aku sempat beristirahat dengan menunggunya membuka baju, tapi itu tidak lama. Setelah dia membuka baju, dia buka juga dasterku yang sudah tersingkap, kami berdua kini telanjang bulat.
Dia membentangkan kedua pahaku dan mengambil posisi berlutut di antaranya. Bibir kemaluanku jadi ikut terbuka memancarkan warna merah merekah diantara bulu-bulu hitamnya, siap untuk menyambut yang akan memasukinya. Namun Asmar tidak langsung mencoblosnya, terlebih dulu dia gesek-gesekkan penisnya yang besar itu pada bibirnya untuk memancing birahiku agar naik lagi. Karena sudah tidak sabar ingin segera dicoblos, aku meraih batang itu, keras sekali benda itu waktu kugenggam, panjang dan berurat lagi.
Aaakkhh..! erangku lirih sambil mengepalkan tangan erat-erat saat penisnya melesak masuk ke dalamku
Aauuhh..! aku menjerit lebih keras dengan tubuh berkelejotan karena hentakan kerasnya hingga penis itu tertancap seluruhnya pada lubang memekku.
Untung saja rumah kami agak terpisah jauh dengan rumah tetangga.karena rumahku memiliki halaman samping yang lumayan luas.,kalau tidak tentu suara-suara aneh di kamarku pasti terdengar oleh mereka, bagaimanapun Bang Asmar.. ini termasuk nekad berani melakukannya meggelutiku.menggeluti isteri temannya sendiri. disinilah sensasinya ngeseks .!!!!!
katanya kalo nyuri-nyuri..sensasinya sangat luarrrbiasa..
dan daya semprot klimaks..dan daya pompa orgasme..jauh lebih.kerassss..
Dengan gerakan perlahan dia menarik penisnya lalu ditekan ke dalam lagi.seakan ingin menikmati dulu gesekan-gesekan pada himpitan lorong sempit yang bergerinjal-gerinjal itu. Aku ikut menggoyangkan pinggul dan memainkan otot memekku. mengimbangi sodokannya. Responku membuatnya semakin menggila, penisnya semakin lama menyodok semakin kasar saja, kedua gunungku jadi ikut terguncang-guncang dengan kencang.
Kuperhatikan selama menggenjotku otot-otot tubuhnya mengeras, tubuhnya yang kekar bercucuran keringat, ..sungguh sangat perkasanampaknya., pria sejati yang memberiku kenikmatan sejati. Suara desahanku bercampur baur dengan erangan jantannya dan derit ranjang. Butir-butir keringat nampak di sejukur tubuhku seperti embun, walaupun ruangan ini ber-ac tapi aku merasa panas sekali.
Uugghh.. Titin.. Sayang.. Kamu emang uenak Oohh.. .punya isteriku .tidak seperti ini..
punyamu LEGIT..dan bisa menggigit gigitkon**lkuuuuuhhhhhhhhh katanya sambil gemetarrrrr
ucapnya tak karuan di tengah aktivitasnya.
Dia menurunkan tubuhnya hingga menindihku, kusambut dengan pelukan erat, kedua tungkaiku kulingkarkan di pinggangnya. Dia mendekatkan mulutnya ke leher jenjangku dan memagutnya. Sementara di bawah sana penisnya makin gencar mengaduk-aduk memekku.., diselingi gerakan berputar yang membuatku serasa diaduk-aduk. Tubuh kami sudah berlumuran keringat yang saling bercampur, akupun semakin erat memeluknya. Aku merintih makin tak karuan menyambut klimaks yang sudah mendekat bagaikan ombak besar yang akan menghantam pesisir pantai.
teman suamiku ini betul betul hebat..dan perkasa..
aku dibuatnya melayang layang..sekan akan terbang keatas awan..
ketika Bang Asmar.. sudah di ambang klimaks, dia menurunkan frekuensi genjotannya. Tanpa melepaskan penisnya, dia bangkit mendudukkan dirinya, maka otomatis aku sekarang diatas pangkuannya. Dengan posisi ini penisnya menancap lebih dalam pada vaginaku, semakin terasa pula otot dan uratnya yang seperti akar beringin itu menggesek dinding kemaluanku. Kembali aku menggoyangkan badanku, kini dengan gerakan naik-turun. Dia merem-melek keenakan dengan aksi yang kulakukan, mulutnya sibuk melumat payudaraku kiri dan kanan secara bergantian membuat kedua benda itu penuh bekas gigitan dan air liur. Tangannya terus menjelajahi lekuk-lekuk tubuhku, sambil mengelus ngelus..
Tak lama kemudian aku kembali mendekati orgasme, maka kupercepat goyanganku dan mempererat pelukanku. Hingga akhirnya mencapai SAAT titik dimana tubuhku mengejang, .ssshhhhhhhhhh.detak jantung mengencang, dan pandangan agak kaburdan nanar.. lalu disusul erangan panjang serta terada ada cairan hangat dari dalam lobang kemaluanku..
Saat itu dia gigit putingku dengan cukup keras sehingga gelinjangku makin tak karuan oleh rasa perih bercampur nikmat. Ketika gelombang itu berangsur-angsur berlalu, goyanganku pun makin mereda, tubuhku seperti mati rasa dan kurobohkan ke belakang ..kuhentakkan badanku keatas ranjang..sambil menengadah keatas tanganku terbuka lebar..ahhhhhhaku betul betul PUASSSS.
AKU Menyambar Aqua botol disamping tempat tiduraku meminumnya habisaku betul betul dikurass..bang Asmar membiarkanku istirahat sejenak., setelah minum..membuatku lebih enakan dan tenagaku mulai pulih kembali.
Sudah segar lagi kan Tin???? Kita terusin lagi yuk! sahut Bang Asmar.ia tersenyum sambil mulai menggerayangi tubuhku kembali.
Gila.betul nih orangfikirkutenaganya tidak ada habisnya..seperti KUDA
Kali ini tubuhku dibalikkan dalam posisi menungging, kemudian dia mulai menciumi pantatku. Lidahnya menelusuri punggungku.kebawah.tangannya menjangkau buah dadaku kebawah.dipilin pilin nya kembali putingku.dan aaacccchhhhhh.akupun menggelinjang lagi..nafsukubangkit lagi.betul betul hebat teman suamiku ini.ia juga pandai membangkitkan gairah pasangannyawalaupunnnnaku sudah berapa kali orgasme..aku masih maudan mau.lagi
dan .telunjuknya meraba raba.anusku.. membuatku geli dan menggelinjang Kemudian aku merasa kan kon**lnya sudah menempel dipantatku.terasa hangat..kon**lnya punditusukkannya pelan.dan..sleeebbbbmasuklah lagi kon**lnya yang besar itu kememekku.dari arah belakang..ia menggenjotnya .tiada habis habisnya.sambil kedua tangannya memegangi pinggangku..oooohhhhh.aku tak tahan.aku tak kuat..menahan nikmat inimati akuaduh.ampun..aku tak kuasa menahan dera birahi ini.teramat sangat.enakkkkkkk
aku pun kelojotan bagai orang kesetanan dan setelah 20 menit menggenjotku dari belakang.ahirnya..akusampai lagi..aku kluarrrrrrrr bannnnnngggggg
jeritku.aku.betul betul mengalami orgasme yang sangat dahsyattttt
Aku merintih ..mataku merem melek..sambil menggigit guling menahan rasa nikmat ini.. Air mataku saja sampai meleleh keluar..bersamaan melelehnya lagi..air memekku.
Aduuhh.. Sudah dong Bang.. Titin.. nggak tahan rintihku yang tidak dihiraukannya.
Uuhh.. uuuhh sssshhhh aaacchhhhhh.dia memperlancar sodokannyadan beberapa detik kemudian.diapun klimaks. bang Asmar mengerang.
aaaacchhhhhhhhh..
Akhirnya ada sesuatu perasaan nikmat mengaliri tubuhku yang kuekspresikan dengan mengikuti erangan panjang bang Asmar.kami sama sama mengerannnngggggg..
orgasme yang sangat panjang.ssampaiii ke ubun ubun.
tak ada lagi nikmat diatas kenikmatan yang kami peroleh saat iturupanya sensasi selingkuh.sangat ruarrrrrbiasa
aku tak mampu mau ngomong apa lagi..untuk nuliss enaknya..
kamipun menghempaskan kembali badan kami keatas ranjang..sesaat kami diam dan sama sama mengatur nafas.badanku lemas seperti tak bertulang. .. .
Tubuh kami tergolek lemas bersebelahan. Aku memejamkan mata dan mengatur nafas sambil merenungkan dalam-dalam kegilaan yang baru saja kami lakukan, sebuah hubungan terlarang .aku berpacu dalam birahi.dengan sahabat suamiku sendiri..
Kami menikmati perselingkuhan ini, dalam hati kami berjanji untuk tidak membongkar cerita selingkuh ini pada pasangan kami masing-masing.

Bercinta bertiga bersama

Cerita panas sex ini terjadi beberapa waktu yang lalu. Sex gangbang dengan istri merupakan pengalaman pertama yang tak terlupakan. Ceritanya begini.. Aku dan istriku, Risnawati yang biasa kupanggil dengan Ris, sudah menikah kira-kira 4 tahun. Istriku saat ini berprofesi sebagai ibu rumah tangga, meskipun sempat kuliah di sebuah perguruan tinggi negeri. Sedikit gambaran fisik tentang istriku, Ris pada saat ini berumur 29 tahun, berkulit putih, berambut ikal sepunggung, dengan payudara yang cukup besar (34B) berbentuk bagus sekal, tinggi 155 cm, berat 50 kg, dengan perut rata dan pinggang kecil namun sintal. Pinggulnya serasi dengan bentuk badannya dan kedua bongkahan pantatnya sekali. Secara umum, dia cukup seksi.
Telah lama kami mempunyai fantasi untuk melakukan aktifitas seks three some. Biasanya, sebelum melakukan Making Love, kami mengawalinya dengan saling menceritakan fantasinya masing-masing. Fantasi yang paling merangsang bagi kami berdua, adalah membayangkan Ris melakukan hubungan seks dengan laki-laki lain dengan kehadiranku. Sekedar informasi, Ris memang mempunyai gairah seks yang sangat tinggi, sementara di sisi lain, aku biasanya cuma sanggup ejakulasi satu kali. Setelah ejakulasi, meskipun sekitar satu jam kemudian penisku bisa ereksi lagi, umumnya aku merasa lelah dan tidak bergairah, mungkin akibat beban pekerjaan yang cukup berat. Karenanya, biasanya ketika dia minta agar bisa mencapai orgasme berikutnya, paling banter aku melakukannya dengan tangan, atau membantunya bermasturbasi dengan dildo. Walaupun demikian selama ini dia bisa merasa puas dengan cara tsb.
Setelah sekian lama mempunyai fantasi tsb, suatu hari aku tanya apakah ia mau merealisasikan fantasi tsb. Pada awalnya ia cuma tersenyum dan mengira aku cuma bercanda. Namun setelah aku desak, ia balik bertanya apakah aku serius. Aku jawab, ya aku serius. Terus dia tanya lagi apakah nanti aku masih akan tetap sayang sama dia, aku jawab ya, aku akan tetap menyayanginya sepenuh hati, sama seperti sekarang. Lalu aku tambahkan, bahwa motivasi utama aku adalah untuk membuatnya bahagia dan mencapai kepuasan setinggi-tingginya. Melihat wajahnya ketika mencapai orgasme, selain sangat merangsang juga memberikan kepuasan tersendiri bagiku.
Akhirnya dia jawab dia mau melakukannya kalau moodnya mengijinkan. Kemudian aku dan Ris mendiskusikan kira-kira dengan siapa kami melakukannya, akhirnya pilihan datang kepada seorang teman dekatku, namanya Vence biasa kupanggil dengan Ven, yang telah lama kami kenal, namun jarang bertemu karena tinggal di kota lain. Sejak itu sering fantasi kami melibatkan kehadiran Ven. Usia Ven 33 tahun, sama denganku, meski demikian tubuhnya lebih tinggi kurang lebih 175 cm dan besar serta tegap, maklum dia adalah keturunan campuran Eropa-Indonesia.
Akhirnya setelah beberapa bulan berlalu, aku menghubungi Ven dari kantorku. Setelah berbasa-basi sebentar, lalu aku mulai menceritakan tentang fantasi-fantasi kami. Sebagai sahabat lama, kami terbiasa berbicara terbuka, termasuk masalah seks. Ven tampak antusias mendengar ceritaku dan dia menyatakan kesanggupannya. Mengingat kesibukan bisnisnya, dia merencanakan untuk datang ke kotaku sekitar 2-3 minggu lagi. Tidak lupa aku tegaskan, bahwa semua rencana ini sepenuhnya bergantung kepada kesediaan istriku. Artinya jika pada saat-saat terakhir Ris berubah pikiran, maka sama sekali tidak boleh ada satu pihakpun yang memaksakan kehendaknya. Aku katakan juga, dia tidak boleh berlaku kasar terhadap Ris, sebab kepuasan Ris adalah segala-galanya. Ven setuju dan dapat memakluminya.
Akhirnya waktu yang yang ditunggu tiba, baik Ris maupun aku cukup gugup menghadapi apa yang telah kita rencanakan. Namun aku meyakinkan Ris bahwa dia boleh berubah pikiran kapanpun. Sekitar pukul 6 sore Ven datang, pada saat itu aku masih berada di kantor, Ris mengabarkan kedatangannya melalui telepon. Pukul 7 aku tiba di rumah, tampak Ven telah mandi dan ganti baju dan sedang menonton TV. Sementara itu Ris sedang berada di kamar mandi. Setelah ngobrol sebentar, kemudian aku masuk ke kamar untuk menyimpan tas dan mengganti pakaian. Pada saat bersamaan Ris baru keluar dari kamar mandi (kamar mandi terletak di dalam ruang tidur kami) dengan hanya memakai handuk. Dia tampak sangat cantik malam itu. Sementara aku mengganti pakaian, Ris mengenakan daster pendek berwarna merah. Ris tampak cantik dengan daster tersebut, panjang daster tsb hanya sampai ke pertengahan paha, tampak kontras dengan pahanya yang berwarna putih mulus. Sementara Ris masih menyisir rambut dan memakai parfum, aku keluar menemui Ven.
Setelah beberapa saat kami mengobrol, bercerita tentang keadaan masing-masing. Ris kemudian keluar kamar. Ven hampir tak berkedip menatap Ris yang benar-benar tampil seksi malam itu. Singkat cerita, setelah selesai makan malam kami sama-sama duduk di karpet, menonton acara TV yang saat itu sedang berlangsung. Posisinya Ven, kemudian Ris di tengah menyender di dadaku. Terus terang suasana saat itu agak canggung dan kami benar-benar tidak tahu cara untuk memulai semua rencana yang telah disusun.
Akhirnya aku mengambil inisiatif dengan mulai menyentuh dan melingkarkan tangan di dada Ris dan menyentuh payudaranya dari luar daster. Mendapat tindakan demikian Ris mulai terangsang dan nafasnya mulai tidak teratur. Segera setelah itu, aku lumat bibirnya dan tangan aku mulai menyusup ke balik dasternya. Ternyata saat itu Ris sudah tidak memakai BH. Ris benar-benar terangsang kini. Pada saat itu tangan Ven mulai mengelus-elus paha Ris yang telah terbuka, karena daster mininya telah terangkat ke atas. Kaki Ris yang tadinya tertekuk ditarik, sehingga sekarang Ris berada dalam posisi duduk sambil bersandar padaku dengan kedua pahanya yang agak terbuka dan kaki melonjor ke depan. Tangan Ven mulai bergerilya pada bagian paha atas Ris.
Kemudian Ven menarik tangan Ris dan meletakkannya di atas pangkuan Ven. Secara reflek, dalam keadaan terangsang, Ris mengusap-usap kemaluan Ven yang telah tegang dari luar celananya. Bagian bawah celana Ven terlihat menggembung besar. Aku mengira-ngira betapa besar kemaluan Ven ini. Sementara bibirku mulai menyusur leher dan belakang telinganya (bagian yang paling sensitif baginya). Setelah itu aku berbisik di telinga Ris, inilah saat untuk merealisasikan fantasi kita. Lalu aku melepaskan pelukanku untuk memberi kesempatan pada Ven untuk beraksi.
Sekarang Ven mulai mengambil alih permainan selanjutnya. Ditariknya Ris ke pelukannya dan tangannya yang satu langsung mendekap payudara Ris yang sebelah kanan, sedangkan tangannya yang satu mengelus-elus punggung Ris sambil mulutnya melumat bibir Ris dengan gemas. Tangan Ven yang berada di payudara Ris disisipkan pada belahan daster Ris yang terbuka dan mulai memelintir dengan halus ujung putingnya yang telah mengeras. Kemudian Ven menarik tangan Ris ke arah resluiting celana Ven yang telah terbuka dan menyusupkan tangannya memegang kemaluan Ven yang telah tegang itu. Kelihatan Ris agak tersentak ketika terpegang senjata Ven yang tampaknya besar itu.
Setelah beberapa saat mengelusnya, kemudian Ris membuka celana Ven sehingga kemaluannya tiba-tiba melonjak keluar, seakan-akan baru bebas dari kungkungan dan sekarang dengan jelas terlihat. Aku sangat terkejut melihat kemaluan Ven yang sangat besar dan panjang itu. Kemaluan yang sebesar itu hanya ada di film-film BF barat saja. Batang penisnya berdiameter 7 cm dikelilingi oleh urat-urat yang melingkar dan pada ujung kepalanya berbentuk topi baja yang sangat besar, panjangnya mungkin lebih dari 20 cm, pada bagian pangkalnya ditumbuhi dengan rambut pirang yang lebat.
Setelah keluar dari celananya kelihatan seram, jauh lebih panjang dan besar dari punyaku. Sesaat Ris menoleh ke arahku, dari sinar matanya yang agak panik, tampak dia agak ketakutan dan tidak menduga akan menghadapi penis yang sebesar itu. Aku mulanya juga agak ragu-ragu, tapi untuk menghentikan ini, kelihatannya sudah kepalang, karena tidak enak hati pada Ven yang telah bersedia memenuhi keinginan kami itu.
Kemudian aku mengangguk sambil tersenyum memberi semangat pada Ris. Mendapatkan persetujuanku dan dorongan semangat itu, Ris kemudian dengan kedua tangannya memegang penis Ven dan mulutnya mendekat ke kemaluan Ven. Ris mulai menjilati kepala penis Ven yang besar itu. Kemudian setelah cukup basah oleh air ludahnya, perlahan Ris mulai memasukkan penis Ven ke dalam mulutnya. Terlihat sangat susah bagi Ris untuk bisa memasukkan penis yang besar itu ke dalam mulutnya. Terlihat mulutnya harus dibuka lebar-lebar untuk bisa menampung penis Ven yang dahsyat itu. Ven tampak sangat menikmati isapan Ris itu.
Kira-kira sepuluh menit Ris mengulum kemaluan Ven, kemudian Ven menarik kepala Ris dan mendekatkan ke mukanya dan kemudian melumat bibir Ris. Ris balas melumat bibir Ven dengan ganasnya, sementara tangan Ven merambah ke payudara Ris dan mulai membuka daster Ris. Setelah daster terlepas, sambil tetap berciuman, tangan Ven mulai menyusup ke balik celana dalam Ris yang berwarna cream sambil memainkan clitoris Ris. Tangan Ris sendiri tidak tinggal diam, ia terus mengelus kemaluan Ven yang semakin menegang.
Kemudian Ven menggendong Ris dan membawanya ke kamar tidur tamu. Terlihat Ris sangat kecil dalam gendongannya, dibandingkan badan Ven yang besar itu. Secara perlahan kemudian Ven meletakkan Ris di ranjang dan membuka celana dalam Ris. Hingga kini Ris telah telanjang bulat. Tampak kulitnya yang putih dan vaginanya yang tanpa rambut (Ris biasa mencukur bulu vaginanya secara teratur) merekah dan tampak basah. Kemudian Ven perlahan-lahan mengarahkan bibirnya ke leher Ris, kemudian turun ke dadanya dan mulai melumat puting payudara Ris bergantian.
Sementara itu aku terus memperhatikan dari pintu kamar dengan menahan birahi yang sangat memuncak. Setelah puas bermain-main di payudara Ris, Ven kemudian mulai menciumi pusar Ris sampai akhirnya mulai menjilati lubang vagina Ris yang semakin basah. Setelah berlangsung kira-kira 30 menit, tampak Ris mulai mendekati orgasme, mengetahui demikian, Ven kemudian mulai mengarahkan penisnya ke vagina Ris yang makin merekah. Sebelum memasukkan penisnya, tidak lupa Ven menggosok-gosok kepala penisnya pada bibir vagina Ris. Badan Ris menggelinjang kegelian merasakan gosokan penis Ven pada vaginanya.
Perlahan-lahan Ven mulai memasukkan penisnya ke vagina Ris. Ris berusaha membantu dengan membuka bibir vaginanya lebar-lebar. Kelihatannya sangat sulit untuk penis sebesar itu masuk ke dalam lubang vagina Ris yang kecil. Tangan Ven yang satu memegang pinggul Ris sambil menariknya ke atas, sehingga pantat Ris agak terangkat dari tempat tidur, sedangkan tangannya yang satu memegang batang penisnya yang ditekan masuk ke dalam vagina Ris.
Sementara Ven sedang berusaha memasukkan penisnya kedalam memek Ris, badan Ris terlihat menggelinjang-gelinjang dan dari mulutnya terdengar suara, “aahh…, aahh…, ssshh…, ssshh”, seperti orang sedang kepedasan. Pada waktu Ven mulai menekan penisnya, terdengar jeritan tertahan dari mulut Ris, “Aduuhh…, sakiiitt…, Veenn…, pelan-pelan…, doong”. Ven agak menghentikan kegiatannya sebentar untuk memberikan kesempatan pada Ris mengambil nafas, kemudian Ven melanjutkan kembali usahanya untuk menaklukkan vagina Ris. Aku agak kasihan juga melihat keadaan itu, disamping itu melihat badan Ris yang menggeliat-geliat dan tangannya yang mencengkeram alas tempat tidur dengan kuat, membuatku terangsang dengan hebat. Ven dengan pasti tetap mendorong kemaluannya masuk secara perlahan-lahan ke dalam vagina Ris.
Akhirnya sesaat kemudian, hampir seluruh kemaluan Ven masuk ke dalam vagina Ris. Ven kemudian menggerakkan penisnya keluar masuk dengan irama yang teratur, sementara Ris mengimbangi dengan mengerakkan pantatnya. Tidak lama kemudian, Ris mencapai klimaks. Tubuhnya mengejang dan mulutnya mengeluarkan jeritan tertahan, “Aku sampaai Veeenn…, peluk aku kuat-kuat”. Bersamaan dengan itu, kakinya melingkar di pinggang Ven dan mengunci dengan erat. Sementara Ven hampir tidak bisa bergerak dan hanya menekankan kemaluannya ke dalam vagina Ris sekuat mungkin. Tak lama, Ris mulai tampak rileks dan melonggarkan kakinya yang melingkar di pinggang Ven.
Sementara Ven kemudian meneruskan gerakan keluar-masuk penisnya secara perlahan-lahan dan Ris hanya diam kelelahan dengan nafas yang tidak teratur. Tidak lama, tampaknya birahi Ris mulai bangkit lagi dan menggerakkan pantatnya lagi. Maklum wanita kan bisa mengalami multiple orgasme.
Tidak lama kemudian, Ven mencabut penisnya dari vagina Ris dan meminta Ris untuk menungging. Kemudian Ven memasukkan kemaluannya ke vagina Ris dari belakang. Aku yang sejak tadi hanya menyaksikan mulai tidak tahan, kemudian aku mendekat, membuka celana, dan mengarahkan kemaluanku yang sudah sangat tegang ke mulut Ris. Dengan sangat bernafsu, Ris mengulum penisku sementara Ven tampak menggerakan pinggulnya semakin cepat. Tidak lama kemudian tampaknya Ven hampir mencapai klimaksnya dan mengerakkan pantatnya dengan sangat cepat. Ris mengimbangi gerakan Ven dan melepaskan penisku dari mulutnya, sambil mengeluarkan erangan Ris berkata, “Ayo Ven gerakkan yang cepat…, ah…, uh”. Setelah itu Ven ejakulasi dan menekankan pantatnya rapat-rapat sehingga pinggulnya menempel ketat pada pinggul Ris. Dan pada saat hampir bersamaan Ris pun kembali mencapai orgasme. Tak lama Ven mencabut penisnya dan tidur telentang di samping Ris.
Aku kemudian duduk di kursi sofa yang ada di ruang tidur itu dan menarik Ris. Perlahan Ris jongkok di atasku dan mulai menurunkan vaginanya yang tampak membengkak ke arah kemaluanku (mungkin akibat barang Ven yang sangat besar itu). Dengan mudah penisku masuk ke dalam vagina Ris, maklum setelah cukup lama barang Ven yang besar itu keluar masuk, membuat vagina Ris agak melar. Walau demikian, aku tidak bisa menahan ejakulasi terlalu lama, mungkin akibat pengaruh situasi, tidak lama penisku memuntahkan cairan sperma di dalam vagina Ris, sampai meluber keluar.
Tampak Ven terbaring dengan lesu di ranjang dan aku di sofa. Tampaknya energi kami benar-benar terkuras. Sementara Ris kemudian pergi ke kamar mandi, untuk pipis dan membersihkan sisa-sisa spermaku di vaginanya. Kira-kira setengah jam kami beristirahat, Ris berinisiatif mengulum kemaluan Ven yang masih mengkerut. Sementara aku hanya memperhatikan. Tidak lama, kemaluan Ven mulai membesar lagi setelah beberapa saat dikulum. Ris kemudian mengangkangkan kakinya di atas Ven yang telentang tidur dan menghadapkan wajahnya ke arah penis Ven. Ven kemudian menjilati vagina Ris sampai ke lubang anusnya, dan Ris sendiri sibuk mengulum dan menghisap penis Ven. Melihat pemandangan ini, kemaluanku pun mulai menegang kembali.
Tak lama Ris bangun dan duduk di atas Ven, kemudian Ris memasukkan penis Ven ke vaginanya dengan posisi Ris di atas. Ris menaik-turunkan pantatnya dengan bibir vagina mencengkeram penis Ven dengan erat. Ketika Ris menaikkan pantatnya, bibir vaginanya turut tetarik keluar mencengkeram kemaluan Ven. Sungguh pemandangan yang sangat mengairahkan. Makin lama gerakan Ris makin cepat dan tak lama Ris tampak mencapai orgasmenya dan menekankan pantatnya kuat-kuat sehingga penis Ven masuk seluruhnya. Setelah itu Ris menarik pantatnya dan jongkok di tepi ranjang sambil mengulum kemaluan Ven. Sementara vaginanya mengarah ke arahku. Melihat pemandangan demikian, aku memasukkan penisku ke vagina Ris dari belakang, sementara mulutnya sibuk mengulum kemaluan Ven keluar masuk.
Kira-kira sepuluh menit kemudian, Ris kembali mencapai orgasmenya dan aku rasakan vaginanya menjepit penisku dengan erat. Tak lama aku pun kembali mencapai ejakulasi. Setelah itu Ris mengelap sisa air maniku yang tertinggal di mulut vaginanya dengan handuk kecil, Ris kemudian berbaring di ranjang dan Ven kembali memasukkan penisnya ke vagina Ris.
Setelah hampir satu jam, dan Ris telah mencapai dua kali orgasme lagi, barulah Ven pun mencapai orgasmenya, namun kali ini Ven mengeluarkan penisnya dari vagina Ris, sehingga spermanya muncrat ke payudara dan perut Ris. Sambil tersenyum Ris membalurkan sperma tsb ke seluruh dada dan perutnya, untuk menikmati kehangatannya. Setelah itu Ris kemudian mengelapnya dengan handuk kecil. Sementara Ven tampak kelelahan namun sangat menikmati. Ven kemudian mencium bibir Ris, istriku dan memeluknya. Ris berkata bahwa ia sangat menikmati malam itu dan tersenyum manis kepadaku. Kemudian mereka berdua tertidur di ranjang dengan tubuh telanjang, sementara aku tertidur kelelahan di atas sofa.


kokom istri temanku yang binal



"Hallo?", kataku ketika telepon sudah tersambung.
"Hallo?", terdengar suara wanita menjawab.
"Ini pasti Kokom, ya? Saya Adit, Bu..", kataku.
"O, mas roy Apa kabar?", tanya Kokom ramah.
"Baik, Bu.. Bisa bicara dengan Pak Yoga, Bu?", tanyaku.
"Suami saya sejak kemarin malam pulang ke cirebon, Pak..", kata Kokom
"O begitu ya, Bu.. Well, kalo begitu saya pamit mundur saja, Bu..", kataku cepat.


"Sebentar, mas roy!", kata Kokom menyela.
"Ya ada apa, Bu?", tanyaku.
"Tidak ada apa-apa kok, mas. Hanya saja rasanya kita sudah lama tidak pernah bertemu", katanya.
"Betul sekali, Bu. Kebetulan saja saat ini sebetulnya saya ada perlu dengan Pak Yoga tentang masalah bisnis kami, Bu", kataku.
"Ada yang bisa saya bantu, mas adit tanya Kokom serius.
"Mm.. Kayaknya tidak ada, Bu. Terima kasih..", kataku lagi.
"Sekarang mas adit sedang dimana?", tanyanya kian melebar.
"Saya sedang di jalan, Bu. Tadinya mau ke rumah Ibu. Tapi ternyata Pak Yoga tidak ada di rumah..", kataku seadanya.
"Kesini saja dulu, mas!", ajak Kokom
"Gimana, ya?", kataku ragu.
"Ayolah, mas.. Teman suami saya berarti teman saya juga. Please..", pintanya.
"Baiklah, saya akan mampir sebentar..", kataku setelah berpikir sejenak.
"Okay.. Saya tunggu, mas. Bye", kata Kokom sambil menutup telepon.
Segera aku menuju ke rumah Yoga, teman bisnisku. Di teras sebuah rumah di kampung sebelah tampak seorang wanita tersenyum ketika aku mendekat. Kokom, sekitar 27 tahun, wajah lumayan enak dipandang. Kulit putih, postur tubuh sedang saja. Yang membuatku suka adalah tubuhnya yang seksi terawat. Aku kenal dia sekitar satu tahun yang lalu ketika aku mengantar Yoga suaminya, pulang dari urusan bisnis.
"Silahkan masuk, mas", katanya sambil membuka pintu rumahnya.
"Terima kasih", kataku sambil duduk di ruang tamu.
"Mau minum apa, mas?', tanyanya sambil tersenyum manis.
"Apa saja boleh, Bu..", jawabku sambil membalas senyumannya.
"Baiklah..", katanya sambil membalikkan badan dan segera melangkah ke dapur.
Mataku tak berkedip melihat penampilan Kokom pagi itu. Dengan memakai kaos tank-top serta celana pendek ketat/hot span, membuat mataku dengan jelas bisa melihat mulusnya punggung serta bentuk dan lekuk paha serta pantat Kokomyang bulat padat bergoyang ketika dia berjalan.
"Maaf kelamaan..", kata Kokom sambil membungkuk menyajikan minuman di meja. Saat itulah dengan jelas terlihat buah dada Novianti yang cukup besar. Darahku berdesir karenanya.
"Silakan diminum..", katanya sambil duduk.
Kembali mataku selintas melihat selangkangan Kokom yang jelas menampakkan menggembungnya bentuk memek Kokom
"Iya.. Iya.. Terima kasih..", kataku sambil meneguk minuman yang disajikan.
"Sudah lama sekali ya kita tak bertemu..", kata Kokom membuka percakapan.
"Betul, Bu. Sudah sekitar enam bulan saya tidak kesini..", jawabku.
"Senang rasanya bisa bertemu mas Roy lagi..", kata Kokom tersenyum sambil menyilangkan kakinya.
Kembali mataku disuguhi pemandangan yang indah. Bentuk paha indah Kokom membuat darahku berdesir kembali. Ini perempuan kayaknya bisa juga.., pikiranku mulai kotor.
"Hei! mas Roy lihat apa?", tanya Kokom tersenyum ketika melihat mataku tertuju terus ke pahanya.
"Eh.. Mm.. Tidak apa-apa, Bu..", jawabku agak kikuk.
"Hayoo.. Ada apa?", kata Kokom lagi sambil tersenyum lebar. Aku suka tatapan matanya yang terkesan binal.
"Saya suka lihat bentuk tubuh Ibu, jujur saja..", kataku memancing.
"Memangnya kenapa dengan tubuh saya?", tanyanya sambil matanya menatap tajam mataku.
"Mm.. Nggak ah.. Nggak enak mengatakannya..", jawabku agar dia penasaran.
"Tidak enak kenapa? Ayo dong Pak Roy..", katanya penasaran.
"Sudah ah, Bu.. Malu sama orang.", kataku sambil tersenyum.
"Iihh! Pak Roy bikin gemes deh..", katanya sambil bangkit lalu menghampiri dan duduk di sebelahku.
"Saya cubit nih..! Ayo dong katakan apa?", katanya sambil mencubit pelan tanganku.
"Yee.. Ibu ternyata agresif juga ya?!", kataku sambil tertawa.
"Tapi suka, kan?", katanya manja.
"Iya sih..", kataku mulai berani karena melihat gelagat Kokom seperti itu.
"Kalau begitu, ayo dong mas Roy kasih tahu ada apa dengan tubuh saya?", tanya Kokomagak berbisik sambil tangannya ditumpangkan di atas pahaku. Aku tak menjawab pertanyaannya, hanya tersenyum sambil mataku tajam menatap matanya.
"Ihh, kenapa mas Roy tak mau jawab sih?", suara Kokom terdengar pelan sementara matanya menatap mataku.
Beberapa saat mataku dan mata Kokom saling bertatapan tanpa bicara. Sedikit demi sedikit kudekatkan wajahku ke wajahnya. Terdengar jelas nafas Kokom menjadi agak cepat disertai remasan tangannya di pahaku ketika bibirku hampir bersentuhan dengan bibirnya.
"Tubuh Ibu seksi..", bisikku sambil menempelkan bibirku ke bibir merahnya.
"Mmhh..", desahnya ketika kukecup dan kulumat perlahan bibirnya.
Tak kusangka Kokom membalas lumatan bibirku dengan sangat panas dan liar. Lumatan bibir, hisapan dan permainan lidahnya benar-benar membuatku bergairah. Apalagi ketika tangan Kokom dengan berani langsung memegang dan meremas celana bagian depanku yang sudah mulai menggembung.
"Mmhh..", desahnya ketika tanganku mulai meraba buah dadanya yang cukup besar menantang.
"Kita pindah ke kamar saja, mas Roy..", bisiknya sambil bangkit dan menarik tanganku.
"Oke..", jawabku sambil meremas pantatnya.
Segera kuikuti Kokom ke kamarnya sambil sesekali memegang dan meremas pantatnya. Di dalam kamar. Kokom tanpa segan lagi langsung melepas semua pakaiannya hingga dengan jelas aku bisa menyaksikan betapa seksinya tubuh dia. Aku suka buah dadanya yang cukup besar dengan puting susu kecil berwarna agak coklat. Apalagi ketika melihat memeknya yang dihiasi bulu yang tak terlalu banyak tapi rapi. Mas Roy aku sangat menunggu saat saat seperti ini dari dulu ,setia mas roy main kesini aku selalu menghayan bias bercinta dengan dengan mas roy,…makannya ketika berhubungan dengan suamiku pun kadang wajah mas roy yang selalu jadi imajinasiku.
"Ayo dong lekas buka pakaiannya..", kata Kokom ketika melihatku belum membuka pakaian.
"Tubuh Ibu sangat bagus..", kataku tersenyum sambil membuka pakaianku.
"Apa yang mas Roy suka?", tanya Kokom sambil menghampiri dan membantu membuka pakaianku.
"Saya suka ini..", kataku sambil meremas buah dadanya lalu meraba memeknya.
"Ihh, nakal..!!", katanya sambil memegang dan mengelus kontolku yang sudah mulai tegang. Kurengkuh belakang kepalanya lalu segera kulumat bibirnya, Kokom pun segera membalas lumatanku sembari tangannya makin keras meremas kontolku.
"Uhh..", desah Kokom ketika tanganku meremas buah dadanya dan sesekali memainkan puting susunya.
Sambil berdiri kami berciuman dan saling raba apa pun yang mau diraba, saling remas apapun yang mau diremas. Sampai beberapa saat kemudian, kudorong dan kurebahkan tubuh mulus telanjang Kokom ke atas ranjang.
"Oww.. Pak Roy! Enakkhh..", desah Kokom keras ketika bibirku menyusuri belahan memeknya sementara tanganku memegang dan meremas buah dadanya.
"Ohh.. Ohh..", jerit Kokom sambil menggelinjang ketika lidahku menjilati kelentit dan lubang memeknya bergantian.
Tubuh Kokom makin bergetar dan melengkung ketika sambil kujilat kelentitnya, kumasukkan jariku ke lubang memeknya. Terasa di jariku jepitan-jepitan pelan lubang memeknya ketika jariku kukeluarmasukkan perlahan.
"Oohh..", jerit Kokom makin keras serta dengan keras menjambak kepalaku dan mendesakkan ke memeknya.
"Aku mau keluarrhh, Royyhh..", jerit  Kokom sambil menggerakan dan mendesakkan memknya ke mulutku.
"Oohh!! Nikmaatthh..!!", jerit Kokom ketika mendapatkan orgasme, lalu tubuhnya melemah. Aku bangkit lalu kutindih tubuhnya.
"Bagaimana rasanya, Bu?", tanyaku sambil mengecup bibirnya. Kokom tidak menjawab pertanyaanku, tapi membalas kecupanku dengan lumatan ganas walau mulutku masih basah oleh cairan memeknya sendiri.
"Gantian, Pak..", kata Kokom sambil tersenyum lalu bangkit.
"Mm.. Enak, Bu..", kataku ketika kontolku dikocoknya sambil sesekali Kokom menjilat kepala kontolku.
"Uhh..", desahku ketika terasa mulut dan lidah Kokom dengan hangat melumat dan menghisap kontolku.
Jilatan dan hisapan Kokom sangat terasa nikmat. Sangat lihay sepertinya Kokom dalam hal ini. Apalagi ketika lidah Kokom dengan tanpa ragu menjilat lubang anusku berkali-kali sembari tangannya tak henti mengocok kontol. Apalagi ketika ujung jarinya dimasukkan ke lubang anusku, lalu mulutnya tak henti menjilat dan menghisap kontolku.
"komm.. Enakk bangett..", kataku sambil terpejam lalu memegang kepalanya. Kemudian kugerakkan kontolku keluar masuk mulutnya.
"Uhh.. Enak sekali, Nov..", kataku sambil meremas rambut Novianti.
"Sudah deh.. Naik sini!", pintaku. Kokom menurut.
Setelah menghentikan hisapannya, dia segera bangkit lalu segera naik ke atas tubuhku. Kemudian dengan satu tangan dipegang kontolku lalu diarahkannya ke lubang memeknya. Bless.. Tak lama memeknya sudah mulai digerakkan ketika kontolku sudah masuk.
"Sudah lama saya memimpikan bisa bersetubuh dengan Pak Roy..", kata Kokom sambil tetap menggerakan pinggulnya turun naik di atas kontolku.
"Memangnya kenapa, Bu.. Mhh..", kataku sambil meremas kedua buah dadanya yang bergoyang seiring gerakan tubuh Novianti yang bergerak turun naik dengan cepat.
"Mmhh.. Karena.. Mmhh.. Karena sejak pertama kita bertemu, saya sudah suka dengan Pak Roy. Saya tertarik pada Pak Roy.. Mmhh..", kata Kokom sambil mengecup bibirku. Aku tersenyum lalu membalas kecupannya sambil meremas pantatnya.
"Ohh, mas Roy.. Enak sekali rasanya..", bisik Kokom sambil mempercepat gerakannya.
"Ohh.. Sayaanngg.. Ohh..", jerit Kokom sambil tubuhnya bergerak makin cepat seperti meronta. Sampai akhirnya, serr! Serr! Serr! Kokom mencapai orgasme.
"Ohh..", jerit Kokom sambil mendekap erat tubuhku sambil mendesakkan memeknya ke kontolku. Tubuhnya bergetar dan meronta merasakan nikmat yang amat sangat.
"Ohh.. Pak Royy.. Enak sekali..", bisik Kokom sambil mengecup bibirku. Aku tersenyum sambil membalas kecupannya.
"Mau posisi apa, sayang?", tanya Kokom sambil tetap berada di atas tubuhku.
"Posisi kesukaan Kokom apa?", aku balik bertanya.
"Doggy style.. Mau?", tanya Kokom sambil tersenyum lalu mengecup bibirku.
"Whatever you want..", jawabku.
Kokom bangkit lalu mulai nungging di pinggir ranjang. Tampak jelas memeknya merekah merangsang.. Segera kuarahkan kontolku ke lubang memeknya, lalu bless.. Bless.. Aku mulai memompa kontolku dalam-dalam di memeknya. Rasanya sangat nyaman dan nikmat.
"Ohh.. Enak banget memekmu..", kataku sambil meremas pantat Kokom.
"Mmhh.. Kapanpun Pak Roy mau, akan saya berikan.. Mmhh..", kata Kokom sambil menoleh ke arahku, sementara pantatnya digoyang dan diputar mengimbangi pompaan kontolku.
"Remasshh.. Remass buah dada saya, Pak Royy..", desah Kokom sambil meremas buah dadanya sendiri.
Aku pun segera menuruti kemauannya. Sambil memompa kontol, tanganku segera memegang, meremas buah dada dan memainkan puting susu Kokom bergantian.
"Ohh.. Ohh.. Nikmaatthh..", jerit lirih Kokom sambil memegang tanganku yang sedang meremas-remas buah dadanya.
"Ohh.. Enak sekali, sayang..", kataku sambil mempercepat gerakan kontolku karena sudah mulai terasa ada sesuatu yang ingin keluar seiring rasa nikmat yang aku rasakan.
"Keluarkan saja di dalam memekku, sayang..", kata Kokom sambil mempercepat goyangan pantatnya.
Kupercepat kontolku keluar masuk memeknya sambil meremas buah dadanya, lalu tak lama kemudian kudesakkan kontolku ndalam-dalam ke memeknya.. Croott! Croott! Croott! Air maniku menyembur sangat banyak di dalam memeknya seiring rasa nikmat dan nyaman kurasakan. Aku terus desakkan kontolku dalam-dalam ke memeknya sampai kurasakan air maniku habis keluar. Dan akhirnya aku merebahkan diri di samping tubuh molek Kokom.
"Pak Roy hebat.. Saya puas..", kata Kokom sambil meraba kontolku yang mulai lemas.
"Ibu juga hebat, memeknya sangat nikmat..", kataku balas memuji.
"Kapan pun Pak Roy mau, saya akan selalu penuhi keinginannya..", kata Kokom sambil tersenyum lalu mengecup bibirku.
"Kapan pun Ibu perlu saya, just make a call..", kataku sambil membalas kecupannya.
"Saya mau mandi dulu, Pak Roy.. Mau ikut?", tanya Kokom manja sambil bangkit dan turun dari ranjang.
"Mandi bareng wanita cantik siapa yang mau nolak?", kataku sambil bangkit pula.
"Ihh! Genit!", katanya sambil mencubit tanganku.
"Kalau sudah kena air dingin, bisa ada ronde kedua dong..", bisik Kokom sambil memeluk tubuh telanjangku.
"Siapa takut..", jawabku sambil mengecup bibir ranumnya.
Kokom, saya sayang kamu..
E N D